#2 BEGIN
Love you my brother, I’ve got brothers
I discovered emotions, I became me
So I’m me
Now I’m meYou make me begin
.
."Panggil aku hyung. "
"Hyung,.. "
Senyum Taehyung merekah. Ada rasa tersalur melalui tatapan tulus dari seorang Kim Taehyung. Dan Jungkook merasakannya. Rasa dimana dia telah aman. Tidak lagi merasa kesakitan. Akhirnya dia menemukan satu malaikat yang dia jadikan tempat singgah terbaik.
.
.Kehidupan itu seperti buku; Beberapa bab sedih, beberapa bab bahagia, dan juga beberapa bab menarik. Tapi jika kau tidak pernah membalikkan halamannya, kau tidak akan pernah tahu bab apa yang yang tersimpan di dalamnya.
Ketika kau berani membuka lembaran itu. Dan menemukan kesedihan di dalamnya. Terimalah itu sebagai sebuah nasib. Karena nasib tidak selalu berkaitan dengan takdir yang tidak bisa berubah dan sudah di tentukan kehendaknya oleh Sang Maha Kuasa. Nasib itu bisa kau ubah. Tentu semua itu tidak di dapat secara instan. Kata kunci yang tepat adalah berusaha.
"Sekali lagi. Kim. Jung. Kook."
"Kim Jungkook"
Tetapi Jungkook anggap semua nasib yang masuk kedalam hidupnya adalah sebuah kebetulan. Kebetulan yang bahkan dia sendiri tidak menyadarinya. Hadirnya Kim Taehyung bagaikan sebuah keajaiban. Dia tidak perlu mencarinya. Tidak perlu menunggunya datang. Yang ada dalam benaknya; Kim Taehyung adalah penisilin birunya, penyelamatnya, malaikatnya, dan dunianya. Karena Kim Taehyung merupakan Serendipity kehidupannya.
"Sekarang namaku. Kim. Tae. Hyung."
"Kim Taehyung"
"Anak pintar!"
Taehyung menghambur memeluk Jungkook dengan gemas. Membenturkan lembut kepalanya dengan kepala Jungkook. Betapa senangnya mendengar Jungkook yang mulai bisa berbicara walaupun terbata-bata. Sudah satu minggu lamanya; mengajari Jungkook berbicara, menemani Jungkook melakukan fisioterapi. Karena Jungkook sedikit kesulitan untuk berjalan semenjak bangun dari koma.
Berbeda dengan anak lainnya yang menikmati masa liburan Natal dengan bernostalgia ataupun mengikuti pesta Karol. Taehyung hanya menghabiskan waktu liburannya di rumah sakit. Menemani Jungkook kemanapun. Tapi tidak lupa juga, dia merayakan Natal di ruangan tempat Jungkook di rawat. Pohon Natal berdiri kokoh disana. Lengkap dengan hiasannya.
"Hyung?"
"Ng,?" Taehyung harus melepas pelukannya ketika Jungkook mulai memanggilnya. Menatap mata bulat itu lagi.
"Bo, bolehkah aku bertanya?"
"Boleh. Tapi kau harus menciumku terlebih dahulu, ng?" Taehyung menunjuk pipinya lalu melirik Jungkook yang menambah bulatan matanya. Gemas sekali.
"Wae? Sirheo? " Taehyung menggoda Jungkook lagi.
Jungkook sedikit mundur ketika wajah Taehyung hanya beberapa senti di hadapannya. Sudah menjadi kebiasaan Taehyung. Satu pertanyaan, satu ciuman di pipi. Bahkan Taehyung tidak segan mencium pipinya setiap datang menjenguk. Memeluknya. Merangkulnya gemas seakan Jungkook adalah barang antik yang sangat berharga. Jungkook masih kecil. Tapi ketampanan Taehyung memang membuatnya kagum. Mau tidak mau dia hanya pasrah menerima perlakuan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIGGERED (TAEKOOK)
FanfictionJungkook sudah mengubur masa lalunya, tapi, darah memang lebih kental daripada air. Sampai mati pun dia tidak bisa mengubah identitasnya, bahwa dia adalah seorang putra Mafia. Kepribadian ganda yang dimiliki Jungkook membuatnya harus memilih; Mengab...