"Hajime-nii kau mau kemana?"tanya seorang gadis mungil bersurai pirang yang sedang menyiram bunga di halaman rumah.
"mau ke rumah sakit"jawabnya
"kau sakit ya?!"ucap sang gadis kaget
"tidak aku akan menjenguk Oikawa"
Yachi terkejut, bagaimana bisa Oikawa berada di rumah sakit, sungguh ia tak tau.
"HA!!! YANG BENAR SAJA?!!!! "
"iya dia sudah dirumah sakit 7 hari yang lalu"jawab Iwaizumi
"souka,,,ucapkan salamku padanya ya"ucap Yachi
Iwaizumi mengangguk dan berjalan keluar dari pekarangan rumahnya, ia menatap bunga dandelion yang ada digenggamannya.
Setiap bunga yang ia bawa menyiratkan perasaannya, seperti saat ini.
Hari ini ia sedang sedih dan mencoba untuk kuat mengingat percakapannya 2 hari yang lalu bersama Gojo, dokter Oikawa.
Flashback
"Iwaizumi-kun kau tau kan kanker Oikawa-san sudah menginjak stadium akhir?"ucap Gojo
"ha'i"jawab Iwaizumi dengan nada serius
"waktunya hanya tersisa kira kira akhir musim dingin sampai kami menemukan pendonor untuknya"
Iwaizumi hanya menunduk, berusaha menahan agar air matanya tidak mengalir begitu saja.
"itu saja yang ingin aku katakan"
"baiklah aku akan menjadi pendonor untuknya"ucap Iwaizumi lantang
"tapi resikonya sangat tinggi Iwaizumi-kun bahkan taruhannya juga bisa nyawa"ucap Gojo khawatir
"saya tidak peduli"
"kau harus meminta izin Oikawa-san beserta keluargamu dengan begitu aku baru menerima donormu"
"baiklah....."ucapnya pasrah
Ia berdiri dan berjalan melewati lorong menuju kamar Oikawa.
Ia melihat Oikawa yang sedang memandangi pemandangan luar melalui jendela dengan syal merah yang berada ditangannya.
Syal itu, syal yang Iwaizumi berikan disaat Oikawa berulang tahun.
Berjalan pelan menuju ranjang Oikawa dan duduk dikursi samping ranjangnya.
"eh? Iwa-chan kau sudah kembali, apa yang dikatakan oleh Gojo-san?"
Iwaizumi menggenggam tangan Oikawa dan menatap manik hazel yang semakin hari semakin meredup kilaunya.
"aku akan menjadi pendonor untukmu Oikawa bagaimana menurutmu?"ucapnya sembari tersenyum
Mata Oikawa terbelalak mendengar kalimat yang keluar dari mulut Iwaizumi, ia senang dan takut, senang karena ia akan sembuh dan takut jika Iwaizumi akan pergi mengingat resiko donor tulang sumsun.
"tidak jangan Iwa-chan tidak kita akan menemukan pendonor selain kau aku mohon jangan kau aku tidak ingin kau pergi aku mohon!!!!!!!"
"aku tidak ingin kau mati Oikawa biarkan saja jika aku mati yang terpenting kau hidup dan bahagia tanpa penyakit!!!!!"
Kedua kalinya Oikawa kaget dengan ucapan Iwaizumi.
Ia menangkup pipi Iwaizumi dan mengusapnya lembut.
"aku mohon jangan Iwa-chan, aku tak ingin kehilanganmu, kau tau aku mencintaimu dan aku tak ingin orang yang kucintai pergi demi diriku, aku akan merasa bersalah dengan itu"ia menjeda kalimatnya
"Iwa-chan kuat dan aku lemah, jikalau Iwa-chan yang pergi aku akan nekat menyusulmu agar bisa bertemu denganmu, biarkan aku mati karena ini sudah takdir, aku tau waktuku hanya akan akhir musim dingin"lanjutnya yang sukses membuat air mata Iwaizumi mengalir deras.
Oikawa mengusap air mata yang mengalir dipipi Iwaizumi dan tersenyum tulus.
Grep
"baka!jika kau mencintaiku kenapa kau tak menerimaku saat itu"ucap Iwaizumi sembari terisak di pundak Oikawa yang tentu dibalas usapan lembut dipunggung Iwaizumi.
"aku hanya ingin Iwa-chan menjauh dariku agar kau tak tenggelam lebih dalam"
"baka!!! "
"gomenne Iwa-chan gomen gomen"
"aku ingin kau menjadi kekasihku Tooru, aku akan menyesal tidak ada disisimu disaat saat terakhir jadi biarkan aku menjadi kekasihmu"ucap Iwaizumi
"aku mau Iwa-chan, tapi kau harus berjanji kau ada disampingku disaat aku tak ada oke!"Iwaizumi hanya mengangguk dan kembali memeluk sang surai coklat dengan senja menjadi saksi pernyataan cinta mereka.
Flashback off
"huuuuft"ia menghela nafas panjang dan kembali berjalan mengetahui awan hitam mulai menutupi sang surya.
Langkah kakinya berhenti disaat ia sampai didepan kamar milik kekasihnya, mengumpulkan keberanian untuk membuka pintu.
Cklek
"Yahoo Iwa-chan kau membawa bunga apa hari ini"
"aku membawa bunga dandelion hari ini kau suka kan"balasnya sembari menaruh bunga tadi ke vas
"ahahaha tentu saja aku suka"ucap OikawaSetelah menaruh bunga tersebut, Iwaizumi berjalan menuju kursi samping ranjang Oikawa, tempat favoritnya saat ini.
"Iwa-chan kau akan menepati janji senja kita kan? "tanya Oikawa dengan tatapan sendu
"tentu saja........."
"Iwa-chan aku rindu Kaa-san dan Tou-san, aku ingin bertemu mereka"ucap Oikawa yang sudah berkaca kaca
"hei,,,,,ada aku disini kau tidak sendiri"
Iwaizumi menggenggam tangan Oikawa serta mengusap Surai coklatnya pelan disertai senyum yang sangat tulus membuat Oikawa ingin menangis.
Grep
"Tenangkan dirimu okey?"ucap Iwaizumi sembari mengelus pelan punggung rapuh Oikawa.
"hiks Iwa-chan"
Oikawa semakin mengeratkan pelukannya dan terisak didada hangat milik Iwaizumi.
Iwaizumi hanya bisa balas memeluk dan sesekali mengelus surai coklat milik Oikawa dan sesekali menciumnya.
"bertahanlah lebih lama Oikawa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tōru Ikanaide
Romance"IWA-CHAAAAAN" sosok yang suka berteriak kini telah pergi dan tak akan kembali lagi "leukimia sialan" ⚠warning!⚠ • BxB • chara milik haruichi furudate • angst • IwaOi • DI VOTE ANJ!!!!