"15"

272 30 14
                                    

Iwaizumi pov

Dadaku sakit bagai ditusuk seribu panah, melihat sahabat kecilku terbaring lemah diatas ranjang dengan alat alat yang membantu hidupnya agar bertahan lebih lama.

Aku meremat rambutku tak peduli dengan rasa sakit akibat rematanku, ini tidak sesakit apa yang Oikawa rasakan.

Tanpa sadar air mataku mengalir begitu saja dan terduduk lemas diambang pintu.

Aku mendengar ada seseorang yang berjalan kearahku.

Aku merasakan pelukan hangat darinya, dan dia adalah suster yang ikut serta menangani Oikawa.
Ku balas pelukannya dan menangis disana.

Iwaizumi pov

"Iwaizumi-kun mau lihat keadaan Oikawa-san? " tanya Gojo

"ha'i"

Iwaizumi berdiri dan mengusap kasar air matanya, berjalan menuju ranjang Oikawa, melihat keadaannya yang sangat jauh berbeda dari beberapa hari yang lalu.

Kulit yang pucat disertai badan yang kurus kini ditempeli selang selang yang ia tak tau namanya.

Alat pembantu pernafasan juga terpasang diantara hidung dan mulutnya.

Ia tertidur dengan damai seakan akan tak akan ada yang menganggunya.

Iwaizumi mengusap lembut pipi Oikawa yang tirus dan tersenyum menatapnya.

"Iwaizumi-kun saya izin keluar ada pasien lain yang harus saya tangani"ucap Gojo sopan

"ha'i Gojo-san"

Kini hanya ada keheningan, hanya ada suara pendeteksi detak jantung milik Oikawa, ia senantiasa menatap wajah tampan dan cantik itu dalam diam.

Senantiasa menunggunya bangun dari tidurnya, memberikan senyum tulus dan memeluknya hangat.

Itu yang dia inginkan.

15 menit berlalu dan Iwaizumi juga masih diam menatap Oikawa dengan sesekali melihat kearah luar jendela.

"Iwaizumi-san anda dipanggil keruangan Gojo-san"ucap seorang suster

"baiklah aku akan kesana"

Iwaizumi berjalan mengikuti suster yang ada didepannya, setelah sampai ia duduk didepan Gojo dan menatapnya serius.

"Gojo-san apa yang menyebabkan Oikawa kejang dan bukankah Leukimia nya masih stadium 1"tanya Iwaizumi

"he? Leukimianya sudah mencapai stadium akhir, kondisinya semakin hari semakin drop, dan aku belum menemukan pendonor tulang sumsum untuknya"

Iwaizumi terkejut dengan ucapan Gojo, seingatnya leukimia Oikawa masih stadium 1 dan itu masih jinak bukan.

"d-dan yang menyebabkan ia kejang apa?!"ucap Iwaizumi yang reflek menggebrak meja milik Gojo

"orang tuanya......"

"hah?!"

"Orang Tuanya dikabarkan meninggal baru tadi dan dia shock hingga kejang"

Iwaizumi terduduk kembali dan menundukkan kepalanya, menatap lantai.

Ia tak percaya, Ibu Oikawa yang sudah ia anggal sebagai Ibunya sendiri kini telah pergi dan pasti Oikawa sangat terpukul dengan kabar itu.

"j-jadi......?"

"jadi Oikawa-san harus dirawat permanen disini jika tidak nyawa taruhannya"ucap Gojo

"baiklah saya akan membiayai pengobatannya"

Iwaizumi berdiri membungkuk sebentar dan berlalu meninggalkan ruangan itu dan pergi menuju ruangan Oikawa.

"eungh"

Perlahan mata Oikawa terbuka dan membuat Iwaizumi kaget.

"o-Oikawa!!"

Ia langsung menerjang Oikawa dan berhasil membuat Oikawa kaget.

"I-Iwa-chan......"

"aku merindukanmu bodoh jangan menghilang begitu saja hiks"

Oikawa tersenyum dan membalas pelukan Iwaizumi, mengusap punggung Iwaizumi dengan lembut berusaha untuk membuatnya tenang.

"maaf Iwa-chan dan aku tak akan meninggalkanmu lagi jadi temani aku sampai akhir okey"ucap Oikawa

"itu pasti....."ucap Iwaizumi bangkit dan duduk dikursi samping ranjang Oikawa

"Iwa-chan sekarang aku sendirian ya........."

"orang tuaku telah tiada dan penyakitku sudah stadium akhir hiks tuhan tidak adil"ucapnya seraya meneteskan air mata

"sst sudah ada aku disini" ucap Iwaizumi seraya menghapus air mata Oikawa

"kau lapar kan?"tanya Iwaizumi

"i-iya"

"aku akan ke supermarket dulu kau ingin apa lagi?"

"Iwa-chan bawakan aku bunga lily putih dong"pinta Oikawa

"baiklah akan ku bawakan"

"hati hati Iwa-chan"

Ia hanya membalasnya dengan senyuman

Tōru IkanaideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang