"Ssshh... Sakit, Bang."
"Tahan bentar, oke?"
Pandangannya dialihkan kearah lain. Sengaja, dia nggak bisa lihat kalau antiseptik mengerikan itu menyentuh tangannya yang penuh luka sampai berakhir membuat sakit seluruh syaraf dan tubuhnya seakan mati rasa.
Bibir bawahnya berahasil digigit buat meredakan teriakan yang bisa saja terjadi saat cairan diatas kapas itu menyentuh goresan lukanya. Hatinya menjerit tragis, merasakan sakit yang teramat perih hingga air matanya mengalir diatas pipi.
Saat darah sudah mulai bersih, barulah betadine dibubuhkan disana yang lagi-lagi mengundang ringisan dari siempunya tangan.
"Lain kali, omongan Papa, jangan didengar, ya?"
"Papa itu orang tua kita, nggak mungkin Kakak nggak mendengarnya."
"Tapi semua yang keluar dari mulut Papa itu cuma bisa buat Kakak punya luka."
"Nggak papa, Kakak tetap bahagia."
Bulshit.
"Adek?! Mau kemana?!"
Saat suara itu terdengar, kedua insan yang berada didalam kamar langsung saling pandang, sebelum akhirnya menatap ke arah pintu yang tertutup dengan rasa gugup dan jantung yang berdegup.
"A-adek, Bang. Ada adek di luar."
Yang dipanggil Abang hanya menggelengkan kepalanya, fokusnya kembali beralih pada luka sang adik buat dia obati. "Ada Mas, kamu nggak perlu khawatir."
Bagaimana mungkin? Dia nggak mau adiknya tahu tentang hal ini, dan cowok didepannya menyuruhnya buat nggak khawatir? Mustahil, bahkan, rasa perih yang tadi sempat dirasakan, menghilang begitu saja, digantikan perasaan cemas dalam dadanya.
"Adek mau ketemu kakak, Mas!"
"Kenapa lagi anak itu? Bikin ulah?!"
"Abang, Papa pulang..."
"Apa nggak bisa kalau sekali aja nggak buat masalah?! Baru tadi pagi Papa -
- Tutup telingnya, Kak."
Yang disuruh hanya menurut, membuat senyuman tipis si sulung terukir sampai lesung pipinya tercipta. Kotak P3Knya dibereskan, serta memberi tepukan pada paha adiknya dengan pelan. "Udah selesai. Kakak istirahat aja, Adek sama Papa, biar Abang sama Mas yang urus."
Sesuai ucapannya, cowok itu berdiri, membuka pintu kamar dengan pelan dan menutupnya perlahan, meninggalkan sang adik yang hanya bisa menatap kepergian kakaknya dengan tetesan air mata yang mulai berjatuhan mengaliri pipinya. "Maaf kalau Kakak menyusahkan, Abang, Mas. Maaf kalau Kakak selalu buat Papa kecewa sama marah, dan maaf kalau Kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu, Adek..."
***
GALAKSI - NCT LOKAL!AU;
JUNG JAEHYUN AS ANGKASA ANDREAN GALAKSI - ABANG
DONG SICHENG AS CAKRAWALA ABIMANYU GALAKSI - MAS
HUANG RENJUN AS SANDYAKALA ANTARIKSA GALAKSI - KAKAK
NA JAEMIN AS SENJA BINTANG GALAKSI - ADEK
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi✓
Teen Fiction"Perihal datang dan pergi, itu udah biasa terjadi. Tapi, khusus buat Abang, Mas sama Adek, tolong jangan pergi, karena Kakak cuma punya kalian sebagai pelipur hati," - Sandyakala. "Kenapa kita harus pergi disaat semesta juga tahu kalau Galaksi bersa...