BAB 9 - Pengakuan

169 163 87
                                    

“ Move on itu mengikhlaskan bukan melupakan “

🌼🌼🌼

“Gila bagus banget,“ masih di dalam mobil saja Shena sudah berdecak kagum dengan desain luar cafe yang baru beberapa hari lalu buka. Biyan yang melihatnya pun ikut senang karena sebelum ia mengutarakan perasaannya, setidaknya Shena tidak kecewa ke tempat ini. Karena saat di jalan tadi Shena meminta Biyan untuk mencarikan tempatnya.

“Yuk turun,“ ajak Biyan membuat Shena menoleh dan ikut turun. Di rooftop pun, Shena kembali berdecak kagum, dari atas sini dapat melihat keindahan kota Yogyakarta saat malam hari. Lampu di café ini pun didesain semodern mungkin. Untuk anak muda, cafe ini cocok untuk dijadikan spot foto.

“Suka?“ tanya Biyan.

“Banget!“ seru Shena tanpa mengalihkan pandangannya ke bawah. Biyan berdecak kesal karena Shena lebih memilih melihat view bawah daripada dirinya. Untungnya makanan yang di pesan sudah
datang, mereka akhirnya makan dengan tenang.

“Shen,“ panggil Biyan yang sudah selesai makan.

“Iya?“ Shena menoleh ke Biyan namun dengan perasaan gugup karena ditatap oleh Biyan sedalam ini.

“Gue pengen ngomong.“

“Ngomong apa?“ Biyan memegang tangan Shena dengan rasa gugup namun berusaha ditutupinya dengan senyuman.

“Gue tau kalau ini waktunya terlalu cepat. Tapi semua nggak bisa direncanakan, Shen. Gue mulai suka
sama lo, bukan lagi suka tapi ini bisa dibilang rasa cinta. Nggak tau rasa ini datangnya kapan, yang gue tau rasa
cinta ini semakin hari semakin bertambah. Dan maaf kalo buat lo kaget dengan ungkapan gue ini dan
ditambah lo yang belum sepenuhnya move on dari Argan. Tapi bukankah kita diajarkan untuk mengikhlaskan bukan melupakan?“ ungkap Biyan yang masih setia menatap Shena, Shena yang mendengar penjelasan Biyan terkejut karena Shena tidak menyangka jika Biyan selama ini menyimpan perasaan padanya.

Apalagi tamparan keras Biyan yang menyindir Shena.Shena kira Biyan baik selama ini karena mereka sudah berteman dari MOS SMA, ternyata tidak.

“Jadi Shena, will you be my lover?“ sebelumnya Shena masih terkejut dengan pengakuan Biyan, namun
sekarang ia hampir pingsan saat Biyan mengajaknya pacaran.

“Emm…” Shena tampak berpikir, ia seperti itu untuk mengurangi rasa gugupnya.

“Gimana, Shen? Gue emang nggak romantis kayak cowok lain, harus ngasih bunga ataupun coklat. Tapi perasaan gue ini serius Shen, gue nggak bohong,“ Biyan berusaha meyakinkan Shena, Shena membuang muka yang tadinya view disini sangat indah mendadak biasa saja menurut Shena.

“Gue nggak bisa jawab sekarang, Yan. Gue butuh waktu, lo juga tahu kan kalo gue baru beberapa bulan
putus sama Argan? Jadi beri gue waktu dulu buat ngeyakinin ini semua,“ terang Shena. Biyan hanya
mengangguk lemas, usahanya harus digantung.

“Gue kasih waktu dua hari buat lo ngasih jawaban ini.“

Setelahnya mereka pulang karena sudah malam. Sepanjang jalan Shena hanya melihat jalanan yang mulai
lengang begitupun dengan Biyan yang fokus menyetir. Shena masih tidak percaya dengan apa yang
diungkapkan Biyan. Memang, Shena sudah nyaman dengan Biyan namun perasaan itu tidak lebih dari seorang teman.

“Shen, udah nyampek,“ Shena yang melamun pun berdehem pelan menetralkan suasana.

“ Makasih ya, kamu hati-hati!“ Shena tersenyum manis dan langsung masuk ke rumah. Biyan yang
melihat Shena salah tingkah pun menggelengkan kepalanya.

O'SHEAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang