BAB 8 - Kencan

171 168 97
                                    

" Bukan penasaran, lebih ke perjuangan "

🌼🌼🌼

Sudah tiga hari berlalu acara sekolah selesai dilaksanakan. Semua berjalan sesuai rencana dan sesuai target sponsor. Kegiatan belajar mengajar pun sudah dimulai normal seperti biasa. Shena bersyukur karena tugasnya selesai, ia harus menyusul beberapa pelajaran yang tertinggal karena dispensasi. Begitupun Biyan, ia juga merasa sedikit bebas karena tugasnya sudah selesai.

🌼🌼🌼


Istirahat kali ini Biyan bisa berkumpul dengan kedua sahabatnya, Jordan dan Gerald. Mereka berdua masih membahas soal hubungan Biyan dan Shena yang
beberapa hari lalu sempat menjadi trending topik di lambe turah. Biyan juga tidak membantah apapun yang
dibilang di lambe turah, itu hak mereka berpendapat.

"Yan, lo nggak emosi apa jadi trending topik di lambe turah?" tanya Gerald sambil mencomot siomay milik Jordan.

"Heh tai kuda, itu punya gue kalo
lo mau ya beli dong!" sungut Jordan. Namun Gerald tidak menanggapi dan lebih memilih fokus ke Biyan.

"Biarin mereka berasumsi semau mereka, yang penting faktanya nggak gitu. Gue sebenernya udah mau
serius sama Shena tapi gue masih takut buat ngungkapin gue takut ditolak duluan," jelas Biyan yang menoleh ke segala arah membayangkan ditolak duluan oleh Shena dan merusak pertemanannya.

"Lo belum pernah nyoba bang Biyan, kok udah nyerah duluan?" ucap Jordan dengan gemas melihat
Biyan yang bodoh dalam percintaan.

"Lo ajak Shena ke tempat romantis biar dia bisa luluh sama lo," saran Gerald yang membuat Biyan berpikir.

Ada benarnya juga ucapan Gerald dan Jordan ia harus berusaha dan mencoba siapa tahu berhasil.

"Oke, gue akan coba," tegas Biyan membuat kedua sahabatnya sumringah. Mereka melanjutkan
ngegame hingga bel masuk berbunyi.

Diam - diam Biyan saat di kelas mencoba searching di google bagaimana membuat cewek yang di
suka luluh. Ada banyak sekali pilihan membuat Biyan pusing sendiri. Ia tidak pernah mengajak cewek kencan ataupun sekedar makan karena Biyan belum pernah berpacaran, maklum saja soal percintaan ia sangat bodoh.

🌼🌼🌼


Saat menscroll beberapa kegiatan, akhirnya Biyan tertarik dengan konten ngedate. Ia mempunyai
gambaran jika akan ngedate dengan Shena. Ya, di rooftop cafe yang baru buka beberapa hari yang lalu. Namun, apakah Shena mau? Apa salahnya mencoba?

Bel pulang sekolah berbunyi, para siswa berhamburan keluar untuk pulang begitupun Shena yang
menunggu di parkiran. Hari ini ia akan meminta Biyan untuk mengantarkan ke kedai es krim karena ia sangat ingin sekali makan es krim ditambah cuaca yang sangat
panas.

"Udah lama nunggunya?" tanya Biyan yang baru sampai parkiran.

"Belum, gue juga baru nyampek kok." ucap Shena menampakkan senyum manisnya.

"Lo kenapa senyum-senyum gitu, nggak jelas."

" Biyan, gue mau es krim, " melas Shena sambil menampakkan puppy eyesnya membuat siapapun akan
merass kasihan namun berbeda dengan Biyan yang membuat Biyan makin jatuh cinta.

"Terus?" Biyan masih pura-pura tidak paham.

"Ya anterin dong!" ucap Shena dengan kesal.

"Iya gue anterin, mari tuan putri." balas Biyan sambil mengacak rambut Shena dengan gemas.

Sampai di kedai, Shena memilih duduk di bangku belakang sedangkan Biyan yang pesan. Biyan sudah
hafal dengan kesukaan Shena yaitu vanilla sedangkan Biyan memilih coklat. Sembari menunggu pesanan
datang, Biyan dan Shena mengobrol.

"Shen, lo nanti malem free nggak?" tanya Biyan

"Kalo iya kenapa kalo enggak kenapa?" tanya Shena dengan jail.

"Ck, tinggal jawab aja susah amat." sebal Biyan. Padahal ia tadi berusaha tenang bertanya pada Shena.

"Free sih besok kan minggu jadi libur. Emang kenapa? "

"Keluar yuk, aku gabut nih." dalam hati Biyan berdoa semoga Shena mengiyakan ajakannya.

"Emang Gerald sama Jordan kemana? Biasanya kalian kumpul bertiga?" heran Shena.

"Mereka sibuk katanya, Gerald ke rumah saudaranya trus Jordan ke rumah neneknya," ucap Biyan
memelas membuat Shena merasa kasihan.

"Iya, gue mau."

"Oke jam tujuh gue jemput." pesanan mereka datang dan mulai memakannya.


🌼🌼🌼


Malam ini Biyan menggunakan outfit casual dipadukan jaket denim. Terlihat simpel namun elegan. Ia
sudah menyiapkan semuanya baik-baik. Perkara nanti diterima atau tidak itu urusan belakang yang penting bisa mengutarakan.

"Anak mama ganteng banget mau kemana? " tanya Risa saat Biyan menuruni tangga.

" Mau keluar ma sama temen."

" Temen apa temen?" Risa mengerling jail membuat Biyan menghela nafas jengah.

"Sama temen, Biyan pamit ma," Biyan langsung meninggalkan mamanya yang masih dilingkupi rasa penasaran.

Di rumahnya, Shena sudah siap dengan sweater dan celana jeansnya. Ia menunggu di teras rumahnya.
Entah kenapa malam ini ia menjadi gugup padahal Biyan hanya mengajak ia keluar. Akhir- akhir ini memang
Biyan selalu ada untuknya, namun Shena masih menyangkal bahwa ia nyaman dengan Biyan.

Bunyi mobil Biyan terdengar, Shena keluar dari gerbang. ia mengajak Biyan masuk dulu untuk pamit
dengan mamanya.

"Izin bunda dulu ya." Biyan mengangguk dan mengikuti Shena dari belakang. Tanpa mereka sadari
outfit yang mereka pakai sama. Menurut Biyan walaupun tampilan Shena biasa saja namun Shena
terlihat cantik ditambah senyum manisnya.

"Tante, saya sama Shena mau keluar," izin Biyan dengan ramah.

"Iya, kencannya pulangnya jangan malam-malam ya," ucap Ani sedikit tertawa membuat Shena dan Biyan
saling menatap heran.

"Doain ya tante, anakmu jadi pacarku," batin Biyan dengan pikiran konyolnya.

🌼🌼🌼

Halo cinta 🥰
Terimakasih sudah mampir😘

Pada penasaran nggak kira-kira Shena menerima pengakuan dari Biyan?

Yuk jangan lupa votment biar author makin semangat update😘

O'SHEAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang