05

1.6K 177 6
                                    

•HAPPY READING•

Hal-hal aneh dirumorkan kerap terjadi di Mansion Bonten oleh para pelayannya.

Bagaikan perangkap laba-laba, siapapun yang melamar kerja dirumah itu, seakan terjebak di dalamnya, dan hidup dalam keheningan.

Suara jeritan dan tembakan seolah telah menembus malam di tokyo, suara suara kesakitan yang berasal dari mansion kediaman markas Bonten

-----------------------------------------

Ia dan sanzu baru sampai di pagi hari karna selama perjalanan, sanzu selalu berhenti sangat lama hingga membuatnya mau tak mau terpaksa menunggu.

Namun rasa ngantuk (name) hilang saat sudah memasuki gerbang masuk mansion Bonten.
Dia disambut oleh para pelayan lainnya

Dia cukup kagum akan besar dan luasnya mansion ini,
Namun dia harus menjaga imejnya didepan para pelayan dan butler di depannya

Sudah sejak 20 menit (name) masuk gerbang tapi dia belum melihat penampakan mansion.

Saat dia menoleh kearah jendela mobilnya
Yang dilihatnya adalah taman yang luas beserta seorang pria yang duduk di bangku taman dengan pakaian berjas rapi sembari menghisap rokok.

------------------------

Mereka sudah sampai di depan pintu mansion.
Sanzu turun dari mobil dan diikuti (name) dibelakangnya.

"Ikuti aku"
Perintah sanzu kepada (name) dan diangguki oleh (name)

Ia sudah melangkahkan kakinya ke pintu masuk mansion ini,baru tiga langkah dia masuk, masih ada beberapa pelayan yang menyambutnya

Sanzu hanya meninggalkan mobilnya dan saat (name) menoleh kebelakang, dia melihat pria berjas hitam membawa mobil sanzu menuju bangunan samping mansion.

Dan saat (name) memasuki ruang tengah,iris merah tua bak berlian milikinya melihat beberapa koleksi lukisan dan vas yang tidak diragukan lagi semua isi dari mansion itu memang semuanya mahal.

Sanzu menaiki satu persatu anak tangga dan disusul oleh (name) yang setia mengikuti dibelakangnya.

----------------------------------------

Kini sanzu sudah berdiri di depan pintu dari sebuah ruangan.
Dia membuka pintu itu dengan cara kasar.

Beberapa penghuni di dalam ruangan pun menoleh kearah pintu untuk melihat siapa yang membuka pintu secara kasar.

"Hey aku datang, dan sudah membawa gadis ini,dimana kakucho?
Tanya sanzu pada orang-orang di dalam ruangan.

(name) hanya berdiri di samping sanzu dengan senyum tipis diwajahnya.

"Kau akan masuk atau sekedar mampir? Pendingin ruangan ini udaranya bisa keluar dari ruangan ini dan bisa menjadi panas nantinya, jadi tutup pintunya."
Ucap Koko pada sanzu sembari sibuk dengan tiga komputer dan dua handphonenya.

Dingin?? Dia aneh. jelas-jelas ruangan ini berisi tiga pendingin ruangan dan saat aku masuk ke mansion ini pun sudah banyak pendingin ruangan terpasang pada setiap sudut ruangan.
Gumannya dalam hati.

"Bajingan gila,disini sangat dingin kau tahu."
Ucap rindou sambil memainkan handphonenya

"Mungkin kepalamu tidak pernah dingin, jadi.. itulah sebabnya kau selalu merasa panas"
Komentar ran pada Koko dengan ekspresi berpikirnya yang sudah pasti untuk mengejek kokonoi.

"Hah? Aku seperti ini karna bekerja menghasilkan uang sialan"
Balas Koko pada ran sambil menekan keyboard komputernya dengan kasar.

Saat ran dan Koko masih beradu mulut. suara seseorang menghentikan perkelahian adu mulut Keduanya.

"Berhentilah beradu mulut dan mulailah bekerja."
Ucap kakucho yang membuat sanzu kaget dan menoleh ke belakangnya.

"Sial, kau memang masih tetap seperti hantu ya kakucho."
Komentar sanzu pada kakucho

Kakucho hanya mengabaikan komentar sanzu dan langsung masuk ke ruangan tersebut dan Duduk di sofa lebar.

Sedangkan dari awal saat kakucho berjalan menuju ke arah sanzu dan (name).
(Name) sudah lebih dulu mundur dari samping sanzu

"Eh dan Dimana gadis itu?"
Bingung sanzu dan menoleh ke samping kiri dan di balas senyuman oleh (name)

"Sepertinya kita akan mempunyai satu hantu lagi selain kakucho"
Ucap sanzu dan menatap wajah (name) dan mulai tertawa terbahak-bahak.

Dasar gila.
Umpatnya dalam hati.

"HEY! CEPATLAH MASUK!"
Teriak Koko pada sanzu dan (name).

Ia dan sanzu langsung masuk dan menutup pintu itu

Sanzu dengan santainya duduk di meja besar dan mulai menyalakan pemantik api dan mengarahkannya pada ujung rokoknya.
Sedangkan (name) masih berdiri di samping pintu

"Kau bisa duduk di sampingku amane (name)."
Perintah kakucho,(name) yang mendengar itupun langsung berjalan menuju sofa yang di duduki oleh kakucho

Wah~ dia sudah tau namaku, sepertinya mencari informasi seseorang baginya ialah sesuatu yang mudah.
Gumannya dalam hati.

"Jadi apa yang akan gadis itu lakukan?"
Tanya sanzu pada kakucho sembari menghisap rokoknya

"Kutebak dia akan menjadi asisten Bonten?"
Tebakan asal-asalan Ran pada kakucho

Tunggu sebentar.
Apa? Bonten???
Bukankah Bonten merupakan organisasi kriminal yang sangat berpengaruh di Jepang dan menguasai berbagai sektor bisnis gelap? Ya Tuhan.. kenapa aku baru sadar jika aku telah memasukkan perangkap laba-laba.
Guman (name) pada hatinya dan melirik ke samping kakucho.

"Kau benar ran,aku pun sudah meminta pendapat tentang gadis ini pada Mikey untuk menjadikan dia asisten kita."
Balas kakucho pada ran

"Kenapa kita harus repot-repot menjadikan dia asisten? Kita saja sudah cukup"
Komentar rindou pada kakucho.

"Tidak kah kau melihat Koko yang selalu terlihat kesusahan tanpa bantuan seseorang? ia cukup handal dalam berbisnis, sekaligus dia adalah murid terpintar di seluruh sekolahnya."
Balas kakucho pada rindou.

Yang satu ini aku setuju.
Gumannya dalam hati.

"Kemudian... dia juga bisa berguna jika kita asah lebih tajam"
Tambah kakucho pada perkataannya sembari melirik kearah (name).

"Yaa baiklah"
balas rindou mengaku kalah dan memutar bola matanya dengan malas.

"Aku jadi tak sabar menunggu bekerja bersama mu (name)♡."
Ucap ran sembari tersenyum menatap (name)

Persetan bekerja denganmu.
Umpatnya pada ran sambil membalas senyuman di wajahnya.

"Kau akan diantarkan oleh butler dibalik pintu itu untuk berkeliling mansion ini dan menunjukan kamarmu."
Ucap kakucho pada (name) sambil menunjuk kearah pintu

"Terima kasih tuan"
Balas (name) pada kakucho

"Kau juga tak perlu terlalu formal"
Tambah kakucho pada perkataannya.

"Baiklah"
Balasnya.

"Satu lagi (name),soal berbelanja kebutuhan mu nanti akan di urus oleh para pelayan,jadi tunggulah saja"
Ucap kakucho sambil membuka handphonenya.

"Baiklah kakucho-kun, apakah aku boleh memanggilmu begitu?"
Tanya (name) pada kakucho

"Tentu."
Balasnya singkat.

"(Name),kau juga bisa memanggilku dengan tambahan kun"
Ucap ran sembari tersenyum kearah (name).

"Baik"
Ucap lirih (name) dan mulai keluar dari ruangan.


-TO BE CONTINUED-

ɪᴜᴅɪᴄɪᴜᴍ [ʙᴏɴᴛᴇɴ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang