ᵗᵘʲᵘʰ ᵇᵉˡᵃˢ

198 35 5
                                    

Terhitung sudah tiga hari Dita tidak keluar sama sekali dari dalam apartemen Taeyong lambat laun rasa bosan mulai menghampirinya datang tanpa aba-aba

Dita : " bosen nih "

Keluh Dita sambil kembali memasukkan sedotan plastik guna menyedot jus buah yg ada didalam gelas berbentuk agak bulat

Ditengah lamunannya tiba-tiba terasa ada tangan seseorang yg menyentuh pundak Dita lantas Dita langsung melirik kearah orang tersebut betapa terkejutnya dia mengetahui orang yg ada didekatnya tidak lain adalah Mark

Dita : " M ... Mark "
Ucapan nya kini mulai terdengar agak terbata-bata

Mark : " kenapa kaget ya , btw enak ya pergi gk izin bareng pria lain dan dengan tempo yg lama "
Dita : " ngapain km kesini "
Mark : " aku mau jemput calon istri aku "
Dita : " Mark gw mohon ya tapi gw cuman mau meluruskan ini semua "
Mark : " ini semua sudah lurus Dita semuanya sudah jelas gk ada yg harus diungkap lagi "
Dita : " apa kamu punya bukti ? "
Mark : " tanpa bukti pun kita seharusnya sudah mengerti siapa pelakunya dan kalau memang mereka gk salah lalu kenapa mereka tidak mengelak "
Dita : " kenyataan itu bisa berbalik arah Mark bisa aja mereka memang terpaksa "
Mark : " aku gk peduli ya yg penting aku cinta kamu , you have to marry me "
Dita ; " before this it was clear I would not want to marry you "

Mendengar jawaban yg sangat tidak dia inginkan Mark pun perlahan menaikkan amarahnya wajah dan matanya memerah menahan amarah yg sedari tadi dibendungnya

Amarahnya sudah sampai dititik tertinggi sampai dia terpaksa menarik lengan mungil milik gadis itu dan mencengkeram erat

Dita : " MARK ... AWH SAKIT ... LEPAS "

Pria itu menarik gadis itu menuju mobilnya tapi belum sampai didepan mobilnya mereka sudah disambut dengan kedatangan satu lagi pemain pria nya

Taeyong : " HEI MAU KEMANA LU !!! "

Teriakan Taeyong nyatanya tidak membuat Mark berhenti dia justru malah mempercepat langkahnya

Sampai akhirnya mereka ada didepan mobil nya Mark lantas mendorong tubuh Dita masuk kedalam dan menutup pintu mobil lalu bergegas menancap pedal gas dan melaju meninggalkan tempat itu

Dita : " km gila ya "
Mark : " iya aku gila tapi aku gila karena kamu Dita "
Dita : " please let me go "
Mark : " will never "

Dita pun hanya pasrah mengingat dia juga tidak bisa melakukan apapun . Perjalanan terhenti ketika sudah sampai di sebuah tempat entah tempat apa itu bahkan Dita pun tidak tau dia ada dimana

Dita : " dimana ini "
Mark : " km gk perlu tau "

Mark menarik paksa Dita untuk masuk kedalam saat sudah sampai didepan sebuah pintu Mark lantas membuka pintunya dengan serta tangan nya yg masih menarik lengan Dita

Mark : " km tunggu disini sampai lusa lalu kita akan langsung pulang dan menikah "
Dita : " aku gak mau "
Mark : " mau gak mau km akan tetap jadi istriku "

Mark bukanlah tipikal pria brengsek jadi semarah apapun dia tidak akan mau menyakiti apalagi menyentuh tubuh Dita Mark masih tau batas wajar jadi Mark memilih meninggalkan Dita sendiri

Dita yg sendiri hanya duduk ditepi tempat tidur sambil merenung sambil berharap Taeyong datang dan membawanya pergi

Tok tok tok
Suara pintu terbuka dan seseorang memasuki kamar itu siapa lagi kalau bukan Mark . Dia menghampiri Dita dan menyodorkan piring berisi makanan kesukaan Dita

Mark : " makan dulu ya "

Tidak ada jawaban dari Dita

Mark : " Dita ... Ayo makan "
Dita : " aku gk laper "
Mark : " sedikit aja ya "
Dita : " kenapa sih km ngelakuin ini semua apa alasannya kan kau cuman mau cari tahu kebenaran nya aja emang salah "
Mark : " kebenaran itu sudah jelas km gk perlu mencari lagi dan alasan aku menarik mu paksa agar km gk deket-deket sama Taeyong "
Dita : " emang kenapa dengan Taeyong "
Mark : " semua orang yg sedang mencintai seseorang pasti punya rasa cemburu termasuk aku , aku cemburu liat km pergi bareng Taeyong km kira aku gk sakit ngeliat km dekat lagi sama dia "
Dita : " TAPI INI SAMA SAJA MEMAKSAKAN KEHENDAK KAMU SENDIRI "

Dua Sisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang