Chapter 33

8.5K 471 0
                                    

Kicauan burung terdengar dari balik jendela, sinar matahari berusaha masuk melawati celah gorden berwarna putih tersebut. 

Gadis yang menggunakan piyama berwarna baby blue itu menggeliat dan menggulungkan tubuhnya dibalik selimut.

ceklek

Pintu kamarnya terbuka dan menampakkan sosok laki-laki paruh baya yang tengah berkacak pinggang.

"BANGUN!" teriaknya sambil menyeret gadis tersebut hingga terjatuh di lantai

"BERANINYA KAMU PULANG KE RUMAH SAYA HAH? DASAR GA PUNYA MALU" Teriaknya lagi

"Maaf pah, Eve cuman turutin kemauan mamah. Maaf pah kemarin kata-kata Eve" jawabnya.

"Ga usah bawa-bawa nama istri saya, mulut kotormu itu tidak pantas menyebutnya!" ucapnya

Evelyn meneguk ludahnya susah payah, ia bahkan kehabisan kata-kata untuk menjawabnya.

"Maaf pah" lirihnya

"Maaf? kamu tuh mau minta maaf berapa kali pun saya tidak akan menerimanya"

"Maaf pah untuk segalanya, maaf juga pah karena Evelyn bunda pergi" ucapnya

PLAK..

Tamparan keras mendarat di pipi kanan Evelyn

"BERANI SEKALI KAMU KAMU MENGGUCAPKAN KATA MAAF, GARA-GARA KAMU SEMUANYA TELAH TERJADI TERHADAP SAYA DAN DANIEL TIDAK BISA DIGANTIKAN DENGAN KATA MAAF, BRENGSEK"

BUG..

Calvin menghantam rahang bawah Evelyn hingga mengeluarkan darah. Yah, begitu sensitifnya Calvin jika tentang Aretha walupun sudah ada Hani Aretha tidak akan tergantikan, ia akan selalu menjadi pemeran utama dihati Calvin.

Evelyn mengusap darah yang keluar dari mulutnya itu, sorot matanya menatap kearah sang papah berharap papahnya segera mau memaafkannya. Capek?  Yah dirinya selalu capek hanya berharap dan membayangkan sang papah mau menerimanya. ia bahkan tidak tau kapan papahnya pernah mau menerimanya. Dulu saja didepan bundanya  Calvin hanya akting saja.

"MAS!" teriak Hani di depan pintu kamar Evelyn

"Kamu tuh ya aku sudah membicarakan kalau kamu tidak akan melakukan hal-hal seperti ini lagi. Ternyata aku tidak bisa memegang kata-kata kamu itu" ujarnya

Calvin memutar bola matanya jengah, "Ingat Hani, dia itu pantas untuk digitukan bahkan saya saja ingin sekali membunuhnya" ucapnya

Evelyn bangkit dari posisi duduknya dan berdiri disamping Hani "Sudah mah, Eve gapapa kok" tenangnya

"Pah, Evelyn mohon pah sekali ini saja keluar dari kamar Evelyn," pintanya

"Berani sekali kamu berbicara seperti itu hahk! kamu itu numpang dan berani mengusir saya"  ucap Calvin.

"Yah, Evelyn hanya numpang tapi Evelyn mau sekolah pah. Evelyn mohon pah" pintanya

"Mas, ayok kamu juga harus siap siap kerja" Hani segera menarik Calvin untuk segera keluar dari kamar Evelyn.

••••

Evelyn berjalan pelan di koridor sekolahnya, baru beberapa saat ia berjalan langkahnya dihadang oleh geng Cherry. Ia hanya menatap malas ke arah mereka, dia tau betul apa yang akan mereka lakukan.

"Hey! upik abu, gua udah mewanti-wanti lo agar ga dekat-dekat sama Orlando!! kenapa lo masih centil kesana kemari" ucap Cherry

"Sorry, Orlando yang deket-deket gue, bukan gue yang ngejar-ngejar" tindas Eve

"APAH?! Pede banget lo monyet! tau diri dong sekelas Orlando mana mau sama lo yang anak babu! HAHA canda babu" kata Cherry sambil tertawa keras

Evelyn menatap jengah kearah mereka,"Gue anak babu aja dideketin anak sekelas Orlando, masa lo yang udah ngejablay sama dia aja ga dilirik kan?!"

"Ahh ya, baju lo kurang bahan banget sih, ga mampu beli ya?! katanya anak orang kaya beli bahan aja ga mampu! NAJES!" Ucap Evelyn sembari tersenyum smirk, dan kembali melanjutkan jalannya

Cherry sudah merah padam, tangannya terkepal kuat. "EVELYN!! AWAS AJA LO ANJING!" Eve hanya menggidikan bahunya acuh seraya mengangkat jari tengahnya kearah Cherry.

Dilain sisi Daniel yang menonton pertengkaran Evelyn menyeringai lebar "Menarik" lirihnya dan berlalu pergi

••••

"Evee, ya ampun gue denger lo habis berantem sama cabe sekolah" Ucap Jeslyn dengan histeris.

"Iya lama-lama gue capek tau, ditindas mulu heran banget"

"Bagus tau lo begitu gue dukung banget, emang sekali-kali itu cabe harus dibully"

Evelyn terkekeh kecil mendengar penuturan Jeslyn dan menuntun Jeslyn agar segera duduk di bangkunya karena pelajaran akan segera dimulai



Evelyn | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang