Suasana kantin sekolah saat ini begitu ramai, semua meja sudah ramai diisi penduduk sekolah. Evelyn melirik kesana-kemari melihat celah untuk dirinya bisa duduk. Tangannya sudah memegang nampan berisi makanannya. Bibirnya tertarik keatas melihat bangku kosong di sisi kanan penjual siomay.
Dilangkahkan kakinya kearah bangku tersebut. Namun baru beberapa langkah dirinya berjalan, kakak kelasnya menabraknya dari belakang. Alhasil dirinya tersungkur kedepan dan tangannya terkena pecahan piring batagor pesanannya tadi.
"Upss! Sorry gak lihat ada orang" ucap Cherry, salah satu kakak kelas yang udah kaya cabe pasar, kelakuannya sebelas dua belas dengan Jinny.
Dalam hati Evelyn ingin memakinya, dan melempari muka Cherry dengan pecahan piring batagornya. Seseorang mengulurkan tangannya kearah Evelyn, ia sontak mendongak melihat seseorang yang mau membantunya.
"Or...lando?" Cicit Evelyn
Kemudian Evelyn membalas uluran tangannya dengan salah satu tangannya yang tidak terkena pecahan piring. Ia tersenyum kecil kearah Orlando.
Sedangkan Cherry mukanya sudah merah padam menahan amarah, "ihh, Orlando kenapa kamu bantuin cabe kriting ini sih" katanya sambil menuding kearah Evelyn.
Evelyn mengangkat satu alisnya, diliriknya Orlando yang masih dengan tampang dinginnya. Kemudian Orlando menarik lengan Evelyn dan membawanya ke UKS tanpa memperdulikan teriakan centil Cherry yang memanggil namanya.
Orlando begitu telaten mengobati luka Evelyn. "Lo sekolah disini?" Tanya Evelyn, Orlando mengangguk kecil.
"Kok gue gak pernah liat?" Tanyanya lagi, oralando menatap datar kearah Evelyn dan berdecak kesal "Ck, gue ikut pertukaran pelajar di Amerika" Evelyn mengangguk dan diam kembali.
Ruang pintu UKS dibuka dengan keras oleh seseorang, "Eve lo gak papa" teriak jeslyn, Evelyn mengangguk kearah jeslyn.
"Selesai, gue cabut" kata Orlando, Evelyn mengucapkan terimakasih kearah Orlando yang dibalas anggukan kecil kemudian Orlando melenggang pergi.
"Lo gak papa kan, tadi gue denger Cherry nabrak Lo"
"Gak papa Jes, cuman luka kecil doang"
"Emangnya itu Cherry kelakuannya udah kaya nenek lampir sama kaya Jinny" Jeslyn mencibirkan bibir nya, hal itu sontak membuat Evelyn terkekeh kecil."Udah lah biarin, ke kelas yuk" sedangkan jeslyn masih dengan tampang cemberutnya membantu Evelyn turun dari brankar UKS.
...
Evelyn berlari kecil disepanjang koridor sambil menenteng tas ransel nya. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru sekolah yang mulai nampak sepi. Ia merutuki guru matematikanya yang memberi tugas tambahan kepadanya alhasil dirinya terlambat pulang.
Sesampainya di parkiran ia melihat sepedanya yang sudah dipenuhi dengan tumpukan sampah bukan hanya itu air comberan pun melengkapi aksi kakak kelasnya yang membencinya siapa lagi kalo buka Cherry.
Evelyn membersihkan sepedanya dengan tangan yang dialasi plastik hitam. Seenggaknya sepedanya tidak terlalu kotor bukan.
Baru saja ia akan mengayuh sepedanya, namun sepedanya sangat berat. Evelyn menjongkokan tubuhnya disamping ban belakang sepedanya.
"Ternyata kempes lagi ban-nya" Evelyn menghela nafas berat.
Evelyn berjalan lesu sambil menuntun sepedanya. Pandangannya menatap langit sore yang sangat indah, saat dirinya menurunkan pandangannya, air matanya pun sama-sama turun.
Matanya terus menatap taman di pinggir sekolahnya, namun objeknya adalah keluarga yang sedang menikmati awan sore sesekali mereka tertawa melihat tingkah anaknya.
Evelyn tersenyum sendu, hal yang selama ini ingin ia rasakan kehangatan keluarganya. Merasakan kasih sayang yang tulus, merasakan usapan hangat bukan pukulan, merasakan dukungan dari keluarga bukan makian.
Ia tersenyum getir memikirkan kapan waktu itu akan datang? Kapan papa dan kakaknya menerima sosok dirinya?
Ia mengusap air matanya yang kian deras turun. Kakinya kini melangkah meninggalkan taman dan keluarga bahagia itu....
Evelyn sampai dirumahnya cukup larut malam. Ia membuka pintu rumahnya perlahan dan mengedarkan pandangannya. Kemudian ia berjalan mengendap-endap masuk. Baru beberapa langkah dirinya dikejutkan dengan tepukan dipundaknya, dengan was-was ia melirik kebelakang.
"Aish..mbak Jilla mah suka gitu ih" Jilla tertawa renyah kearah Evelyn.
"Ya mbak kan gak tau, wong neng Eve jalannya udah kaya maling aja" Evelyn mendengus kesal mendengar jawaban pembantu baru dirumahnya.
"Mbak kok sepi ya?""Oh iya neng, dari tadi pagi bapak sama ibu pergi ke Bandung katanya sih ngecek butiknya ibu. Kalo den Daniel dari tadi siang belum pulang neng Jinny juga sama" jelasnya, Evelyn menghempaskan nafas lega.
"Yaudah deh mbak, Eve mau keatas yah" mbak Jilla mengangguk kecil dan pergi ke dapur
Berulang kali Evelyn bersorak gembira, kali ini Tuhan sedang mengasihani dirinya beruntung banget dia tidak kena amukan sang papa karena pulang larut malam.
Setibanya dikamar Evelyn langsung mengganti bajunya dan meminum obatnya, ia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Evelyn | END
Teen Fiction[Follow dulu, sebelum membaca❤️] [Tahap revisi!] Rank #1 in alone Rank #1 in fiksiremaja Rank #1 in sick Rank #1 in sadromance Rank #1 in bestfriend Rank #1 in tersakiti Rank #5 in brokenhome Rank #5 in penderitaan Rank #6 in sedih Rank #7 in hurt ...