Flashback (Last)

7.1K 432 2
                                    

Hujan deras mengguyur Chicago, diatas ranjang nampak gadis kecil dengan berbagai alat bantu di tubuhnya. Jari kecilnya mulai bergerak, suster yang tengah mengecek infus melihat tanda-tanda gadis itu langsung memanggil dokter

"Nona Evelyn, bisa mendengarkan suara saya" tanya dokter

Yah, gadis itu Evelyn yang sudah lima hari berbaring koma di rumah sakit.

"Bun..da" lirihnya

"Mrs. Margareth ada di ruangan sebelah" ucap sang dokter

Evelyn mengerjapkan matanya, ia kemudian bangun dari posisi tidur. Perawat itu otomatis langsung menyuruhnya untuk kembali berbaring.

"Anda harus berbaring dahulu, anda baru melalukan operasi beberapa hari yang lalu" ucap dokter itu lagi

"Hah? operasi?" tanya Evelyn

"Anda mengalami kerusakan sumsum tulang belakang saat kecelakaan itu"

"Siapa pendonornya?" Evelyn menatap dokter dan perawat yang tengah bertatapan, ia membekap mulutnya kaget, "Jangan bilang, bunda?" lirihnya

Dokter itu menghela nafas kecil, sebenarnya ia telah sepakat untuk merahasiakan ini tapi dirinya tidak bisa.

"Dokter tolong antar saya ke ruangan bunda" Dokter menatap kearah suster dan mengangguk kecil.

••••

Disinilah Evelyn menatap tubuh ibunya yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit. Evelyn membelai wajah pucat Margareth.

"Bundaa" panggil Eve

Margareth yang sedari tadi memejamkan matanya langsung membuka matanya dan melihat putri kecilnya tengah menangis, ia tau pasti Evelyn mengetahui semuanya padahal ia sudah meminta dokter menyembunyikan fakta tersebut pada semua keluarganya bahkan ia menyembunyikan fakta ini pada Calvin, Kenapa begitu? dirinya tau betul Calvin pasti akan tambah membenci Evelyn.

"don't cry, mother's little daughter is strong" Bukannya berhenti Evelyn malah tambah menangis kencang.

Dengan sayang Margareth membawa Evelyn kedalam pelukannya, ia mencium pucuk kepala Evelyn berulang kali, tanpa sadar ia menintikan air matanya Margareth tau waktunya sudah tidak banyak dan mengingat ia juga menjadi pendonor untuk putrinya, padahal seorang pengidap jantung sepertinya sangat tidak dianjurkan. Namun, ia ingin Evelyn bisa tumbuh menjadi seorang yang hebat.

Margareth tidak bisa melindungi Evelyn-nya yang manis, ia hanya berdoa kepada Tuhan untuk menurunkan seseorang yang mampu untuk melindungi Evelyn-nya. Ia tidak mempercayai suaminya karena ia tau dibelakang dirinya Calvin mencoba untuk membunuh putri kecilnya.

"Bunda kenapa menangis? apa ada yang sakit?" tanya Evelyn

Margareth menggeleng lemah, "Bunda ingin memelukmu, dear" ia semakin mengeratkan pelukannya. Mendekap dengan erat tubuh putrinya.

Ia membelai rambut Evelyn seraya berkata, "Saat bunda dipanggil Tuhan untuk pulang selama-lamanya bunda mau Eve tidak menangis" Margareth tau saat Putri kecilnya menangis tidak akan ada yang mendekap tubuhnya, Ia sangat menaruh harapan kepada Daniel untuk menjaga Evelyn.

Evelyn menggigit bibir bawahnya, ia tau arti pulang kepada Tuhan, itu artinya bundanya akan meninggalkannya di dunia ini sendirian, "Bundaa, Eve takut disini sendirian" lirihnya

Margareth menangkup kedua pipi Evelyn dan mencium pelan kening Evelyn, "Evelyn kuat, Evelyn pintar, Evelyn hebat, Evelyn mandiri, Evelyn putri bunda seorang strong woman" bagaikan mantra ia mengucapkan seperti itu untuk melawan rasa takut Evelyn.

"Berjanjilah Eve"

Evelyn menghapus sisa air matanya yang sedari tadi mengalir kemudian ia mengangguk kecil dan disaat itulah monitor langsung bergerak lurus.

"Selamat tinggal bunda, tolong jaga Evelyn di atas sana" ucap nya

•••••

Suara tangisan Daniel terdengar menyedihkan, banyak orang mengasihani mereka. Evelyn yang sedari tadi duduk disamping Daniel hanya termenung menatap kosong peti mati Margareth, tak ada tangisan yang keluar dari Evelyn ia hanya diam seperti porselin yang tak bernyawa

Evelyn tau bundanya akhirnya tidak merasakan rasa sakit lagi, Tapi ia takut Calvin dan Daniel mengetahui bundanya mendonorkan tulang sumsumnya kepada dirinya.

Hati Calvin merasa sakit, ia gagal menjaga Margareth. Pandangannya beralih menatap kearah Evelyn yang tengah duduk menatap peti mati Margareth, matanya berkilat merah. Andai saja Evelyn tidak lahir di dunia ini, ia yakin hubungannya dengan Margareth tidak merenggang, tidak akan ada pertengkaran setiap malamnya. Ditambah lagi gara gara Evelyn Margareth ikut tertabrak mobil, dan menyebabkan kematian yang sangat ditakuti Calvin

Semua ini karena Evelyn dan kecerobohan nya.

Evelyn | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang