Seungyoun sakit hati dengan semua keputusan yang Seungwoo ambil. Tapi disaat yang bersamaan nggak bisa berbuat apa-apa buat pertahanin Seungwoo disisinya.
Seungyoun takut. Takut kalau coba ungkapin apapun itu yang dia rasain sekarang bakal memperburuk keadaan.
Seungyoun mau Seungwoo buat dirinya sendiri. Tapi disaat yang sama, Seungyoun juga sadar kalau Seungwoo nggak pernah mandang dia lebih dari seorang adik yang harus di lindungi.
Seungyoun menangis semalaman. Semua ketakutannya untuk kehilangan Seungwoo suatu hari nanti terlihat semakin jelas.
Ditambah keesokan paginya pengumuman seleksi universitas jalur undangan diumumkan.
Dan Seungyoun gagal. Rasanya mirip petir di hari cerah. Tanpa peringatan gelombang pasang datang menerjang tanpa ampun.
Seungyoun remat rambutnya frustasi. Kenapa nggak satupun hal berjalan sesuai rencana? Seungyoun merasa sebagai manusia paling sial di muka bumi.
Sore hari Seungyoun mutusin buat keluar. Dia perlu jalan-jalan dan segerin pikiran sebelum mutusin apa yang bakal dia lakuin selanjutnya.
Nggak ada tujuan khusus. Cuma muter-muter nggak jelas aja di mall. Lihat-lihat. Keluar masuk dari satu toko ke toko yang lain.
Sampai suara familiar panggil Seungyoun di depan toko sepatu.
"Seungyoun?"
Seungyoun kenal suara ini. The one and only mantan pacar Irina Seungyoun, Yuri.
Tapi Seungyoun lagi nggak mood sapa orang. Jadi dia cuma sapa Yuri ala kadarnya aja.
"Sendirian aja?"
"Hm."
Yuri kerutin alis. Seungyoun yang dia kenal itu manusia hyperaktif yang baterainya nggak pernah habis. Tumben kalem banget.
"Tumben. Kalau aku gabung, boleh nggak?"
Karena mereka udah kenal baik, Seungyoun kasih persetujuan. Lagian jalan sendiri nggak enak. Coba lagi nggak galau. Habis Yena dia seret sana-sini.
Dan Seungyoun kira keputusannya biarin Yuri gabung sama sekali bukan ide buruk.
Mereka pergi nonton di awal. Karena jadwal film yang paling dekat bergenre horor, Seungyoun sama sekali nggak nanya ke Yuri waktu beli tiket.
Dan sepanjang film, baru kali ini Seungyoun nonton film horor tapi ketawa terus.
Seungyoun sama sekali nggak tahu kalau Yuri takut hantu. Jadi tiap hantunya muncul atau waktunya jump scare, Seungyoun nggak nyangka laki-laki bongsor sebesar Seungwoo ini bakal teriak atau remat lengan Seungyoun kencang.
Seungyoun ketawa. Tapi disaat yang sama juga nggak tega. Jadi dia tepuk-tepuk kepala Yuri dan sembunyiin kepalanya di bahu waktu hantunya muncul.
Seungyoun bahkan relain tangannya digenggam erat banget sampai keringetan karena Yuri yang nggak berhenti komat kamit baca doa.
Seungyoun tersenyum hambar. Kalau dia nggak putus dari Yuri, apa mungkin dia bakal suka sama Seungwoo lagi?
Kenapa suka sama Seungwoo nggak semudah ini? Kenapa buat dapetin momen manis begini sama Seungwoo sekarang kerasa lebih sulit?
Seungyoun nggak sadar sampai tangan Yuri ada di kedua pipinya.
Nggak ada kata yang terucap. Tapi Yuri tahu Seungyoun, perempuan yang pernah dia jaga dan cintai untuk sesaat sedang menangis.
Alih-alih bertanya, Yuri coba hibur Seungyoun dengan pertanyaan konyol.
"Film-nya sedih ya?"
Sebuah kebohongan yang di-iyakan Seungyoun. Karena film horor yang satu ini bener-bener nggak ada sedih-sedihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity _ Ryeonseung GS
SonstigesSeungyoun itu sukanya masak. Tapi demi Seungwoo dia rela masuk teknik dan jadi insinyur. Tapi yang namanya hidup kan nggak ketebak. Sama kaya apa yang udah Seungyoun usahain. Susah ditebak hasilnya.