Semakin hari bukannya semakin reda, justru semakin menjadi-jadi rumor yang ada. Seungyoun capek banget sama hidupnya. Udah belajar berat masih ditambah sikap orang-orang disekitar yang mulai mandang rendah buat Seungyoun merasa lebih berat lagi.
Tiap hari Seungyoun pulang dengan keadaan capek badan capek pikiran. Tas taruh di lantai gitu aja sedangkan badan ambruk ke matras. Kuliah nggak enak. Pantes Seungwoo sering titip absen.
Seungyoun juga mau gitu. Tapi takut dilempar bola basket sama Yoongi.
Seungyoun balik badan jadi terlentang. Lihat langit-langit kamarnya yang penuh stiker bintang glow in the dark. Hasil gabut Seungwoo minggu kemarin. Sekarang kalau lampu kamarnya dimatiin jadi cantik banget pemandangannya.
Ngomongin soal Seungwoo, udah makan belum ya? Seungyoun tiba-tiba inget si anak introvert yang nitip nasi rames tadi pagi. Mereka belum sempat belanja dan kulkas cuma ada es batu sama air aja.
Seungyoun berasa ibu-ibu anak satu yang walaupun badan capek, pikiran ruwet tapi kalau di rumah nggak ada makanan tetep kepikiran anaknya udah makan belum. Makan apa hari ini. Padahal kalau anak yang dimaksud Seungwoo sih ya ngapain juga dipikirin.
Tok Tok Tok
"Kak, udah makan belum?"
Nggak lama Seungwoo buka pintu. Mukanya kusut. Ada bekas lipatan sprei. Kelihatan banget baru bangun.
"Lah baru bangun? Kebo banget sih."
"Berisik elah. Buruan kenapa?"
"Makan yuk. Sekalian belanja."
"Ooooh ok." Seungwoo balik badan bersiap tutup pintu yang buru-buru dicegah Seungyoun.
"Eits mau kemana? Jangan tidur lagi!"
"Mandi Youn! Mandi!"
"Hehe kiran mau balik tidur."
"Kenapa? Mau ikut?"
Seungyoun cengo sebentar. "Tidur?"
Kepalanya didorong jari Seungwoo keras. "Mandi."
"Mauuuuuuuuuu......"
"HEH!!"
"Hahahahaha....."
.
Yang awalnya cuma mau belanja isi kulkas dan dapur sama makan tiba-tiba jadi ketambahan nonton sampai main ice skating. Emang jalan sama perempuan itu tujuannya kemana mampirnya kemana-mana. Nyesel Seungwoo bawa Seungyoun ke mall.
"Kak ayo buruan filmnya udah mau mulai."
"Kak beliin popcorn."
"Kak sewain aku sarung tangan!"
Seungwoo capek diseret sana-sini. Tapi juga nggak bisa nolak fakta kalau udah lama mereka nggak lagi jalan bareng berdua dengan suasana menyenangkan seperti ini. Kira-kira kapan ya terakhir mereka have fun bareng cuma berdua? Sebelum Seungwoo jadian sama Bora bukan sih? Wah lama juga kalo gitu.
Seungwoo lihat Seunyoun yang masih makan es krim tiga scoop di tangan. Nggak nanggung-nanggung emang nih anak kalau niat ngerampok.
"Rasa apa aja sih Youn? Minta dikit lah."
"Yang cookies & cream aja tapi."
"Pelit. Emang belinya pake duit siapa?"
Seungyoun manyun. "Ya nggak usah ngungkit-ungkit soal duit lah. Kakak kan anak tunggal kaya raya. Ya pasti banyak duitnya."
"Anak bungsu perempuan kan juga biasanya banyak uang sakunya." Sela Seungwoo nggak terima. Enak aja. Dikira duit dia sebanyak apa.
"Tapi kan duit aku dibawa abang. Masa aku dikasih dua ratus doang seminggu. Sampe ngebon di tukang fotocopy depan kampus tau nggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity _ Ryeonseung GS
DiversosSeungyoun itu sukanya masak. Tapi demi Seungwoo dia rela masuk teknik dan jadi insinyur. Tapi yang namanya hidup kan nggak ketebak. Sama kaya apa yang udah Seungyoun usahain. Susah ditebak hasilnya.