Gejolak Rasa

88 16 19
                                    




Seungyoun adalah apa yang orang-orang sebut dengan sumber kekacauan . Dan sebutan itu nggak serta merta datang dalam sehari dua hari.

Perlu bertahun-tahun buat dia kokohin gelar itu hanya sebagai miliknya seorang. Dan kayanya memang nggak ada yang minat rebut gelar itu dari dia.

Dan si sumber kekacauan ini setengah merengek bilang kalau dia haus dan mau air kelapa tapi nggak mau jalan.

Seungwoo yang masih diliputi rasa bersalah dan nggak sadar kalau lagi sengaja dimanfaatin, dengan sabar menawarkan diri buat pergi beli.

Seungyoun diam-diam terkikik geli. Dia pikir karena Seungwoo sekarang udah lebih dewasa dan makan lebih banyak asam garam bukan lagi dia yang dulu.

Tapi sifat kanak-kanak yang lugu dan mudah dirayu dengan kata-kata manis dan memelas itu ternyata nggak pernah menguap ataupun bermetamorfosis.

Masih sepenuhnya tinggal dan mengakar kuat.

Seungyoun menatap punggung berlapis kemeja corak daun sewarna langit yang semakin menjauh dan mengecil dengan tawa bahagia.

"Seungyoun?" Suara dengan nada naik di akhir datang. Nggak terasa lagi nyapa tapi lebih mirip orang lagi memastikan.

Jadi Seungyoun lepas kuncian dari punggung Seungwoo yang makin mengecil dan temuin laki-laki tinggi yang berdiri memblokir cahaya.

Seungyoun yang masih baring malas di atas kursi pantai rapatkan mata sedikit. Berusaha blokir cahaya terang bukan main yang bocor dari belakang manusia di depannya ini.

"Maaf kamu nggak keliatan. Siapa ya?"

Seungyoun sekilas lihat alis di depannya terjalin sebelum si pemilik badan benar-benar menyingkir dan Seungyoun bisa lihat penampilan utuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Ya ampun dery! Hai..."

Reflek, iya reflek kalau lihat makhluk blasteran surga. Bawaannya pasti mau di sentuh. Nggak terkecuali makhluk di depannya ini yang mendadak kaget tiba-tiba dapat belitan maut ular piton betina.

Ketat sampai susah nafas.

"Youn.....Youn, tolong gue masih mau hidup."

Barulah Seungyoun sadar dia hampir ambil nafas terakhir orang lain. Tapi ya mana dia peduli. Rasa senang dan bahagia bertemu lagi dengan 'Dery' atau mari kita sebut lebih lengkapnya dengan Hendery ini lebih mendominasi.

Ini bener-bener reuni paling nggak disengaja. Dan Seungyoun total kacangin Seungwoo gitu aja. Cuma peduli sama kelapa muda pesanannya dan habis itu melenggang gandeng laki-laki lain. Ninggalin Seungwoo di belakang yang mengekor. Persis anak tiri yang nemenin bapak ibunya honeymoon.

Bete sih sebenernya. Tapi ini bocah kalau dibiarin nanti nggak balik. Tinggal beli kelapa muda aja dapet gandengan baru. Gimana dibiarin jalan berdua? Bisa kali besok ditemuin udah beda benua.

Sesekali Seungwoo perhatiin laki-laki di sebelah Seungyoun. Coba ingat-ingat dimana Seungyoun pernah punya temen laki-laki ini.

Tapi nggak dapet.

Apa ini kebetulan orang lewat aja?

Seungwoo gosok pelipis halus. Anak ini bener-bener magnet. Nggak bisa ditinggal sebentar aja.

Seungwoo biasa lihat Seungyoun ketawa lepas. Seungwoo biasa lihat Seungyoun cerita panjang kali lebar. Seungwoo biasa lihat Seungyoun manja-manja.

Tapi Seungwoo nggak pernah biasa lihat Seungyoun lakuin itu semua ke laki-laki lain selain dia dan abangnya.

Serendipity _ Ryeonseung GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang