03. Awal

167 21 51
                                    

"Kenapa diantara semua anggota ADA harus aku yang membawa dua orang beban gila ini?" Tanya Om Kunikida meratapi nasibnya.

"Ne, ne. Apakah di pantai ini ada buaya? Sepertinya mati digigit buaya adalah suatu hal yang sangat romantis." Ucap Dazai sambil senyum-senyum sendiri.

"Jangan, jangan begitu, bagaimana kalau kit-" Ucap (y/n) yang langsung dipotong oleh Kunikida.

"Hentikan, kita harus menangkap seorang pengedar narkoba yang memiliki kekuatan mengendalikan pikiran!" Ucap om Kunikida sambil ngamuk bak setan kesurupan.

"Oh, penjualan micin..." Sahut Dazai mencuri kacamata Kunikida dan mengenakannya sambil berakting lagak seorang detektif yang bisa mengeluarkan laser dari matanya.

"Kekuatan cuci otak? Kalau itu benar harusnya aku mengenalnya..." Ucap (y/n) sambil mengepang rambut om Kunikida.

"Itu sulit, dia membuat semua orang yang pernah bertemu dengannya lupa." Ucap Kunikida merebut kembali kacamata kebanggaannya.

"Hah, kau tidak tahu siapa aku, karena kau hanyalah sebutir kedelai yang bermimpi menjadi tempe!" Ucap (y/n) berlagak menjadi orang gila salah server.

"Ha?" Om Kunikida hanya bisa terdiam sambil memahami kata-kata mutiara (y/n).

"Wahai cermin ajaib, kau kenal penjual micin kang cuci otak?" Tanya (y/n) sambil mengeluarkan sebuah cermin kecil dari sakunya.

"..."

"Apa yang dia lakukan?" Tanya Kunikida penasaran dengan kekuatan (y/n).

"Jangan ganggu, kudengar dia mendapatkan julukan nona peramal dari orang-orang generasi pertama." Ucap Dazai sibuk dengan popcorn yang entah didapatkan dari mana.

"Hmmm......

Dazai-kun, kau ingat penjual micin depan SD?" Tanya (y/n) serius.

"Ha? Tidak tuh." Ucap Dazai sambil mencoba memperkerjakan otaknya.

"Cerminku bilang, dia bawahanmu yang dipecat gara-gara nyulik anak SD kesayangan Mori." Ucap (y/n) sambil mengelus-elus jenggot gaibnya.

"Oh, Anto." Sahut Dazai cepat.

"Nah, eta!" Ucap (y/n) sambil menjentikkan jarinya.

"Nah, dimana dia?" Tanya Dazai dengan santainya melemparkan semuanya pada (y/n).

"Katakan peta!!!" Teriak (y/n) penuh semangat.

"Peta!" Sahut Dazai antusias.

"LEBIH KERASSS!!!!" Teriak (y/n)

"PETAAAAA!!!!!" Teriak Dazai.

"Bagus, wahai cermin ajaibku yang baik hati, pintar, sabar nan rajin menabung, dimanakah si Anto berada?" Tanya (y/n) sambil menyiapkan sesajen bunga tujuh rupa.

"..."

"Ayo kita pergi!" Sorak (y/n) sambil melangkah maju.

"Kemana?" Tanya Kunikida lelah.

"Entahlah, ikuti saja." Jawab Dazai sambil menarik Kunikida.

"Hah, kuharap hari ini segera berlalu." Ucap Kunikida.

"Apa kau sudah menyerah tentang idealismemu?" Tanya (y/n) sambil terus berjalan.

"Kalau itu hanya seorang Dazai, mungkin tak mengapa, tapi ini benar-benar kombinasi yang mematikan, seorang gadis gila yang identitasnya sendiri tidak jelas, aku harus berhati-hati dan mengamati kalian para makhluk mencurigakan. Lagian tugasku kali ini adalah mengawasi kalian berdua." Jawab Kunikida menyimpan amarahnya.

Dazai Osamu x Crazy ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang