07. Konflik

68 9 22
                                    

"Aku? Aku kabur dari rumah." Jawab seorang gadis kecil yang terlihat asik bermain masak-masak.

"Em. Mengapa?" Tanya seorang anak laki-laki yang terlihat jauh lebih tua.

"Orang tuaku jahat! Mereka suka marah-marah!

Gu guru sebenarnya baik, tapi kita tidak tahu kejahatan apa yang dia lakukan.

Lalu-lalu, teman-temanku sangat menyebalkan! Mereka suka menindas yang lemah, mereka selalu melakukan apa yang mereka suka tanpa berpikir dahulu.

Tentu saja, berpikir adalah dosa, bahkan napas mereka adalah dosa.

Dunia ini penuh ketidak adilan, bukan?








Jadi aku membunuh mereka semua.

Dunia ini membusuk perlahan karena dipenuhi para pedosa." Ucap gadis itu sambil tersenyum.

"..." Anak laki-laki itu terdiam sejenak.

"Yang sudah terlanjur jatuh ke dalam kegelapan, tidak akan pernah bisa kembali lagi." Gadis itu menuangkan sebuah cairan yang ia dapatkan dari tanaman-tanaman yang ditumbuk halus ke dalam sebuah wadah kaca kecil.

"Racun tikus untukmu, Agus." Ucap si gadis kecil sambil tersenyum.

"Namaku bukan Agus!" Bantah anak laki-laki itu.

"Kalau begitu suarakan namamu dengan pantang, kalau bisa biar semua dunia ini dengar!" Ucap seorang gadis yang baru saja datang.

"Ran!" Panggil gadis kecil itu berlari menghampirinya.

"Ayo Rin, kita harus pergi, kita tidak punya waktu lagi." Lanjutnya membawa pergi gadis kecil yang ia panggil Rin.

"Selamat tinggal." Bisik Rin lembut bagai angin yang hanya sekedar lewat.

"Kalau begitu aku akan menciptakan dunia tanpa ada kejahatan!" Teriak laki-laki itu menahan kedua gadis yang hendak pergi.

"Itu mustahil, kebenaran dan kejahatan di dunia ini itu beda tipis." Jawab Ran dengan nada datar khasnya.

"Kalau begitu, aku akan menghukum para pedosa di dunia ini dengan tanganku sendiri." Ucapnya sambil menundukkan kepala.

"Ibu panti, dia orang yang baik, tapi apa dia benar-benar baik?" Tanya Rin.

"Dia tidak segan-segan mengirimkan anak yang memiliki kemampuan khusus pada pemerintah." Jelas Ran.

"Ini bukan tempat kami, jadi sebelum dia mengetahui tentang kami, kami harus pergi, tetap harus pergi, apapun yang kamu katakan." Ucap Rin mengelus-elus kepala anak laki-laki yang jauh lebih tinggi darinya.

"Menurutmu apa yang harus kamu lakukan? Apapun pilihanmu, itu adalah hidupmu. Sekali lagi, selamat tinggal." Bisik Rin.

"Ku-kumohon, jangan pergi!

Ran!

Rin!

Tolong!

Akan kulakukan apapun,















Untuk menyucikan dunia ini.

Walau harus mengorbankan seluruh jiwa di dunia ini sekalipun."
---
Catatan : ini linimasanya pas season 3 guys~ Kalo lupa, ini bagian mang pyodor pentas!

"Selanjutnya port mafia dan agensi detektif bersenjata." Ucap seorang laki-laki dengan matanya yang tajam itu.

---

Di pemakaman...

"Ano, (y/n)-chan. Aku tak sengaja mendengarnya, beberapa hari lalu kamu menemui ketua Taneda dan memintanya menutup mata terkait kasus penyerangan terhadap kendaraan pemindahan dokumen milik Divisi Operasi Khusus, serta pencurian dokumen?" Tanya Ango.

Dazai Osamu x Crazy ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang