Pesta berlangsung dengan sangat meriah, tak terasa hari sudah hampir malam, port mafia langsung pergi dengan tenang setelah (y/n) sondorkan amplop tebal untuk masing-masing anggota yang datang.
Sementara itu para anggota detektif bersenjata dan orang-orang divisi kemampuan khusus hanya bisa terdiam melihat kejadian itu.
"(y/n)-chan kau belum lupa dengan kami bukan?" Tanya ketua Taneda sambil tersenyum.
"Tentu saja, anda bisa langsung pulang dengan tenang. Semuanya aman terkendali." Jawab (y/n) penuh percaya diri. Ketua Taneda menyipitkan matanya, mengamati (y/n) dari atas sampai bawah.
"Yang benar saja? Negara ini bisa kacau..." Ucap ketua Taneda tajam.
"Siapa saya?
Saya lebih dari apa yang anda pikirkan, tuan Taneda." Jawab (y/n) sambil tersenyum tenang.
"Ngomong-ngomong, uang biaya perbaikan kantor sudah kukirimkan." Lanjut (y/n) beberapa saat setelah keheningan.
"Anu, ketua. Saya akan bertanggung jawab atas semuanya-" Ango mulai angkat suara namun segera diporong oleh ketua Taneda.
"Tidak Ango. Sepertinya barusan aku mendengar suara raja iblis tertawa. Jadi bagaimana kalau kita mengikuti permainan gadis kecil ini?" Tanya tuan Taneda setelah lama diam.
"(y/n)-chan, sudah menjadi bagian dari kami, jadi biarkan kami juga bertanggung jawab apabila ada suatu hal..." Ucap Fukuzawa.
"Aku tidak mengerti, tapi sepertinya kalian begitu mempercayai iblis kecil ini ya?" Tanya ketua Taneda, lagi-lagi (y/n) hanya tersenyum penuh arti. Akhirnya ketua Taneda dan orang-orang dari divisi kemampuan khusus segera pergi meninggalkan agensi detektif bersenjata setelah memberi salam pada Fukuzawa.
Ango menatap (y/n) lama dalam diamnya.
"Hush, pergi! Jangan tatap-tatap nanti ngefans." Usir Dazai dengan kasar mendorong Ango keluar.
"Dazai-kun, bisakah kau lebih sopan?" Ucap Atsushi.
"Bye-bye Ango!" Ucap (y/n) sambil melambaikan tangannya, Dazai yang cemburu segera berlari ke arah (y/n) dan menutup matanya.
"Anu, Dazai-kun, ngomong-ngomong sejak kapan kau mengenal (y/n)?" Tanya Anggo sedikit canggung.
"Saat masih di port mafia." Jawab Dazai cepat.
"Kau punya teman lain selain aku dan Odasaku?" Tanya Ango, karena menyinggung kata 'Odasaku' Dazai langsung naik darah.
"Berani-beraninya kau memanggilnya dengan mulut kotormu itu?" Tanya Dazai langsung menarik kerah kemeja Ango.
"Gelut-gelut!!" Sorak (y/n) lirih.
"Dazai! Hentikan!" Teriak Kunikida yang langsung dihentikan (y/n).
"Ayo tonton mereka sebenar lagi." Tahan (y/n).
"Ah, a-apakah mungkin.... gadis yaang... waktu itu k-kau bicarakan di bar...?" Tanya Ango sedikit terbata-bata.
"Itu benar, kenapa?" Tanya Dazai, mereka berdua langsung terdiam seketika, 'sh*t, aku salah bicara' batin Dazai.
"A-apa maksudmu? Yang benar saja? Ini benar-benar gila, Dazai-kun!" Teriak Ango, sementara itu Dazai hanya terdiam.
"Sekarang semuanya masuk akal." Ucap Ango sambil memijat pelipisnya. Ango kembali menatap (y/n), ia hanya tersenyum seolah sudah menunggu Ango mengetahuinya.
"Hah, kalau begitu aku akan segera pergi Dazai." Ucap Ango, sebelum pergi ia tak lupa menitipkan (y/n) pada Fukuzawa.
---Pagi hari tiba, Dazai terlihat begitu kesal di ruang rapat, setelah mendengar bahwa (y/n) memiliki Tanizaki sebagai rekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dazai Osamu x Crazy Reader
FanfictionDazai Osamu adalah orang gila. Namun (y/n) lebih gila lagi. Tidak ada hujan, tidak ada badai, seorang gadis keturunan dewa malapetaka dan iblis tiba-tiba datang membawa undangan pesta dansa, menari bersama sang pangeran yang pernah dibenci kebenaran...