Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terimakasih banyak atas segala hal yang sudah kamu berikan untuk ku. _____________________
"Betrand, udah sadar?" tanya Anneth, mata gadis itu sudah sembab.
Betrand yang baru sadar, perlahan mengangkat tubuhnya dan mendekati Anneth dan mendekap tubuh Anneth seraya mengelus - elus punggung belakang gadis itu, sebagai tanda bahwa ia sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
Anneth sedikit tercengang ketika didekap oleh Betrand. Tetapi, ia hanya diam dan membalas dekapan Betrand.
Cukup lama, mereka beperlukan, mengobati rasa rindu satu sama lain. Sampai pada akhirnya, Anneth melepaskan dekapan itu dan pergi keluar untuk mengabari yang lain.
Sarwendah dan Ruben belum bisa pergi kesana, dikarenakan ada urusan yang benar benar tidak bisa ditinggal.
Pintu kamar terbuka lebar, tampak ada Devano dan Deven. Kedua kakak beradik itu, segera berlari menghampiri Betrand.
Sontak, semua orang mulai tertawa melihat muka Devano dan Deven yang sedang menangis. Walaupun mereka sedang tidak melawak, tetap saja, aura melawak mereka selalu terlihat dengan jelas, yang membuat seisi ruangan itu tertawa.
Kelima anak remaja itu mengobrol banyak hal, masa masa yang sudah mereka lewati, selama tidak ada Betrand. Sepi, itu yang mereka rasakan tanpa adanya sosok Betrand.
Rasanya, mereka mulai saling sayang satu sama lain. Akan terasa kurang dan sepi, jika ada satu dari mereka yang tak hadir.
"Tetap seperti ini ya? Tolong, jangan pisahkan maupun hilangkan moment moment ini, ku mohon." lirih seseorang sambil tersenyum tipis. _________________________
Flashback
Anneth berlari dengan sangat kencang, dan berhasil merebut pistol nya. Ia segera mengambil ancang - ancang untuk menembak tanpa menyadari bahwa ada seseorang dari belakang yang sedang mengincarnya juga.
Seperti nya, pembunuh ini hanya mengincar Anneth seorang. Tapi, siapapun yang menghalau tugas mereka, maka orang yang menghalau ini, harus disingkirkan juga.
Anneth mulai sadar bahwa ada seseorang di balik tubuhnya, tetapi ia merasa kesakitan dengan luka tadi. Ia berusaha tegar, dan menyemangati dirinya.
Anneth mulai bertarung dengan sosok yang tepat dibaliknya, sosok ini memakai pisau, berbeda dengan yang dihadapan Anneth.
Suara pisau menusuk tubuh seseorang terdengar, darah segar mulai bercucuran ke lantai. Anneth hampir tertusuk, untung ada Betrand yang berhasil masuk kedalam dan menolong dirinya.
"Shit!" ucap salah satu pembunuh itu dan kemudian meninggalkan tempat itu. Sepertinya, ada sesuatu disini.
Dilain sisi, Anneth masih menangis dengan histeris, gadis itu berteriak meminta pertolongan ke teman yang lainnya.