Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti halnya tertusuk paku, melepaskannya memang sakit. Tapi, membiarkannya takkan membuat sembuh. ___________________
Devano tampak berlari lari, karena waktu yang cukup mepet. Mereka harus terbang pukul 04:00 pagi, sedangkan segala hal yang harus diurus, baru selesai ketika 03:30.
Disisi lain, Anneth dan kawan kawan lainnya hanya berjalan santai. Mereka semua menatap Devano dengan heran.
Deven yang tak tega melihat kakaknya yang tampak salah paham itu, berlari menghampiri nya. "Lo ngapain lari, kak? Engga akan telat, kalau pun telat, kan kita naik private jet, bisa ditungguin."
Devano yang semula berlari, menghentikan kakinya. Dan menatap tajam ke arah teman temannya yang cengengesan.
Devano menghembuskan nafas, "Pantes aja, seorang Anneth yang selalu tepat waktu, bisa sesantai ini." ketus Devano, "Yaudah, sekarang kita harus kemana?" lanjut Devano, yang langsung diarahkan tempatnya oleh Anneth. _________________
Usai penerbangan selama lebih dari 4 jam, tibalah mereka semua di kota Paris. Tempat impian, yang sudah lama ingin mereka kunjungi.
Suatu kebanggaan untuk mereka sendiri, karena bisa datang dan hadir di kota ini untuk membawakan lagu mereka.
"Akhirnya sampai, capek juga ya!" ucap Deven seraya merentangkan badannya. Sama hal nya dengan yang lain, terkecuali Anneth yang sedang sibuk menghubungi asistennya.
Monsta cukup terkenal, bukan hanya di Indo, melainkan di beberapa negara lainnya. Sehingga, banyak orang yang datang dari Indonesia atau bahkan orang luar negeri yang datang kesini untuk menemui anggota Monsta.
Monsta, bersama Betrand, Deven, dan Devano dikerumuni banyak orang. Bahkan, tak jarang bagi Anneth, Naura, Zara dan Shanon untuk terdorong berkali kali. Walaupun begitu, mereka berusaha untuk tetap profesional dan menghargai penggemar-penggemarnya yang sudah jauh-jauh kemari, hanya untuk menemui mereka. Tidak aneh, jika seluruh orang memberi mereka sebutan sebagai malaikat.
Saat hampir sampai, kondisi semakin tidak kondusif. Semakin banyak fans yang berdatangan, bahkan mereka mulai melukai idolanya. Musibah emang tidak akan pernah diketahui, kapan akan datang. Tidak kunjung membaik, melainkan banyak orang yang semakin menggila untuk menghampiri mereka, bahkan tidak segan-segan untuk melukai idola mereka sendiri. Yang ada dipikiran mereka saat ini, hanyalah kepuasan mereka untuk berdekatan dengan idolanya.
Tidak ada yang salah, kalau seorang penggemar ingin berdekatan dengan idolanya. Tetapi, caranya yang salah. Terlebih, pihak agensi sudah melarang para penggemar untuk berkerumunan di Bandar Udara.
Penjagaan mereka emang kurang ketat, sehingga akses untuk berdekatan dengan idolnya semakin besar. Walaupun tidak ada niat untuk mencelakai, tapi tetap saja, tanpa disadari, mereka telah melukai gadis-gadis itu.
Betrand yang peka, menghampiri Anneth dan mulai melindunginya. Yang lain juga, mereka mulai melindungi Zara, Shanon dan Naura. Yang melakukan itu, bukan hanya Betrand, Devano dan Deven saja, tapi banyak dari penggemar lainnya yang berusaha melindungi idolanya.