O2. Makan Malam.

665 53 2
                                    

Jangan pernah berekspetasi ke manusia secara berlebihan, karena itu menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah berekspetasi ke manusia secara berlebihan, karena itu menyakitkan.
___________________

Koridor sekolah yang awalnya sepi, menjadi bising karena dipenuhi suara langkah kaki, yang tak lain adalah langkah kaki Anneth. Anneth berangkat lebih pagi untuk mengambil surat yang diberikan oleh pengagum rahasianya.

Sebenarnya, tidak masalah jika mengambil surat itu ketika jam istirahat. Berhubung Ia tidak bisa mempercayai semua orang, kecuali Naura. Jadinya, Ia terpaksa harus berangkat pagi.

Anneth membuka lokernya, benar saja. Surat itu sudah terletak disana disertai dengan coklat.

"Neth! Lagi apa?" sapa Joa, salah satu sahabat dekat Anneth.

Anneth tampak kaget. Ia segera menggelengkan kepalanya dan tersenyum menutupi sesuatu. "Gapapa, biasa lah. Habis ambil surat surat yang ada di loker."

"Tumben, biasanya kan lo cuek sama hal yang kaya gini."

Anneth menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, berusaha mencari jawaban. "Dulu, sejak terima surat yang kemarin. Gue rasa not bad, jadi kaya punya teman berbicara." elaknya.

Ia merasa sangat berdosa dan tidak nyaman karena harus berbohong, tapi apa boleh buat. Anneth sangat berharap bahwa Joa akan mempercayainya.

Joa menggangukan kepalanya, "Oh, iya juga sih. Btw, nau masih belum bisa sekolah ya?" tanya nya.

Anneth menggeleng dengan wajah sedih. "Belum. Kata doker, dia masih harus beristirahat sampai sembuh total." bohong Anneth, setengah berbohong tepatnya.

Seperti yang diketahui, Naura sudah baik-baik saja. Kakinya memang patah, tapi tidak separah itu. Semua hal yang terjadi saat ini, sudah masuk kedalam kebohongan atau bisa disebut, skenario yang telah diciptakan oleh Naura, bahkan Ibunya sendiri tidak mengetahui kebenaran mengenai itu.
________________________

Bel istirahat sudah berbunyi, Anneth bergegas menuju kamar mandi, bukan taman. Ia merasa bahwa tempat teraman di sekolah bukan taman lagi, melainkan toilet terlebih kamar mandi yang dipakai nya hanya bisa dikunjungi oleh dirinya dan Naura.

Kenapa? Karena, Mami Anneth beserta Naura sendiri merupakan penyumbang terkaya di sekolah. Dan, Mami Anneth meminta tolong kepada pihak sekolah untuk membuatkan kamar mandi, beserta ruang uks khusus untuk mereka. Untuk biaya, Debby sendiri yang menanggungnya.

Anneth melihat sekitar, setelah memastikan aman. Ia mematikan lampu dan melihat ada cahaya merah.

Anneth menyalakan lampu dan keluar dari ruangan itu, "Aku tau." batinnya lalu tersenyum seperti sudah bersiap akan segalanya.

Ia menyalakan ponsel yang sedari tadi ada disaku jaket yang Ia kenakan saat ini. Ia menelfon seseorang, yang tak lain adalah Naura.

"Nau, pulsek langsung ke rumah pribadi gue." ucapnya, dan mematikan telfon.

Cinta Abadi (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang