- L I M A E N A M -

854 101 22
                                    

nara menyalakan ponselnya

jam menunjukkan pukul delapan malam. gadis itu baru saja membersihkan tubuhnya. juna benar benar mengajaknya 'date' hari ini. sembilan jam bersama juna terasa lebih lama dari biasanya. entah akibat dari pertemuan kembali mereka atau faktor lainnya, nara tak tahu

gadis itu membulatkan matanya melihat rentetan pesan juga panggilan yang masuk ke ponselnya. sedari kemarin nara memang tak memegang ponselnya sama sekali akibat terlalu syok pasca kehadiran juna yang sangat tiba tiba

nara mengerutka alisnya

haikal menelfonnya berulang kali, ada apa?

dua hari bersama juna cukup membuat ia melupakan pria itu

wanita berambut pendek itu menaruh ponselnya tepat di telinganya mencoba menghubungi haikal. merasa bersalah karena telah melewatkan puluhan panggilan dari pria itu. memainkan kuku jarinya sembari menunggu haikal mengangkat panggilannya

gadis itu menaikan alisnya, haikal tak menjawab panggilannya

apa pria itu sedang merajuk dan balas dendam akan perlakuannya kemarin. namun itu tidak disengaja bukan?

tiga puluh tujuh pesan dari dira yang belum sempat iya baca

tak ada yang spesial, dira hanya spam menanyakan keberadaannya sebab ia tak terlihat sejak kemarin

chat terakhir dira membuatnya sedikit terganggu

'haikal nanyain, tapi kaya abis nangis gitu masa'

gadis itu kembali merasa khawatir

memencet tombol panggilan untuk memastikan pria itu baik baik saja

pikirannya melayang mengingat beberapa hari lalu pria itu sedag bersedih. apakah haikal masih di rumah nathan?

dengan jari lentiknya, mereka menari nari diatas layar ponsel untuk menelfon sahabat pria itu

nara menggigit kukunya merasa risau

"kenapa ra?"

nara menegakkan tubuhnya begitu mendengar suara nathan
"haikal dimana?"

"nih disamping"

gadis itu menghela nafasnya lega

"masih sakit?" tanya nara menanyakan keadaan haikal

"makin sakit kayanya"

"maksudnya?" tanya wanita itu sedikit kalang kabut

"ck,diem monyet, sanaan peluk guling aja anjing jangan peluk peluk gua" dumal nathan di ujung sana

"nath?"

"ra, bisa kesini ga? haikal manggil nama lu mulu" tutur nathan memohon "gua yang di unyel unyel sama si brengsek haikal"

"haikal gapapa?" perasaan khawatir makin menggerogoti dadanya

"kenapa kenapa, cepetan. gua ga tanggung jawab kalo dia mati gara gara kangen sama lo" ujar nathan terdengar dongkol lalu mematikan ponselnya sepihak

semua pikiran pikiran negatif mengerubungi otak cantiknya. dari menyakiti diri sendiri sampai percobaan bunuh diri terlintas dibenaknya. mengingat keadaan haikal yang masih belum mau cerita padanya juga dirinya yang bahkan mengabaikan pria itu

juna benar benar mengalihkan dunianya

_______________

gadis dengan balutan hoodie coklat itu berdiri gelisah memencet bel dihadapannya. sang pemilik belum mau membukakan pintu besar itu

Nara dan HaikalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang