- E N A M P U L U H -

917 104 4
                                    

Nara duduk gelisah. Wanita itu sejak tadi merasa risau menunggu seseorang

Menyambar minumnya yang tinggal setengah. Mengedarkan pandangannya kembali. Memeriksa apakah orang itu sudah datang apa belum

"Gausah takut, mami ga gigit" kata juna menenangkan nya

Nara tersenyum paksa. Bukan takut, dia hanya gugup

Nara menyeruput kembali jusnya. Menetralisir kan detak jantungnya

Bagaimanapun ini adalah pertemuan pertama setelah sekian tahun lamanya

Gadis itu pasti gugup

Juna menaikan tangannya
"Disini"

Wanita cantik itu mendongak, menaruh minumannya dengan cepat di meja. Sedikit berdehem sebelum menyapa wanita cantik yang berjalan mendekat ke arah mereka

Bahkan umurnya sudah kepala empat, namun wajah itu tak menua sedikitpun. Masih sama seperti sedia kala. Senyum tipis yang membuat semua orang terpesona terpancar dari wajah wanita anggun itu

Nara berdiri menyambut kedatangan tari. Menyunggingkan senyum manisnya pada wanita paruh baya itu
"Selamat siang tante" siapanya sedikit membungkuk, menyalimi tangan lembut itu

"Selamat siang kembali" balasnya dengan suara mendayu dayu. Tipe suara kalem nan menenangkan

"Mami masih kenal ga?" Tanya juna angkat suara

Wanita itu mengerutkan keningnya sebentar sembari meneliti wajah nara yang terlihat tegang

"Nara?" Tebaknya

Gadis itu mengangguk
"Iya tante" patut diapresiasi, tari masih mengingatnya

Wanita paruh baya itu menghela nafasnya lega "syukur deh ga salah nebak" ujarnya disertai kekehan lembut

Nara tersenyum menanggapi

Gadis itu masih canggung untuk memulai percakapan

Sebenarnya ini bukan pertemuan yang direncanakan. Juna tiba tiba menghubunginya mengajaknya untuk ikut bergabung bersama mereka

Ini kesempatan yang bagus untuk dirinya sebenarnya. Namun masih terasa kaku

"Santai aja vir" bisik juna disebelahnya menenangkan dirinya

Nara mengangguk pelan, menarik nafasnya panjang

Pada dasarnya wanita di hadapannya ini tak banyak bicara jika tak ditanya. Ia akan terus diam hingga si lawan bicaranya yang memulai percakapan terlebih dahulu

Masalahnya nara masih bingung, ia tak tahu harus berkata apa terlebih dahulu

"Tante apa kabar?" Ujarnya berbasa basi

Sungguh, ia tak bisa memulai topik

Tari mendongak menaruh ponselnya di samping mulai menaruh fokus pada percakapan ini
"Baik alhamdulilah, kamu gimana?, Masih sma ya?"

Nara mengangguk
"Iya tante, baru naik kelas dua belas kemarin"

"Bakal sibuk ujian dong ya sebentar lagi"

Gadis itu kembali mengangguk

"Rencana mau masuk univ mana nara?" Tanya nya dengan wajah tenang itu

Tak heran nara mengapa juna bisa setampan dan semenawan ini. Biangnya saja bikin diabetes. Nara banyak banyak istigfar melihat dua makhluk ciptaan tuhan yang sangat indah ini

"Kalo univ belum bisa nentuin sih, tapi rencananya nara mau ambil desain interior"

"Katanya mau masuk ilkom" bisik juna menggodanya

Nara dan HaikalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang