- L I M A D U A -

923 105 13
                                    

Haikal melangkahkan kakinya kesana kemari mencari  bundanya. Rumahnya akhir akhir ini selalu kosong. Daniel dan hana masih di rumah omanya. Enggan pulang kata bunda

Haikal jadi merindukan dua bocil nya itu

Papanya memang jarang pulang karena urusan bisnis yang tak henti henti. Dulu pria paruh baya itu masih bisa menyempatkan waktunya untuk berkumpul dengan mereka. Namun sekarang papanya terlalu sibuk sepertinya hingga jarang sekali terlihat menginjakkan kakinya dirumah

Haikal bahkan lupa kapan kali terakhir nya berinteraksi dengan sang papa. Pria itu memang tak terlalu dekat dengan papanya. Haikal terbiasa bersama bundanya tanpa kehadiran pria paruh baya itu

Lelaki tampan itu menemukan catatan kecil di kulkas. Sedikit tersenyum melihat bundanya yang masih memarahinya bahkan dari secarik kertas. Pada kertas putih yang tak rata sobekannya itu tertulis 'abang kalo udah pulang langsung makan, udah bunda siapin di meja, awas aja kalo kelayapan ga jelas, bunda seret kamu ke pesantren'

Terkekeh kecil melihat kalimat terakhir yang ditulis bundanya. Ibu ibu kalo udah ngancem pasti bawa bawa pesantren. Aneh memang

Haikal memutuskan pergi ke kamarnya. Bundanya sedang pergi ke butik temannya sepertinya. Wanita itu sering sekali keluar akhir akhir ini. Ada gosip apa hingga bundanya rela pergi tiap hari seperti itu?

Merogoh saku celananya mencari benda persegi panjang itu. mengetik kan sedikit pesan pada papanya untuk sekedar menanyakan kabarnya

haikal menaruh ponselnya, ia tau papanya pasti sibuk dan tak bisa membalas pesannya dengan cepat

menerawang langit langit kamarnya. pikirannya terlempar kembali pada masa masa haikal sibuk menjahili perempuan bernama panjang nara davira itu. demi tuhan, awalnya dirinya tak ada maksud apapun pada gadis garang itu. haikal hanya suka saja reaksi wanita itu ketika dijahili. teriakkan yang memekakkan telinga terasa candu bagi haikal. bahkan tak jarang juga nara memukulnya karena kelewat kesal. muka galak yang nara pancarkan seolah memberi lampu hijau haikal untuk terus menjahilinya. nathan dan seluruh temannya bahkan muak melihat nara yang mengamuk akibat perbuatan haikal. dirinya sangat menikmati itu

sampai pada titik dimana juan berkata bahwa dirinya tak hanya sekedar menjahili nara. didasari pada dirinya yang terus saja ingin menempel dengan nara, dan selalu ingin berinteraksi dengan gadis itu. haikal tertohok mendengar pernyataan itu, awalnya dirinya membantah mentah mentah pernyataan tak masuk akal itu. dan pada akhirnya dirinya mengakui dan jatuh pada pesona nara

hingga saat ini, haikal yang malah tergila gila dengan wanita senga itu

pintu terbuka menampilkan hana dengan daniel yang menyembulkan kepalanya lucu

"abanggggggg" seru daniel antusian berlari ke arah ranjang menghampiri kakaknya itu

pria yang sedang melamun itu terkejut mendapati daniel yang sudah memeluk erat dirinya

"kangen banget sama abang" ujar bocah kecil itu sudah mendusel dusel padanya

haikal terkekeh memeluk bocah kecil itu
"lo gamau dipeluk juga na?"tanya haikal pada gadis yang hanya menyandarkan bahunya pada pintu enggan mendekat

hana bergidik cepat
"males banget" ujarnya berlalu begitu saja

pria itu mendengus geli membawa daniel pada pangkuannya

"ngungsinya lama banget sih, abang kangen tau gaada yang bisa dijailin"

daniel memberengut lucu
"abang nyebelin"

haikal tertawa melihat reaksi itu, lalu memeluk erat daniel menyalurkan rasa rindunya
"bocil abang comeback"

daniel bergerak kesana kemari tak ingin di peluk haikal
"abanggg lepasinn, bunaaaaaaa" rengek daniel kencang

Nara dan HaikalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang