02

16.8K 1.4K 30
                                    

Victor terlihat geram mendengar apa yang Lukas katakan.
"Jangan coba-coba membuat aku marah !" Victor meremas kerah baju Lukas dengan tatapan kesalnya.

Lukas meremas balik kerah baju Victor.
"Inilah sifat seseorang yang tengah menutupi kesalahannya, dia akan menyalahkan orang lain!"

"Berhenti ! Lepas.. Victor, jangan seperti ini, lebih baik kamu pulang! Aku yang akan bicara dengannya.. ku mohon!" Willy menarik tangan Victor.

Victor mendorong Lukas kasar.
"Aku sudah memperingati mu!" Victor menabrak kasar tubuh Lukas lalu berjalan menuju mobilnya, dia tancap gas dari kediaman Willy.

Lukas beralih menatap Willy.
"Wajah polos dan lugu mu sangat jauh dari sifat nakal mu Willy.." kata Lukas menatap Willy tajam.
".. bagaimana bisa kamu menjalin hubungan dengan pria yang sudah punya dua anak ?"

Willy meremas plastik obat yang Victor berikan.
"It-itu bukan urusan mu.. jangan menasehati ku seolah kita sudah mengenal lama"

"Aku menasehati mu karena aku perduli.. "

Deg!
Willy menatap Lukas.

".. dia menduakan isterinya dan mengkhianati anak-anaknya hanya untuk kepuasan semata.. kamu yakin menaruh rasa pada pria seperti dia ?" Tanya Lukas.

Willy menghindari tatapan mata Lukas.
"Apa yang kamu tau tentang perasaan ku ? Kamu tidak tau apapun"

"Cara mu menatapnya bahkan membelanya, aku tau kamu menyimpan rasa" jawab Lukas.

Grep!
Willy semakin kuat meremas plastik tadi.

"Ak-aku perlu dia untuk hidup, dia yang sudah menolong ku dari keterpurukan!"

"Menolong mu ? Dia hanya membawa penderitaan lebih lanjut.. kalau keluarga inti tau hal ini, saat tuan besar tau menantunya berselingkuh.. nyawa mu hanya ada di ujung pistolnya!"

Wajah Willy berubah takut.
"Itu tidak lucu"

Lukas mendekat, dia menatap lekat mata Willy.
"Kamu bukan Deon yang berani memasang tameng untuk cintanya .. aku mendukung Deon karena dia tidak merebut bos Harry dari siapapun tapi kamu.. ku rasa tak seorang pun akan membela mu, kamu akan jatuh dan tersesat semakin dalam.."

Lukas menyentuh dagu Willy.
".. Kamu kucing kecil sudah salah memilih rumah, aku akan membawa mu pulang.. ikut bersama ku"

"Ugh!" Willy langsung menepis tangan Lukas.
"Berhenti menyebut ku kucing! Aku bukan hewan dan aku tidak perlu belas kasihan mu.. aku bisa mengatasi masalah ku sendiri !! Pergi !!"

Bam!

Lukas mengepalkan tangannya saat Willy membanting kasar pintu rumahnya di depan wajah Lukas.

"Kau tau, rumah ku selalu terbuka untuk kucing yang tersesat.. kamu boleh datang kapan pun kamu mau"
Setelah berkata seperti itu, Lukas melangkah pergi lalu tancap gas dari kediaman Willy.

Willy memeluk tubuhnya di dekat pintu.
"Kamu tidak tau apapun tentang ku, jadi diam lah" kata Willy pelan, air matanya perlahan berjatuhan membasahi kedua pipi Willy.

.
.

Bersambung ...

(Tamat E-Book) Dolla Bills (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang