04

20.5K 1.4K 66
                                    

Ding
Dong

Suara bel rumah Willy terdengar.
"Mm.. Deon sudah disini"

Willy beranjak dari kasurnya dengan selimut tebal, dia melangkah kearah pintu.

Ding
Dong

Dan kembali bel rumahnya berbunyi.
"Iya.. sebentar" jawab Willy, perlahan dia membuka pintu rumahnya.

"Deon, terima kasih-"

Deg!
Willy terkejut melihat Lukas berdiri di depan pintu rumahnya, tak hanya itu Lukas juga membawa seseorang yang kemungkinan dokter.

"Ke-kenapa kamu yang datang ?" Tanya Willy.

"Kamu lupa kalau Deon sudah punya anak, dia sibuk dengan rumah tangganya jadi jangan membuat Deon mengabaikan keluarganya hanya untuk mengurus orang sakit seperti mu"

"Kenapa-Mph!" Lukas menutup mulut Willy.

"Berhenti mengomel.. aku membawa dokternya langsung karena ku tau kamu tidak akan mau ikut ke rumah sakit kalau aku yang membawa mu.. jadi biarkan kami masuk, kamu tidak mungkin mengabaikan dokter yang sudah datang kemari kan ?"

Willy menatap dokter wanita yang terus tersenyum pada Willy. Willy akhirnya mengalah, dia mengijinkan Lukas dan dokter wanita tadi masuk.

Lukas berniat membantu Willy berjalan tapi Willy menolak, karena kesal akhirnya Lukas mengendong paksa Willy.

"Hei ! Aku bisa jalan sendiri !!"

"Diam lah, jalan mu seperti siput"

"Ugh.." kedua pipi Willy memerah, dia merasa malu karena ada dokter juga yang melihat Lukas menggendongnya.

Saat menggendong Willy, Lukas bisa mencium aroma vanilla dari tubuh Willy terlebih dari rambutnya.

'Baunya enak' batin Lukas.

"Hei.. Dimana kamar mu ?" Tanya Lukas.

Willy menunjuk sisi kiri dimana kamarnya berada. Lukas dan dokter berjalan masuk ke dalam kamar Willy.

Saat masuk, Lukas bisa mencium bau vanilla yang sama seperti di tubuh Willy.
'Kamarnya sangat wangi, apa dia menumpahkan parfum di sini ?' tanya Lukas pada dirinya sendiri.

Perlahan Lukas membaringkan Willy di atas kasur lalu menyuruh dokter untuk memeriksa kondisi Willy.

"Tuan Willy hanya kelelahan, gejala flu dan ada asam lambung karena waktu makan yang tidak teratur.." dokter meresepkan obat untuk Willy.

".. ini resep obatnya, tuan Lukas bisa membelinya di apotek terdekat"

"Hm, terima kasih dok" Lukas mengambil resep obat tadi.

"Cepat sembuh ya, saya permisi"

"Terima kasih dokter" kata Willy dengan suara lemahnya yang dokter balas dengan senyuman.

"Aku akan mengantar dokter kembali ke rumahnya sekaligus membeli obat..  jangan kunci pintu rumah mu, kamu paham ?"

Willy mengangguk pelan.
"Bagus, aku segera kembali.. istirahat lah" Lukas mengusap pelan pucuk kepala Willy lalu beranjak pergi bersama dokter tadi.

"Dia pria yang aneh, aku sudah berkata kasar tapi dia tetap mau menolong ku" gumam Willy.

"Ah, aku tidak mengerti dia!" Willy menarik selimutnya lalu menutup matanya.

Tanpa sadar Willy ketiduran, dia tidak tau kalau Lukas sudah kembali setelah 30 menit pergi keluar.

Lukas menaruh plastik obat lalu pergi ke dapur Willy.
"Hm, sepertinya dia belum makan apapun...dapurnya masih rapi" kata Lukas.

"Miaw~" Mimo, kucing Willy mendekat lalu mengusap tubuhnya di kaki Lukas.

"Hei.. kucing manis" Lukas mengelus Mimo.
".. pemilik mu lagi sakit, aku akan memasak untuknya.. boleh kah ?"

"Miaw~" jawab kucing tadi dengan wajah lucunya.
"Hehe, baik.. terima kasih sudah mengijinkan aku memakai dapur kalian"

Lukas melihat kulkas Willy dan mendapati beberapa bahan makanan.
"Oke, mari masak!"

.
.

Bersambung ...

(Tamat E-Book) Dolla Bills (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang