Gracesia Rylla Antonio, putri bungsu dari keluarga kaya dan terhormat Antonio. Gadis cantik dengan rambut panjang terurai berwarna emas itu menunjukan wajah murung, pasalnya dia akan di kirim ke Australia untuk kuliah di sana, masalahnya bukan Grace tidak mau kuliah di Australia, tapi dia akan tinggal bersama Kakaknya selama kuliha di sana.
"Mam, aku sama Kakakkan waktu masih kecil suka berantem tiap hari, kalau nanti Kakak nyebelin gimana." rengeknya, yang masih kekeh tidak mau kuliah bersama Kakaknya
"Sayang itukan waktu kalian masih kecil, sekarang kalian udah sama sama dewasa jadi pastinya enggak akan berantem," jawab Yassi Sharas Antonio, Ibu Grace
"Aku kuliah di sini aja biar bisa tinggal sama Mama dan Papa." kata Grace, yang tetap menolak ke Australia
"Grace, Papa sudah bilang pada Kakak mu, dan dia setuju jika kamu mau kuliah di sana." ujar Xward El'v Antonio, Papa Grace yang tiba tiba muncul
Grace menghela nafas, kedua orang tuanya sangat memaksakan ke inginan mereka pada Grace, membuat Grace mau atau tidak tetap harus pergi ke Australia dan tinggal bersama Kakaknya, walau Grace miminta untuk menyewa apartemen sendiri saat di Australia orang tuanya tidak setuju, karena ia harus bersama Kakaknya.
"Kalau begitu ayo kita ke bandara sekarang, Grace." kata Papanya, membuat Grace membelalakan matanya
"Kenapa harus hari ini juga sih Pap." kesal Grace, karena ini terlalu mendadak, walau memang semuanya sudah di persiapkan kedua orang tuanya dari jauh hari
"Kami sudah memesan penerbangan untuk hari ini Grace, hanya saja kamu terus menolak jadi Mama lupa memberi tahu mu," balas Yassi
"Baiklah aku akan bersiap sekarang." kata Grace, bangkit dari tempatnya dan berlalu ke kamarnya
Setelah hampir setengah jam akhirnya Grace kembali dengan penampilannya yang sangat cantik, Yassi, dan Xward langsung mengajak Grace ke bandara. Sesampainya di bandara Grace pamit pada orang tuanya dan melambaikan tangan tanda perpisahan, helaan nafas pelan Grace melangkah masuk ke dalam pesawatnya.
Perjalanan yang cukup panjang untuk Grace telah di lewatinya, akhirnya dia tiba di depan pintu apartemen Kakaknya, tidak ada yang menjemputnya di bandara, dan beruntungnya Grace sudah hapal jalanan menuju apartemen Kakaknya, karena dia sudah beberapa kali datang ke sana dengan orang tuanya, walau lima tahun terakhir Grace sudah tidak pernah datang lagi kesana. Perlahan Grace mengetuk pintu, dan butuh beberapa menit sampai akhirnya pintu terbuka, namun Grace merasa asing dengan orang yang membukakan pintu.
"Dimana Cliantha Ylla Antonio, ini apartemennyakan?" tanya Grace ke bingungan
"Aku Kakak mu, Clia. Masuklah," jawabnya, sambil meminta Grace masuk
"Lima tahun tidak bertemu Kak Clia sangat berubah drastis ternyata." ujar Grace, setelah duduk di sopa, dan Clia terlihat tengah membuatkan teh
"Kau saja yang terlalu lama tidak melihat ku, jadinya sampai tidak mengenali ku seperti tadi," balas Clia, sambil menyodorkan segelas teh
Grace menatap Kakaknya sekilas, bagaimana mungkin bisa ia mengenali Kakaknya jika saat ini penampilan Kakaknya terlihat cool tidak seperti dulu yang sangat peminim, kini rambutnya saja di potong sangat pendek, di tambah tubuhnya di balut kaus putih polos dan celana jeans, lebih tepatnya kini Kakaknya tampan bukan cantik padahal dia wanita.
"Apa teh buatan ku enak?" tanya Clia, membuat Grace mengangkat sebelah alisnya, karena tidak biasanya Clia basa basi seperti itu padanya
"Enak, ku rasa sekarang Kakak pandai meracik teh hangat," balas Grace, terdengar seperti nada ejekan lebih tepatnya
"Baguslah, Kakak harus pergi ke mini market untuk membeli bahan makanan agar kita bisa makan malam." kata Clia, Grace hanya menangguk
"Mau titip sesuatu?" tanya Clia, dan Grace langsung menggelengkan kepalanya
Clia bangkit dari tempatnya, wanita itu terlihat mengambil beberapa lembar uang dari dalam laci, setelahnya mengambil tas belanjaan yang biasanya ia bawa saat ingin belanja agar tidak perlu menggunakan kantong plastik, dan Clia pamit pada Grace, namun cara pamitnya membuat Grace membelalakan mata.
"Kak kenapa cium bibir aku sih, geli banget tahu!" kesel Grace, saat Clia akan menarik kenop pintu
"Itu hanya salam pamit pergi, sudah wajar di sini," jawab Clia enteng, dan terlihat tidak merasa bersalah
"Tapi tidak perlu lakukan itu pada ku!" protes Grace, karena bagaimanapun Clia sudah mengambil ciuman pertamanya
"Kenapa harus marah hal itu kan wajar di sini, dan lagi pula kamu tidak menghindar," balas Clia sesantai mungkin, membuat Grace semakin kesal
"Dasar Kak Clia gila...!" teriak Grace, namun Clia enggan menggubrisnya dengan berlalu pergi
Grace berlalu ke wastafel membasuh bibirnya, ia masih tidak suka pada Kakaknya, jadi apapun yang bersangkutan dengan Kak Clia ia harus menghapusnya, tapi bodohnya Grace terus terusan merasa bibir Kakaknya masih terus saja menempel di bibirnya.
"Kak Clia pasti sudah gila, mana mungkin ada hal wajar seperti itu di negara ini, sudah pasti itu hanya akal akalannya saja." gerutu Grace kesal
Tangan Grace mengambil remot televisi dan membaringkan tubuhnya di sopa, lebih baik ia menonton saja di bandingkan harus terus meningat kejadian tadi yang membuatnya terus merasa kesal, itu benar benar kesan terburuk untuk hari pertama dirinya tinggal dengan Kakaknya. Mungkin karena terlalu lelah Grace tidak sadar dirinya ke tiduran, sampai sesuatu yang bergerak di bibirnya menyadarkannya.
"Ahkk...apa yang Kakak lakukan pada ku!" teriak Grace, dan refleks mendorong Kakaknya sampai Clia terjatuh
"Apasih Grace, tidak ada yang Kakak lakukan pada mu, sedari tadi Kakak hanya memanggil mu agar kamu bangun," jawab Clia terdengar tegas
"Bohong, Kakak cium bibir aku lagikan!" tuduh Grace, yang masih tidak percaya pada perkataan Kakaknya
"Tersetah mau bilang apa, mungkin itu mimpi atau perasaan mu. Ayo makan Kakak sudah selesai memasak." Clia bangkit, dan duduk di meja makan
Grace mulai merasa perkataan Clia benar, mungkin saja tadi itu hanya mimpi, karena terlalu terkejut dengan kejadian pamit Clia yang aneh. Tidak mau ambil pusing Grace ikut duduk di meja makan bersama Clia, mereka memakan steak buatan Clia yang terasa memanjakan lidah, Grace tidak menyangka Kakaknya pandai memasak.
"Kak apa aku tidur satu ranjang sama Kakak?" tanya Grace, pasalnya apartemen Kakaknya hanya satu ruangan dan pastinya hanya ada satu tempat tidur
"Kalau tidak mau satu ranjang dengan ku kamu bisa sewa apartemen atau tidur di sopa," jawab Clia, ternyata sipat menyebalkannya masih ada
"Lagian kenapa sih Kakak nolak buat tinggal di apartemen mewah yang Papa tawarkan." gerutu Grace, ia merasa Kakaknya bodoh karena sudah menolak fasilitas mewah yang di tawarkan orang tuanya
"Tidak semua orang suka hidup mewah dari hasil uang kedua orang tuanya, Grace." tegas Clia sambil berlalu pergi
Grace tahu itu, sejak awal kuliah di Australia Kakaknya memang menolak fasilitas yang orang tua mereka berikan, bahkan setelah menjadi sarjana Clia di tawarkan untuk mengelola dan memiliki beberapa perusahaan keluarga, tapi Clia tetap menolak justru ia memilih kemabli kuliah ke jenjang yang lebih tinggi agar benar benar mendapatkan gelar.
...
Pamanasan dulu, semoga ada yang baca dan suka ceritanya
Cerita fress nih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister, I Love You [GxG]
Romance"Kak kok ciumnya di bibir? kan bisa di pipi atau di kening." - Gracesia Rylla Antonio "Yang di cium kok nawar, terserah Kakak dong mau nyium di mana." - Cliantha Ylla Antonio "Ihss Kakak nyebelin!" -Gracesia Rylla Antonio Mungkin tidak jika cinta me...