Grace merenung bersama gelas kecil berisi wine yang ia teguk beberapa kali, hatinya terlalu kacau dan bingung ingin berbuat apa, semua perkataan Clia tidak berhenti berputar di otaknya membuat Grace semakin frustasi. Grace terus meminta tambahan Wine ke gelasnya pada Bartender di hadapannya, untuk kali pertamanya ia datang di club Australia, dan semabuk ini. Ia sering pergi ke Club tapi tidak minum begitu banyak.
"Nona. Kau sudah minum terlalu banyak." kata pria kurus yang menjadi Bartender, kala Grace kembali meminta segelas Wine
"Baiklah baiklah. Aku akan bayar dan pulang." ujar Grace tidak jelas, mengambil uang dari sakunya, bangkit dari tempatnya
Grace terhuyun, berjalan keluar Club."Nona. Apa kau butuh supir untuk mengantar mu pulang." tawar pria kurus, yang mengikuti Grace sampai keluar Club
"Tidak. Pergilah banyak tamu yang ingin minum, jangan pedulikan aku," balas Grace pada Bartender itu, dan berlalu pergi
tangan Grace melambai memberhentikan taksi, begitu ia masuk ke dalam taksi pria Bartender itu mendatangi jendela pintu supir dan entah mengatakan apa, Grace tidak peduli. Selama di dalam taksi Grace tertidur, ia di bangunkan oleh supir taksi dan berjalan ke apartemen gontai. Begitu tiba di depan pintu Grace mengetuknya begitu keras, dan berteriak tidak jelas.
Bruk
Grace terjatuh begitu pintu di buka."Apa yang terjadi pada mu, Grace." panik Clia yang langsung membawa Grace masuk ke dalam kamar mereka, Clia membuka sepatu Grace, dan menyelimutinya setengah badan
"Biar aku ambilkan minum." kata Clia hendak berlalu, tapi tangan Grace menariknya cukup kencang membuat tubuh Clia goyah dan menindih Grace
"Kau harum, aku suka wangi mu." ungkap Grace ambigu menurut Clia, tapi Grace tampak menghirup aroma rambut Clia yang baru saja memakai shampo beraroma Stroberi
"Grace. Lepaskan aku, biar aku ambilkan minum untuk mu." Clia menarik tubuhnya menjauh dari Grace, tapi tidak berhasil karena gadis itu menahannya
"Bibir mu tampak manis, aku ingin mencobanya." Clia membulatkan matanya mendengar perkataan Grace, tapi tidak sampai Grace melumat bibir tiba tiba membuat Clia memejamkan matanya
Grace juga menyukai aroma stroberi dari lipstik yang Clia pakai, gadis itu tidak berhenti melumat bibir Clia lembut, tangan Grace tidak tinggal diam ia menarik tubuh Clia dan membalikkan posisi mereka membuat Clia berada di bawah tubuhnya dan berada di bawah kendalinya. Tangan Grace menyelinap masuk ke dalam hot pant milik Clia membelai lembut bulu halus yang tumbuh di sana, membuat tubuh Clia menegang.
"Tidak. Grace sadarlah, aku tau kau mabuk!" ucap Clia, sedikit berteriak agar Grace sadar, tapi tampaknya itu tidak beraksi pada Grace, gadis itu tetap melanjutkan aktivitasnya
"Sttt. Aku tidak mabuk, kau yang justru membuat ku begitu kacau!" tuduh Grace, menyalahkan Clia atas kekacauan perasaannya saat ini
Grace mengambil tanganya dari dalam hot pant Clia, menarik ke atas kaos polos yang Clia pakai sampai terlepas."Aku tidak ingin kita seperti ini." cicit Clia pelan, membuat Grace mendekatkan bibir ke telinga Clia
"Aku ingin kita seperti ini, dan lebih dari ini." bisik Grace, membuat Clia merinding kala hembusan nafasnya menyapu daun telinganya
Grace tersenyum melihat Clia yang mengenakan bra berwarna merah, ia meraih punggung Clia mencari mengait bra di sana, dan melepaskan pengait bra itu tanpa ragu. Grace melempar Bra Clia asal bibirnya beralih mengulum puting merah muda milik Clia tanpa ragu, membuat Clia tidak bisa menahan dirinya.
Suara geraman tertahan dari bibir seksi milik Clia membuat Grace semakin gila dan berani membuat Clia menjerit. Bibir Grace perlahan turun ke perut Clia, begitu sampai bawah, ia menarik hot pant Clia membuat menampakkan indah di depan matanya, karena ternyata Clia tidak mengenal celana dalam. Tanpa izin Grace menyentuh intim Clia, mengarahkan bibirnya ke sana, dan ternyata Clia sudah basah.
"Kita belum mulai, kau sudah basah." ucap Grace mengejek, membuat pipi Clia memerah seperti kepiting rebus
"Grace. Jangan memperlakukan seolah aku tidak mampu membuat mu berada di bawah kendali ku!" gertak Clia, yang merasa terejek
"Ku harap itu bukan gertakan semata, karena aku sangat berharap merasakannya." tantangan Grace, membuat Clia mendorong tubuh Grace, dan menindihnya
"Kau pikir aku tidak berani melakukan apa yang kau lakukan pada ku, bahkan aku bisa lebih dari itu!" Kecam Clia menarin baju Grace ke atas dan melemparkannya
Grace tersenyum menang menikmati pemandangan di hadapannya, di mana Clia yang sudah telanjang sepenuhnya, kini tengah melucuti pakaiannya dengan sangat kasar dan terburu, tapi Grace sangat menyukai hal itu. Clia melumat bibir Grace, sedangkan kedua tangannya memainkan puting milik Grace yang sudah mencuat.
"Mungkin di bawah sana akan lebih basah dari milik ku." bisik Clia melepas sejenak ciumannya, dan kembali menyambar bibir Grace
"Rasanya ini tidak cukup membuat yang di bawah sana basah." cicit Grace di sela ciuman Clia, menantang wanita yang tengah mengendalikannya
Clia meraih leher Grace mengelusnya, dan sedikit menarinya mendekati ke bibirnya, Clia tidak membiarkan leher Grace kosong tanpa jejak miliknya, ia memenuhi leher Grace dengan kissmarknya, membuat suara manis mengalun dari bibir Grace. Puas dengan leher Grace Clia beralih pada puting Grace, mengulumnya memberikan gigitan nakal di sana, tangannya mengelus intim Grace yang sudah sangat basah, tanpa ragu Clia memasuki satu jarinya, membuat desahan cukup keras terdengar dari bibir Grace.
"Kau yakin sudah cukup siap?" tanya Clia berbisik, membuat Grace menatapnya tanpa jawaban
"Yakin saja dulu kau bisa membuat begitu menikmatinya," balas Grace menantang
...
Sttt, jangan penasaran dengan kelanjutannya...
Yukk tetap stay menunggu cerita absurd ini, dan terimakasih yang sudah memberi dukungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister, I Love You [GxG]
Romance"Kak kok ciumnya di bibir? kan bisa di pipi atau di kening." - Gracesia Rylla Antonio "Yang di cium kok nawar, terserah Kakak dong mau nyium di mana." - Cliantha Ylla Antonio "Ihss Kakak nyebelin!" -Gracesia Rylla Antonio Mungkin tidak jika cinta me...