Grace masih terduduk di atas tempat tidurnya mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul, perlahan tangannya meraba bibirnya sendiri, Grace merasa aneh saat dirinya setiap malam merasakan lumatan lembut di bibirnya, saat ingin membuka mata Grace selalu saja takut, namun saat terbangun di pagi hari ia malah merasa itu hanya mimpi, tapi semakin lama ciuman itu terasa nyaman untuk Grace.
"Apa mungkin Kak Clia, tapi tidak mungkin juga, karena Kak Clia hanya mencium ku satu kali, sudahlah mungkin saja itu mimpi." kata Grace pada dirinya sendiri
Grace menapakan kakinya ke lantai, dan berjalan ke arah meja makan."Selamat pagi, ayo sarapan." Grace terkejut, karena Kakaknya masih ada, biasanya dia sudah pergi
"Tumben Kakak masih ada di apartemen, apa kali ini kelas siang?" tanya Grace, sambil mendudukan dirinya di salah satu kursi meja makan
"Hari ini Kakak tidak ada kelas, dan juga tidak ada jadwal mengajar jadi bisa bersantai," jawab Clia, yang hanya di angguki Grace
Keduanya melahap sarapan mereka bersama, Clia terlihat terus memperhatikan Grace, walau penampilan Adiknya itu sangat berantakan, karena Grace belum mandi ia baru saja bangun tidur dan langsung sarapan, sedangkan yang di perhatikan sama sekali tidak menyadarinya.
"Tadi Mama telepon dia bilang kamu menolak semua fasilitas dari Mama, termasuk mobil." Kata Clia, membuat Grace menghentikan acara makannya
"Itu benar, aku terinspirasi oleh Kakak untuk hidup mandiri jadi aku ingin mencobanya," jawab Grace tenteng, sedangka Clia terlihat memberi tatapan datar
"Grace kamu beda sama Kakak, jadi enggak seharusnya kamu ngelakui ini." Clia terdengar tidak suka pada keputusan yang Grace pilih
"Kak. Grace cuma mau buat Mama sama Papa bangga itu aja kok, karena selama ini mereka cuma bangga sama Kakak." Grace bangkit tanpa menyelesaikan sarapannya, dia berlalu pergi
Clia menghela nafas pelan, ternyata Grace tidak pernah berubah dia tetap keras kepala dan tidak ingin di tentang. Karena ini kali pertama mereka kembali berdebat Clia merasa bersalah, ia menyusul Grace dan menemukannya tengah berbaring di atas tempat tidur.
"Grace, bangunlah kamu harus kuliah." kata Clia, namun Grace tidak menanggapinya sedikitpun
"Baiklah kali ini Kakak tidak akan melarang mu dan akan selalu mendukung mu, jadi bangunlah kamu harus kuliah." bujuk Clia, dan akhirnya Grace bangkit dari tempatnya
"Kakak janji sama aku." pinta Grace, memberikan jari kelingkingnya, dan Clia mengangguk sambil menautkan kelingkinya
"Kalau begitu Grace mau mandi dan bersiap." ujar Grace bersemangat, terlihat menggemaskan seperti anak kecil, walau umur Grace sudah kepala dua
Selama Grace mandi dan bersiap Clia bersantai di depan televisi, karena apartemennya sudah selesai ia bereskan sejak pagi tadi, jadi tidak ada lagi kegiatan yang harus Clia lakukan selain bersantai di depan televisi, lagi pula hari ini ia benar benar tidak memiliki jadwal apapun.
"Kak, Grace mau nanya sesuatu dong." kata Grace yang baru saja tiba, dan duduk di sebelah Clia
"Kamu mau tanya apa emangnya, pake bilang dulu gitu." heran Clia, karena Grace tidak seperti biasanya
"Gini Kak, setiap malam Grace ngerasa ada sesuatu yang gerak di bibir Grace, kayak ada yang nyium gitu." sebenarnya Grace ragu bilang itu
"Kamu ngaco yah, mungkin aja itu cuma dalam mimpi." sudah Grace duga, pasti itu yang akan Kakaknya bilang
"Iya sih, ya udah kalau begitu Grace pamit kuliah." pamit Grace, dan berlalu pergi meninggalkan apartemen
...
Clia mundar mandir tidak jelas di dalam apartemennya, pasalnya sudah jam delapan malam Grace belum pulang, walau dia selalu pergi dengan temannya pulangnya pasti hanya sampai jam empat sore tidak selarut ini, namun dalam kecemasan suara pintu apartemen terbuka terdengar, membuat Clia langsung berjalan ke sana.
"Grace kenapa kamu basah kuyup." ujar Clia, yang melihat seluruh tubuh Grace, dan memang di luar tengah hujan lebat
"Aku berjalan kaki dari rumah teman ku, di tengah berjalanan hujan deras turun," jawab Grace, dengan bibir bergetar karena tubuhnya mengigil
"Kalau begitu ayo ganti pakaian mu, Grace." Clia membawa Grace ke kamar, mengambil sepasang piyama dari dalam almari
"Kakak mau apa?" tanya Grace, saat tangan Clia menarik kaus Grace ke atas
"Membuka baju mu, lagi pula aku Kakak mu dan perempuan tidak masalahkan," jawab Clia, dan Grace hanya mengangguk
Dengan telaten Clia membuka semua pakaian Grace, setelah tubuh Grace naked Clia mengambil handuk kecil dan satu ember kecil air hangat, Clia mengelap tubuh Grace dengan air hangat, dan Grace tidak memprotes apapun yang Clia lakukan justru Grace merasa sangat bahagia Clia memperlakukannya dengan sangat baik.
"Mana celana dalam dan branya Kak?" tanya Grace, saat Clia akan memakaikan celana pada Grace
"Kamu mau tidurkan, jadi untuk apa harus mengenakan celana dalam dan bra," jawab Clia, tapi Grace tetap menolak memakai celana
"Tapi Grace walau mau tidur tetap selalu pakai celana dalam dan bra, Kak." protes Grace, yang kekeh ingin celana dalam dan bra
"Untuk kali ini tidak perlu pakai." Grace menurut saja kali ini, lagi pula jika terus berdebat dalam keadaan telanjang ia semakin ke dinginan
Clia membawa tubuh Grace ke atas tempat tidur menyelimuti tubuhnya, dan Clia ikut masuk ke dalam selimut itu, walau jarak tubuh mereka cukup jauh. Clia yang terus saja menatap Grace melihat bibir gadis itu masih menggil sudah pasti Grace masih kedinginan, tangan Clia meraih kening Grace, tapi beruntungnya tidak panas.
"Grace apa mau ke rumah sakit?" tawar Clia, yang khawatir pada keadaan Grace
"Tidak Kak, di luar pasti sangat dingin di tambah kita harus menunggu taksi jika ingin pergi." tolak Grace, yang malas mengambil resiko
"Itu sebabnya Kakak tidak setuju kamu menolak semua fasilitas yang Mama dan Papa beri, jadinya seperti ini kan." tegur Clia, membuat Grace malas mendengarnya
"Ini hanya hal kecil Kak, Grace masih ingin berusaha," balas Grace, yang tidak ingin menyerah begitu saja
"Ya sudahlah, kalau begitu mendekatlah agar lebih hangat." pinta Clia, Grace langsung menurutinya
Grace mendekatkan tubuhnya, merasakan pelukan Clia, tapi itu tidak terlalu berefek tubuh Grace masih terus menggil, Clia tau Grace masih menggil walau ia sudah memeluknya, dan Clia melepas pelukannya ia memberanikan diri membuka satu persatu kancing piyama Grace, namun kini tangannya di tahan oleh Grace, membuat Clia menatapnya.
"Kakak mau ngapain...?"
...
Aku minta maaf buat yang nunggu cerita ini sampai berabad abad soalnya hpku ilang dan lupa sandi emailnya, dan baru inget kalau aku cantumin email pemulihan akhirnya dan akhirnya akun ku kembali
Selamat membaca kesayangan aku🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister, I Love You [GxG]
Romance"Kak kok ciumnya di bibir? kan bisa di pipi atau di kening." - Gracesia Rylla Antonio "Yang di cium kok nawar, terserah Kakak dong mau nyium di mana." - Cliantha Ylla Antonio "Ihss Kakak nyebelin!" -Gracesia Rylla Antonio Mungkin tidak jika cinta me...