28. Maaf

39 7 1
                                    


Mungkin kata maaf tidak akan bisa menghapus luka dihatimu namun hanya dengan kata itu yang bisa aku katakan 


Sakit itu yang dirasakan oleh Aish sekarang ia tak pernah menyangka jika Daffin akan mengatakan hal yang seperti itu, meski ia tau dari orang-orang bahwa Daffin memang sering berbicara sesukanya tapi gadis bermata hazel itu tidak akan menanyangka bahwa akan sesakit ini, Daffin telah merendahkan harga dirinya sebagai perempuan dengan mengatakan bahwa ia wanita kegatelan yang suka nempel sana-sini.


Jika ia boleh memilih, ia tidak akan pernah mau kenal dengan lelaki yang bernama Daffin itu, ia mengutuki orang-orang yang sering memuja-muji lelaki itu, rasanya ia ingin berteriak dan mengatakan bahwa Daffin adalah lelaki brengsek kedua setelah ayahnya.


Di satu sisi ia paham mungkin saja Daffin tengah emosi namun baginya ini sudah keterlaluan, perkataannya tidak dibenarkan sama sekali tidak ada pembelaan untuk itu, bahkan hanya karena satu, dua kalimat yang dilontarkan oleh mulut tajam Daffin itu terus terputar diotaknya bak kaset rusak yang selalu terputar berkali-kali.


"Aish" suara yang sangat ia kenal itu membuatnya mendongakkan kepalanya dan memastikan bahwa orang itu yang memanggilnya 


"dia lagi?" lelaki berkacamata itu seolah dapat menebak orang yang membuat Aish menangis seperti ini


Aish tak menjawab ia hanya menganggukkan kepalanya pelan dan menundukkan kepalanya kembali diikuti dengan pria itu yang kini duduk disampingnya 


"kali ini karena apa? ucapannya?" Aish sedikit sebal bagaimana lelaki ini selalu peka dengan perasaanya bahkan tanpa ia menceritakan semuanya hal itu seperti sudah jelas dimata lelaki yang berada disampingnya kini.


"kenapa sih lu itu selalu tau aja"


Raka terkekeh kecil kala melihat gadis cantik itu menggembungkan pipinya seperti ingin marah namun dimatanya malah sangat menggemashkan


"gua kan lelaki idaman jadi harus peka sama perasaan cewe"


"gak seru banget sih"


"jadi mau cerita gak nih?" tanya Raka dan mengarahkan pandangannya kepada gadia itu


"gua dibilang cewe kegatelan sama kak Daffin gara-gara kemaren gua dijemput sama kak Afnan eh berangkatnya bareng lu"


"cemburu dia tuh" Aish mengerutkan kedua alisnya mendengar pernyataan Raka 


"dia cemburu liat lu dijemput sama kak Afnan dan dia cemburu liat lu berangkat sama gua tapi karena dia gengsi dan emosi alhasil yaa dia ngomong gitu. Tapi ucapan dia gak dibenarkan sama sekali apapun alasannya itu"


Sejujurnya Aish tak pernah berpikir bahwa Daffin akan cemburu padanya, lagipula tidak ada yang pernah menyangka juga jika orang sedingin, secuek Daffin bisa cemburu terhadap orang lain dan jangan lupakan bahwa Aish tidak memiliki hubungan yang spesial dengan Daffin jadi seharusnya tidak ada hak juga Daffin cemburu bukan, tapi kemarin juga Aish cemburu ketika melihat Daffin berdua dengan Angel, dasar remaja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang