Sulit rasanya aku harus menerima ini semua, hanya berharap ini semua mimpi, namun aku harus bangun bahwa ini adalah takdir
Gadis cantik berambut panjang, melihat pantulan dirinya di cermin, dia memastikan bahwa dari kepala hingga ujung kaki, dirinya sudah siap untuk pergi ke sekolah barunya, ya dia adalah Aish. Aish baru saja pindah ke Jakarta awalnya mereka tinggal di Bandung, namun karena suatu hal mereka harus tinggal di Jakarta kota yang panas, macet namun mengapa semua orang begitu bangga tinggal di kota ini?
"Aish udah belum? Lama amat sih, kita mau ke sekolah bukan mau kepesta gak usah pake dandan segala!" Teriak seorang lelaki dari balik pintu kamar Aish yang tak lain adalah abangnya Arkana
"Iya bawel, Abang tunggu di bawah aja Aish mau ambil tas dulu" Aish langsung mengambil tas lalu ia bergegas turun ke bawah.
Setelah itu Aish langsung mengunci pintu rumahnya, ayahnya adalah seseorang yang sangat sibuk, bahkan untuk pulang kerumahnya saja tidak bisa, dan bunda Aish sudah meninggal tepatnya 3 bulan yang lalu. Jadi kini Aish hanya tinggal dengan abangnya saja, kebetulan pembantu Aish sedang pulang kampung.
Mobil berwarna putih itu pergi menuju sekolah Jakarta yang cukup terkenal yaitu SMAN Merah Putih. Bukan tanpa alasan abangnya memilih sekolah itu untuk Aish, dia hanya ingin adiknya tidak bersekolah dengan jarak yang jauh, cukup membutuhkan waktu 20 menit mereka sudah sampai di sekolah tersebut
"Abang gak bisa temenin Aish?" Aish meminta agar di hari pertama dia bersekolah disana ditemani oleh abangnya
"Gak bisa Aish, Abang ada mata kuliah pagi ini, lagian kamu udah gede bisa sendiri kan" Arkana mengelus rambut indah adiknya
"Yaudah Aish berangkat, Abang hati-hati di jalan" mencium punggung tangan abangnya
"Nanti Abang usahain jemput kamu" ucap abangnya lalu tak lama dia pergi meninggalkan Aish
Ketika Aish mulai memasuki sekolah itu seluruh siswa-siswi menatap kearahnya dengan tatapan tajam, seperti melihat maling saja. Aish yang sadar di lihat oleh para siswa-siswi tersebut hanya bisa menundukkan kepalanya saja, sembari sesekali melihat ke arahnya untuk mencari ruang guru
"Permisi Bu" Aish menghampiri seorang guru yang berumur sekitar 37 tahun
"Kamu Aishzalea Gri...Gri siapa?" Tanya guru itu yang kesusahan mengucapkan nama lengkap Aish
"Aishzalea Grizella Salvino Bu" ucap Aish yang membantu guru itu mengeja namanya
"Iya, sekarang kamu ikut saya ke kelas, oh iya saya lupa panggil saya Bu Dewi" Menepuk jidatnya, Aish pun hanya menganggukkan kepalanya.
Bu Dewi pun mengajak Aish memasuki kelas 11 IPS 6 dan tentu saja ketika mereka masuk, semua murid langsung menjadi hening dan menatap ke arah Aish, dan saling bertanya satu sama lain, siapakah gadis yang bersama Bu Dewi?
"Anak-anak kita kedatangan murid baru" murid-murid melihat ke arah Aish
"Kamu perkenalkan diri kamu" meminta untuk Aish sendiri yang memperkenalkan namanya
"Hallo semuanya, perkenalkan nama saya Aishzalea Grizella Salvino, kalian bisa memanggil saya dengan nama Aish" Aish tersenyum tipis ke semua murid yang ada di kelas itu
"Hallo juga Aish" semua murid kompakan menyebut nama Aish
"Sekarang kamu duduk dengan El, Eliya angkat tangan kamu" Bu Dewi menyuruh Eliya mengangkat tangannya agar Aish tau dimana tempat duduknya
Aish pun berjalan menuju tempat duduk di sebelah Eliya.
"Hai gua Eliya Clementine, panggil aja El atau Eliya oke" berjabat tangan dengan Aish
"Semoga kita bisa jadi teman yang baik" Ucap Aish tersenyum ramah kepada El
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceKebohongan itu seperti bom waktu yang akan meledak kapanpun. ***** [Revisi setelah tamat]