Keluarga sangat penting dibandingkan apapun meski harta yang berlimpah sekalipun, keluarga adalah orang pertama yang kita kenal.
Sebelumnya aku mau kasih tau nih, visual dari Eliya aku ganti yaa, jadi dia
Aish dan Daffin sudah berada di Rumah Sakit yang cukup besar di Jakarta, Aish dan Daffin berjalan tergesa-gesa menuju ruangan UGD, dan di depan pintu UGD ada seorang lelaki
"Gimana kak, keadaan Bang Kana?" Ucap Aish panik
"Kamu tenang ya, Arkana sekarang udah di tangani oleh dokter" pria itu menenangkan Aish
"Kenapa bisa begini sih kak Fahri?" Ya pria itu adalah Fahri, dan dia juga orang yang menelepon Aish, untuk mengabari keadaan Arkana
"Tadi dia minta ketemuan sama gua, dia bilang mau kasih tugas kelompoknya, eh tapi tiba-tiba dia pingsan gitu aja" jelas Fahri
"Emang bang Kana tuh dari kemaren panas badannya, tapi disuruh ke dokter dia gak mau"
Tak lama dokter pun keluar dari ruangan UGD
"Apakah kalian keluarga dari pasien atas nama Arkana Raflian Salvino?" Tanya dokter
"Saya, adiknya dok, bagaimana keadaan Abang saya?"
"Dari pemeriksaan tes darah yang kami ambil, dan gelaja yang dirasakan. Arkana terkena penyakit DBD, maka dari itu Arkana harus segera di opname, untuk memulihkan kondisi tubuhnya, mungkin sekitar 3 hari sampai 7 hari" tutur Dokter
"Baik dok, saya tidak masalah jika Abang saya, harus di rawat inap"
"Kalo begitu anda silahkan selesaikan administrasi, saya permisi dulu" Dokter itu pun pamit kepada mereka
"Kalo begitu, aku mau ke ruang administrasi dulu, kak Daffin sama kak Fahri, kalo mau masuk duluan aja"
"Biar aku aja" ucap Daffin dan Fahri secara bersamaan
"Gak usah, kalian tunggu sini aja, aku permisi dulu" Aish pun segera menuju ruang administrasi
"Lu balik aja duluan, biar gua disini, gua temennya Arkana" Fahri seperti mengusir Daffin secara halus
"Gak bisa, gua temennya Aish, gua harus jagain dia" ketus Daffin
"Lu sekolah aja, gua bisa jagain mereka"
"Yaudah lu jagain abangnya, gua adeknya"
"Udah mending lu pu..." Ucapan Fahri terpotong karena kehadiran Aish
"Kok masih belum pada masuk? Ayo masuk" Aish mengajak mereka untuk melihat kondisi Arkana
Arkana terbaring lemas di kasur, dengan tangan kanan yang pasang alat infus, Aish melihat keadaan abangnya sangat sedih sebab cuma Arkana yang Aish punya saat ini, mamanya sudah tidak ada lagi, sementara papanya lebih menghabiskan waktu dengan kliennya dibandingkan dengan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
Storie d'amoreKebohongan itu seperti bom waktu yang akan meledak kapanpun. ***** [Revisi setelah tamat]