Cinta itu gak pernah salah. Kita tidak bisa memaksa harus dengan siapa kita jatuh cinta.
-Daffin-
Jam belajar di sekolah. Memperhatikan guru yang tengah menerangkan materi, itu memang membosankan bagi sebagian murid, terlebih jika pelajarannya sangat sulit atau gurunya yang terlalu galak.
Tapi tidak hari ini. Semua murid SMAN Merah Putih tengah gembira karena guru-guru tengah mengadakan rapat, yang itu artinya mereka jam kosong. Tentu saja kelas menjadi tidak kondusif.
Begitu juga dengan Eliya, Aish, Fitri, Rafa dan Afnan. Mereka kini sudah berada di kantin. Untuk mengusir rasa bosan karena tidak ada kegiatan belajar di kelas mereka.
"Selamat yaa. Tim basket kalian menang" ucap Fitri
"Aku sih udah duga pasti kamu bakalan menang beb"
"Tapi masalahnya 1 bulan lagi kita tanding sama sekolah Pelita Jaya"
"Iya, kamu tau sendiri kan beb sekolah Pelita Jaya sama sekolah kita tuh musuh bebuyutan banget deh. Bahkan kita selalu kalah lawan mereka" tutur Rafa
"Terus gimana dong?" Tanya Fitri kepada mereka berdua
"Ada satu cara sayang" ucap Afnan lembut
"Apa itu kak?" Tanya Eliya
"Daffin" jawab Rafa
Aish yang mendengar nama Daffin langsung tersedak. Entah apa yang ada dipikirannya, padahal Rafa menyebut nama Daffin biasa saja.
"Lu kenapa Aish?" Tanya Fitri
"Gua gak apa-apa. Cuma keselek minum tadi" alibi Aish
"Lanjutin beb"
"Seperti kalian tau sendiri, Daffin tuh Sejago apa dia main basket. Tapi tuh anak sulit banget kalo diajakin ikut pertandingan basket"
"Iya sih, kak Daffin tuh kuat banget sama pendiriannya. Kalian udah coba berkali-kali bujuk kak Daffin tapi tetep aja dia selalu nolak" ucap Fitri
Entah apa yang mereka pikirkan. Mereka kompak menatap ke arah Aish yang tengah minum itu. Aish pun heran dengan tatapan mereka
"Kenapa kalian liatin gua gitu banget?" Tanya Aish
"Bujukin kak Daffin dong" pinta Eliya
"Kok gua?" Aish mengangkat satu alisnya
"Karena cuma sama lu doang, pasti kak Daffin mau deh"
"Dibujuk sama kak Rafa dan kak Afnan aja gak mempan. Sahabatnya sendiri loh, apalagi sama gua yang bukan siapa-siapa dia" tolak Aish
"Tapi beberapa kali Daffin menunjukkan sikap yang beda kalo sama lu" ucap Afnan
"Iya, buktinya kak Daffin yang biasanya jutek jarang ketawa. Eh sama lu bisa ketawa, terus waktu itu. Karena lu bilang suruh dia sholat, dia nurut" tutur Eliya
"Ya itu kebetulan aja"
"Gua yakin deh pasti dia mau kalo dibujuk sama lu"
"Gak bisa" tolak Aish
Mereka semua pun mengeluarkan jurus andalan mereka yaitu puppy eyes.
Aish membuang nafasnya "iya deh"
Mereka pun bersorak kemenangan
"Berarti pulang sekolah kita jenguk Daffin, sekalian bujuk Daffin juga" saran Afnan
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceKebohongan itu seperti bom waktu yang akan meledak kapanpun. ***** [Revisi setelah tamat]