Apakah pertemuan kita bisa dikatakan jodoh? Atau hanya sebuah kesialan bagiku yang harus bertemu dengan kau lagi
Daffin benar-benar kaget, begitu juga dengan dua orang itu, mereka tidak menyangka bisa bertemu dengan Daffin lagi, memangnya dunia ini sekecil apa? Sehingga mereka harus bertemu kembali
"Lu, cowo kemarin yang anterin adek gua kan?" Ya mereka adalah Arkana dan Aish
"Iya bang, nama gua Daffin, Kaka kelas Aish" berjabat tangan dengan Arkana
"Mending kita pulang aja yuk" ajak Aish
"Jangan lah, kita duduk aja bareng disini, lu gak dapet tempat duduk kan?" Tawaran Arkana pun langsung di terima oleh Daffin, lalu Daffin duduk di sebelah Aish, awalnya Aish tidak mau namun abangnya lah yang membuat situasi tersebut
"Kalian udah pesen?" Tanya Daffin
"Belum, kita baru liat menunya, soalnya ini pertama kali kita kesini" Arkana melihat daftar menu yang tersedia
"Kalo boleh ngasih saran, disini yang paling recommended itu sirloin steak sama Thai tea Boba" Daffin menunjukkan gambar yang ada di datar menunya
"Aish, ada Boba tuh kesukaan kamu" Ucap Arkana menunjukkan Thai tea Boba di menunya
"Hmmm" Sebenarnya Aish sangat tertarik apalagi setelah mendengar kata Boba namun, karena yang merekomendasikan itu Daffin dia berusaha untuk terlihat tidak tertarik akan hal itu
"Yaudah kita pesen itu aja"
"Gua pesenin dulu ya bang" Daffin pun memanggil pelayan, lalu memesan makanan yang tadi dia rekomendasi untuk Aish dan Arkana
Ketika menunggu pesanan datang, suasana benar-benar hening, baik Arkana maupun Daffin bingung harus membuka topik pembicaraan apa, berbeda dengan Aish yang memang tidak ingin berbicara karena kehadiran Daffin, sangat lah menggangu dirinya
Akhirnya pesanan mereka pun sampai, Aish yang sudah kelaparan ketika melihat makanan yang ada didepannya langsung segera menyantapnya
"Enak ya Aish" ucap Arkana sembari mengunyah makanan
"Biasa aja tuh" tentu saja dia berbohong, dia tidak mungkin akan menunjukkan itu di depan Daffin
"Kalo gak suka, gak usah di makan" ketus Daffin
"Maubazir kalo gak dihabisin makanannya" tentu saja Daffin tidak percaya dengan alibi Aish
"Alasan, bilang aja enak kan" tebak Daffin
"Apaan sih" Aish berusaha untuk mengelaknya
********
Kini Aish berada di kamarnya tengah mengerjakan tugas Sejarah Peminatan di latopnya, padahal tugas itu baru akan dikumpulkan 2 Minggu lagi, namun karena kecintaan terhadap belajar maka dia tidak ingin menunda-nunda pekerjaan
Arkana yang mengintip adiknya tengah belajar berniat untuk mengetuk pintunya, namun insting cewe memang lah kuat
"Masuk bang, gak usah pake ngintip segala" ucap Aish yang masih fokus dengan layar laptopnya
Arkana pun berjalan ke arah Aish, dan duduk di kasur adiknya, lalu memperhatikan adiknya yang jari-jemarinya sibuk menekan tombol huruf di keyboard laptopnya
"Ada apa bang?"
"Abang ganggu kamu?"
"Gak"
Menarik nafasnya yang panjang "Aish jangan paksain diri kamu begitu, Abang mau kamu gak terlalu fokus dengan belajar" membelai lembut rambut adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceKebohongan itu seperti bom waktu yang akan meledak kapanpun. ***** [Revisi setelah tamat]