Tidak semua cinta langsung datang dan tumbuh begitu saja. Namun terkadang cinta itu datang dengan perlahan sesuai dengan berjalannya waktu dan seringnya kita bersama.
Pagi ini juga Arkana tidak mengantarkan Aish ke sekolah, karena kemarin Fahri menawarkan diri untuk mengantarkan Aish ke sekolah.
"Pipi Abang masih sakit?" Memang semenjak kejadian kemarin, pipi Arkana mengalami memar
"Udah gak kok"
"Abang hari ini izin aja"
"Gak bisa dek, hari ini Abang ada kuis" ucap Arkana
"Yaudah, tapi kalo dikampus ketemu sama kak Dion, jangan ribut lagi. Aish gak suka Abang ribut begitu"
"Iya adek Abang yang bawel" Arkana mengacak-acak rambut adiknya
"Ihh Abang" Aish merapihkan rambutnya
Terdengar suara klakson mobil kali ini. Sudah pasti itu mobil Fahri
"Tuh udah dijemput" ucap Arkana
"Yaudah Aish pergi dulu" mencium punggung tangan Arkana
"Assalamualaikum" pamit Aish
"Wa'alaikum salam" jawab Arkana
Aish pun menghampiri Fahri yang sudah menunggunya di luar
"Udah siap?" Tanya Fahri
"Udah kak"
Lalu Fahri membukakan pintu mobil untuk Aish, seperti seorang putri kerajaan saja. Lalu barulah Fahri masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya.
Sebenernya Aish sedang malas mengobrol dengan Fahri, namun Fahri lah yang selalu mulai percakapan itu.
"Hari ini belajar apa?" Tanya Fahri
"Banyak" jawab Aish malas
"Kamu kalo disekolah ngapain aja?"
Please lah, Aish bukan anak kecil lagi yang harus ditanya hal-hal seperti itu. Cara Fahri agar lebih dekat dengan Aish, sungguh sangat membosankan bagi Aish.
"Belajar" ucap Aish dingin
"Pulang sekolah aku jemput ya?"
"Gak usah deh kak, soalnya aku mau kerja kelompok dirumah temen aku" alibi Aish pun nampaknya diterima oleh Fahri
Tak lama mereka pun sampai di depan gerbang SMAN Merah Putih. Aish pun pamit dan mengucapkan terimakasih lalu turun dari mobil Fahri.
Karena kejadian kemaren, kini semua siswa-siswi ketika Aish tengah berjalan, semua mata tertuju padanya, banyak yang iri padanya. Ketika Aish sampai dikelasnya, Fitri, Eliya, Eric dan Raka sudah berkumpul ditempat duduknya.
"Akhirnya lu dateng juga, lama banget sih" kesal Eliya
"Emang ada apaan sih? Kok pada ngumpul gini, udah kayak rapat karang taruna aja" ucap Aish yang baru duduk
"Lu lupa? Hari pelajaran ekonomi kan pertama"
"Iya Aish, lu lupa? Jangan-jangan lu belum hafal sama materinya?" Ucap Raka
"Oh itu, inget gua. Dan gua juga udah hafal sama materinya"
Eric yang dari tadi sibuk menulis di buku, entah dia menulis apa, Fitri pun menegurnya
"Eric, lu dari tadi diem aja. Gimana sih lu kan ketuanya, beri arahan kek. Bukan nulis-nulis gak jelas gitu" ketus Fitri
"Fit, tumben lu marah-marah sama Eric, Kesambet apaan lu?" Tanya Eliya heran
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceKebohongan itu seperti bom waktu yang akan meledak kapanpun. ***** [Revisi setelah tamat]