Epilog

69 13 8
                                    

Seorang pria berambut salju dengan setelan depan berwarna hijau sedangkan blazer yang ia kenakan ada warna pink sama putih. Ia bersiul terkagum dengan apa yang kedua matanya lihat.

"Walaupun ini sesuai tebakan tapi tetap saja mengejutkan. Pengguna Kekuatan Terkuat Shaker telah dikalahkan. Wow~ini berita terbaik yang bisa aku bawa ke Chaos Army.. " katanya kegirangan.

Tap. Tap..

"? "

Suara dua langkah kaki terdengar tepat dibelakangnya padahal pintu tidak mengeluarkan suara sama sekali tanda terbuka. Kemungkinan kedua orang ini tidak lewat pintu.

"Apa aku tidak salah dengar tadi? "
"Tidak, kapten. Dia mengatakan Chaos Army.. "

"Sepertinya aku sudah ketahuan.. " menyeringai pria ini.

Kapten Pasukan Synthoria Barat yang dicari keberadaan selama peperangan berada di hadapan pria rambut salju itu, tatapan mencurigai ia berikan ke si pria.

"Aku mengenalmu. Kau adalah Grand Omega yang bertugas di Sudut Pemantauan.. "

"Aduh sepertinya menjadi Grand Omega lumayan terkenal disini ya? "

"...... "
"...... " Kapten dan Wakil Kapten Pasukan Synthoria Barat ini sudah bersiap-siap, si pria itu juga. Keadaan yang sunyi hanya ada angin lewat di tempat mereka.

Pada saat ia menjatuhkan dokumen yang diambilnya, disaat itulah pertarungan terjadi.








































Berpindah ke tempat kelompok Diga dan Riza bersama Shaker. Keadaan di antara mereka sudah menjadi lebih tenang, Shaker tidak lagi membuat masalah.

Ke-8 alternatif berbaris rapi di depan Shaker, beberapa dari mereka ada baru saja habis bertarung makanya terluka.

"Tuan, anda..?" Friani awalnya bingung karena tidak dapat merasakan tekanan kekuatan supernatural dari Shaker. Setelah dijelaskan bila Allmigty sudah tidak lagi ia miliki Shaker, para Busur ini menundukkan kepala dan meminta maaf.

"Maafkan kami, tuan. Kami sudah gagal menjadi senjatamu?! " berlutut Friani diikuti anggota Busur lainnya.

"Aku tidak apa. Kalian boleh berdiri.. " pinta Shaker. "Aku bahkan bingung kenapa kalian masih menganggap sebagai tuan disini, "

"Anda tetaplah seorang raja di mata saya, tuanku. Seseorang yang berbaik hati mengumpulkan kami semua dan memberikan tujuan untuk tetap hidup.. "

"Friani. Kalian semua... "

"Tuan muda. Syukurlah kau baik-baik saja.. " Silverio seketika mendekat dan memeriksa apa Riza mendapat luka-luka yang serius atau tidak, dibantu Chimout.

"Tidak ada luka serius. Tuan Riza... " Chimout memperlihatkan kelegaannya.

"Tuan Diga, saya ucapkan selamat.." seru Kaizan.

"Haha. Terimakasih. Tapi Riza lah yang melakukan semuanya. Aku cuma bantu sedikit saja di atas sana.. "

"Walaupun begitu anda berada di sisi tuan muda Riza. Anda sama berkontribusinya dengan tuan muda.. "

"Terimakasih lagi.. " Diga mendadak malu.

Riza melihat kondisi Sad'dam yang kehilangan satu tangannya. Itu membuat suasana mendadak kembali hening setelah Shaker menjelaskan bila dirinya telah dikalahkan dan mereka menyerah atas nama Aliansi Pasukan Pemberontak.

"Sad'dam keadaan tanganmu itu.. " Riza tidak enak harus berkata apa, sementara itu Sad'dam tersenyum seolah bukan masalah benar.

"Ada apa dengan raut wajah kalian semua? Cedera yang aku terima ini adalah tanda perang dan bakti ku. Kita semua tidak tahu apa yang terjadi setelah perang, bukan? Kurasa aku bisa memaafkan orang yang memotongnya.. " lirik Sad'dam di akhir, ke wanita surai hitam panjang dengan pedang hijau.

Supernatural Powers : Warers[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang