Semuanya Sudah Terbongkar

732 43 0
                                    

   Keesokan harinya. Sasuke dan Sakura berangkat ke kampus bersama sama. Mereka pergi dengan menggunakan kereta.

   Mereka pun akhirnya sampai di kampus. Semua para fansnya Sasuke kaget melihat Sasuke berangkat bersama Sakura.

   " Itu bukannya Sasuke? Tumben dia bersama Sakura. Yok samperin dia," kata Naruto. " Ayo," kata Shikamaru, Neji, dan Sai.

    Sementara Ino pun langsung menarik tangan Sakura. Sakura pun paham kenapa tangannya ditarik tarik sama Ino.

   " Tumben kau bareng dengan Sakura, dan mana mobilmu itu Sasuke?" tanya Naruto. " Semua uang uangku sudah kukembalikan kepada miliknya. Awaslah dobe, aku mau masuk ke kelas," kata Sasuke.

   " Apaa! Yang benar saja, Sasuke! Kenapa kau mengembalikan semua hakmu kepada orangtuamu, Sasuke. Apa yang kau pikirkan sebenarnya, Sasuke," kata Naruto.

   " Mereka memaksakanku untuk bertunangan dengan Karin. Padahal aku tidak mau. Dan soal Sakura kenapa aku bisa bersamanya, karena aku pernah berbuat salah kepadanya," kata Sasuke.

  " Kau berbuat apa kepadanya, Sasuke?" tanya Neji. " Aku menyentuh semuanya. Aku menyentuh semua badan Sakura. Dan Sakura meminta pertanggungjawab dariku. Yaitu menikahinya. Aku pun menuruti permintaannya," kata Sasuke.

   " Kau menikah tanpa mengundang kami, Sasuke! Sahabat macam apa kau ini," kata Shikamaru marah. " Aku memang tak mengundang kalian ke pernikahanku. Aku dan Sakura hanya menikah di gereja tanpa keluargaku tahu jika aku dan Sakura udah menikah. Termasuk kalian juga. Dan sekarang aku kesini untuk fokus belajar. Aku takkan lagi berkumpul kumpul dengan kalian. Oh ya satu lagi, aku tak tinggal di apartemen itu. Ya sudah kalau begitu aku permisi," kata Sasuke.

   Semua para fans syok mendengar cerita Sasuke. Mereka tak menyangka jika pria yang mereka kagumi sudah kotor. Mereka pun takkan lagi mengagumi Sasuke.

   Sementara Ino kaget dengan penuturan Sasuke. Ia pun langsung menyeret Sakura dari sana. " Apa benar yang dikatakan oleh Sasuke, Sakura? Jawab aku Sakura!" kata Ino. " Benar Ino hiks. Aku memang memintanya untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya itu. Aku tak ingin di cap wanita hina. Aku sebenarnya tak ingin ikut campur kedalam kehidupan Sasuke. Tetapi gara gara perbuatannya, aku terpaksa ikut campur Ino. Setelah aku dan Sasuke melakukannya dan menghasilkan seorang anak, maka tambah hina lagi diriku Ino. Makanya aku berjaga jaga agar ketika aku hamil, ada yang menanggung kehamilanku nanti, Ino. Maafkan aku Ino," kata Sakura lemah.

   " Justru aku bangga kepadamu, Sakura. Jika kau tidak menyuruh Sasuke bertanggung jawab, kau akan dicap sebagai wanita hina Sakura. Ngomong ngomong soal pertunangan itu, apakah kau tau Sasuke akan bertunangan dengan sepupunya Naruto itu?" kata Ino penasaran.

   " Aku tau Ino. Sasuke sudah menceritakan semuanya kepadaku. Kau tau Ino, sekarang aku tak lagi tinggal di apartemen milik bibi Tsunade. Gara gara kemarin Sasuke pergi dari rumah dan tinggal bersamaku, makanya bibi Tsunade menyuruhku pergi. Dan ya aku pun pergi karena aku sudah tak betah tinggal disana. Ino kumohon jangan ada yang tau tentang ini ya. Pliss tolong banget ya. Kita kita aja yang tau," kata Sakura.

   " Iya Sakura. Selamat atas pernikahanmu, ya walaupun kau gak mengundangmu tetapi aku yakin jika Tuhan memang menjodohkan kalian berdua. Semoga pernikahan kalian langgeng ya," kata Ino.

   " Semoga aja Ino," kata Sakura lirih. Ino pun merasa sedih melihat temannya kayak gini. " Sakura nanti aku menemanimu pulang ya. Semoga kau tidak sendirian," kata Ino. " Aku tak apa apa Ino. Setelah ini aku juga pergi kerja, jadi kau jangan mengkhawatirkanku," kata Sakura.

   " Uhmm bagaimana aku bantuin kamu kerja. Ya itung itung aku nyari pengalaman gitu. Nanti kuajak Sai untuk membantumu. Atau kalau perlu kuajak teman temannya Sai untuk membantumu," kata Ino.

   " Gak usah Ino. Nanti merepotkanmu, udah aku bisa kok," kata Sakura. " Gak apa apa Sakura. Ya itung itung kami nyari pengalaman gitu. Ya sudah aku lapar. Jadi biarkan sahabatmu ini yang traktir," kata Ino. " Terserahmu aja," kata Sakura.

   Sedangkan Sasuke sedang berada di taman. Sekali lagi ia memikirkan sesuatu. " Aku sudah menjilat ludahku sendiri. Bagaimana jika ayah tau tentang pernikahanku ini? Aku takkan sanggup. Aku harus cepat cepat menyelesaikan semuanya. Akan kuajak Sakura pergi dari Tokyo. Terserah, yang penting aku harus menjauhi dari Uchiha Fugaku itu," kata Sasuke.

    Sementara Naruto, Shikamaru, Sai, dan Neji merasa kasian sama Sasuke. " Kasian Sasuke, pasti hidupnya gak bahagia bersama orangtuanya. Aku gak membayangkannya," kata Shikamaru.

   " Untung keluargaku gak memaksaku untuk bertunangan. Jika keluargaku kayak keluarga Sasuke, mungkin aku juga melakukan hal yang sama seperti Sasuke," kata Naruto.

   " Menyentuh para perempuan begitu maksudmu, Naruto. Takkan kubiarkan Hinata bersamamu jika kau melakukannya," kata Neji. " Hei Neji bukan perilaku seperti itu yang kumaksud. Maksudku mungkin aku akan minggat dari rumah dan mencari pekerjaan layak buatku. Kalau perilaku brengsek seperti itu takkan kulakukan, Neji," kata Naruto.

  " Baguslah kalau begitu. Ya sudah aku ke tempat Tenten. Daritadi dia mengomel ngomel terus kepadaku. Aku harus menurutinya. Dah aku pergi dulu," kata Neji.

  " Demi cewek aja dia langsung pergi. Dasar bucin. Hmm kira kira setelah Sasuke menikah dengan Sakura, apakah ada benih benih cinta diantara mereka? Aku tak sabar menantikannya," kata Naruto.

   " Dasar bakaa! Teman kita lagi ada masalah, ini malah bahas cinta cinta. Ah sudahlah, mending aku temani Sasuke aja. Daripada menanggapi orang bodoh sepertimu," kata Sai.

   " Pucaat!" kata Naruto kesal. Sai pun menghampiri Sasuke. " Gue temani lo ya Sas. Gue tau lo lagi ada masalah dengan orangtua," kata Sai.

   " Hn," kata Sasuke. Sakura dan Ino pun melihat Sasuke berada ditaman. " Kebetulan ada Sai kun, yok kita samperin mereka," kata Ino. " Ino jangan menarikku dong. Sakit tau," kata Sakura. " Biarin," kata Ino.

   Mereka pun sampai di tempat Sai berada. " Ngapain kau kesini, sayangku. Oh Sakura selamat pernikahan kalian ya. Ino ayo kita pergi dari sini. Biarkan pengantin baru duduk berduaan disini," kata Sai. " Hihihi baiklah sayangku," kata Ino langsung pergi bersama Sai.

Please Dont Leave Me HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang