[UNDER EDITING]
Aku menuju rumah Claire.
Aku bisa melihat rumah yang sangat besar dan mewah.
Rumah yang terlihat seluruh dindingnya terbuat dari kaca.Kami memasuki garasi yang sangat besar, kurasa garasi ini cukup untuk 5 mobil.
Aku masuk ke dalam kamar Claire, tempat tidurnya lebar dan empuk.
Lantainya yang kayu ditutupi oleh karpet berbulu yang sangat empuk dan hangat.
Di depan tempat tidurnya terdapat TV LED dan AC.
Di samping tempat tidurnya ada 1 sisi dinding yang seluruh nya terbuat dari kaca, sehingga kita bisa menikmati bintang di malam hari secara luas.
Aku berdiri di depan pintu dengan mata terbelalak.
"Ada apa, Chloe? Ayo masuk."
"Dari mana kau mendapatkan semua ini?"
"Ini adalah hasil jerih payahku selama ini."
"Keren. Andaikan aku bisa sepertimu."
"Kau harus berusaha keras."
"Ya."
Kata kata Claire barusan sangat menyentuh hatiku.
Aku segera mandi, lalu menyerbu tempat tidur.
Kami bermain pillow fight, lalu menonton TV, lalu menikmati bintang di malam hari dari jendela Claire yang berukuran besar.
Kami duduk berdua di karpet Claire yang empuk dan hangat sambil menikmati teh hangat.
"Jadi lagu apa yang kau sukai, Chloe?"
"Lost star. Itu mengingatkan memori ku dengan Jordan."
"Kenapa?"
"Karena aku selalu tidur di bahu nya sambil mendengarkan lagu itu."
Aku meneteskan air mata.
"Sudahlah, Chloe. Kau harus merelakan kepergiannya."
"Ya."
"Jadi, Chloe, bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Entahlah."
"Mungkin kau bisa menjadi guru."
"Guru?"
"Ya, guru."
"Ide bagus. Aku akan menjadi guru olahraga."
"Bagus."
Kami berdua terlalu asyik berbicara hingga akhirnya kami ketiduran.
Kurasa aku akan memulai karir ku besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was Quiet, But I Wasn't Blind
Adventure[UNDER EDITING] Apa yang terjadi jika hidupmu adalah mimpi buruk yang tidak ada akhirnya? *** Trust me, this is not an ordinary romantic story. Highest ranking: 9th in Adventure Copyright © 2016 by Farra Amelia