Chapter 20

427 22 0
                                    

[UNDER EDITING]

Hatiku serasa pecah berkeping keping, bagaikan kaca yang pecah.

"Untung saja Jordan bisa di selamatkan nyawanya."

"Apa maksudmu?"

"Ya, dia selamat. Hanya mengalami luka parah."

Aku bahkan tidak tahu jika Jordan selamat dari kejadian itu.
Tapi hatiku serasa terbang di atas awan.

"Bisa kau ceritakan kejadiannya?"

Awalnya aku ragu ragu, tapi aku takut jika menghalangi penyelidikkan.

"Jadi kami berdua memanjat tebing bersama sama, lalu dia jatuh."

"Itu saja? Lalu apa yang kau lakukan?"

"Entahlah, aku kabur. Karena aku takut."

"Jadi kau tidak menolongnya?"

"Tidak."

Aku merasa seperti orang bodoh jika berkata seperti ini.

Bisa kulihat wajah orang itu seakan akan ingin memarahi ku habis habisan.

"Hah...."

Dia mengleha nafas sejenak.

"Kalau begitu, kami sudah memindahkan Jordan di rumah sakit di Denver. Ini alamatnya."

"Baiklah.Terima kasih."

Polisi itu berbalik badan dan kembali ke mobilnya, sementara aku berlari menaikki tangga, lalu masuk ke kamar.

"CLAIREEEEEEE!"

Bisa kulihat Claire kaget, seperti tersengat listrik.

"Apa sih! Ini tengah malam."

"Jordan masih hidup!" Jawabku sambil meloncat loncat di tempat tidur.

"Dimana dia sekarang?"

"Di rumah sakit. Ini alamatnya."

Claire mengambil secarik kertas yang berisi alamat itu.

"Dekat dari sini kok. Kau mau kesana?"

"Tentu saja!"

"Baiklah, aku ikut."

I Was Quiet, But I Wasn't BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang