[UNDER EDITING]
Pagi harinya,Aku bisa melihat, Mrs.Ruth membawa beberapa porsi steak dengan saus blackpepper, dan potongan kentang dan wortel di sampingnya.
Aku berada di ruang makan, aku duduk di samping Claire.
"Jadi kemana saja kalian semalam, Claire?"
"Itu rahasia."
"Bukankah aku sahabatmu? Kenapa kau harus merahasiakan sesuatu?"
"Aku tidak ingin memberitahumu sekarang!"
"Kau tidak perlu membentakku!"
BRAAAAK!
Aku membanting piring, suaranya keras sekali.
Aku menuju kamar Jordan."Jordan, apa yang kau lakukan dengan Claire semalam?"
"Aku tidak bisa memberitahumu, Chloe."
"Kenapa tidak?"
"Karena itu rahasia."
Hatiku serasa mau copot.
Aku berlari keluar dari rumah, aku berlari bagaikan angin.
Aku menangis dan berteduh di bawah pohon."Kenapa mereka harus merahasiakan sesuatu? Apakah mereka lupa bahwa aku sahabat mereka?" Pikirku sambil meneteskan air mata.
Aku melihat Claire dan Jordan berlari menghampiriku sambil membawa sesuatu.
"Chloe..."
Aku melihat mereka sambil menangis, lalu berkata, "Apa?"
"Selamat ulang tahun yang ke 17, sayang!"
Jordan memelukku dengan erat.
Aku tidak bisa berkata apa apa, wajahku memerah.
"Tadi malam, aku hanya bertanya kepada Claire tentang cara memberikanmu kejutan. Kami sempat latihan dulu. Tapi ternyata ini cara yang terbaik untuk memberikanmu kejutan."
Jordan tersenyum kepadaku.
Aku memeluknya."Lihat, Chloe! Jordan memberikanmu sweater coklat."
Aku sempat merasa bersalah karena berpikir negatif tentang mereka.
Aku memakai sweater coklat ku.
Kurasa aku akan menyimpan sweater ini hingga aku tua nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was Quiet, But I Wasn't Blind
Pertualangan[UNDER EDITING] Apa yang terjadi jika hidupmu adalah mimpi buruk yang tidak ada akhirnya? *** Trust me, this is not an ordinary romantic story. Highest ranking: 9th in Adventure Copyright © 2016 by Farra Amelia