[UNDER EDITING]
Aku membongkar tas ku, dan menemukan cardigan berwarna merah.
Aku sungguh beruntung.Aku pulang lebih awal dari biasanya karena aku ingin menjemput Jordan.
Aku izin ke guru guru lain bahwa aku sakit dan ingin pulang lebih awal.Aku melihat Jordan duduk di kursi lobby rumah sakit, dia terlihat sibuk membaca koran.
Aku berdiri di belakang Jordan, dan berkata, "Jordan, aku tahu kau sudah menunggu ku."
Jordan menoleh ke arah belakang dan berkata, "Chloe!"
Lalu kami pun berpelukan.
"Jordan aku ingin menunjukan sesuatu padamu. Tutup matamu."
Jordan menuruti perintahku.
Kami pun menuju ke parkiran mobil."Nah buka matamu!"
"Ini mobil Jaguar? Aku tidak percaya ini!"
"Ya, mobil ini sudah aku siapkan untuk momen yang kutunggu tunggu dari kemarin."
Jordan masih saja terbelalak, dan terdiam seperti patung.
Dia tampak terkejut."Kau membeli mobil ini?"
"Tidak, aku meminjamnya dari Claire. Tapi aku sangat senang jika mempunyai mobil ini."
"Aku kira ini milikmu. Ya, aku pun juga senang jika memiliki mobil ini."
"Kita seperti kembali ke masa SMA yang menyenangkan."
"Ya... aku ingat."
Rasanya kami ingin sekali kembali ke masa lalu.
Rasa rindu menyelimuti pikiran kami.Tapi aku langsung mengalihkan perhatian, "Kapan kita akan pergi jalan-jalan?"
"Oh iya, aku hampir saja lupa."
Kami bersenang-senang hingga larut malam.
Semua berjalan dengan baik.
---------------------------------Aku bangun dari tidurku yang lelap dan aku masih menggunakan dress ku.
Matahari sudah bersinar dengan terang.
Aku panik, lalu bertanya kepada Claire, "Jam berapa sekarang!?""Jam 9 pagi."
"Oh, tidak. Aku bisa terlambat kerja."
Aku berlari menuruni tangga, dan "SURPRISE!"
"Selamat ulang tahun yang ke 22, sayang!"
Aku bahkan tak ingat jika hari ini adalah hari ulang tahunku.
Mungkin Jordan dan Claire sudah merencanakan ini sejak awal.Jordan memeluk ku, lalu berkata, "Ini hadiah dariku."
"Apa ini?"
Aku membuka sebuah kotak yang di berikan Jordan.
"iPhone 6!"
Aku histeris dan berkata kepada Jordan, "Aww... Jordan kau sweet sekali."
"Dan ini hadiah dariku." Sahut Claire.
Claire memberikanku sebuah kotak kecil.
Aku membukanya, dan menemukan kunci mobil.
"McLaren?"
"Ya, Chloe!"
"Claire! Kau sahabat terbaikku!"
Aku memeluknya dengan erat.
"Chloe, aku juga sudah membeli rumah di daerah Longmont."
"Oh, Jordan, aku mencintaimu..."
"Kita bisa tinggal bersama di rumah itu."
"Tentu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was Quiet, But I Wasn't Blind
Pertualangan[UNDER EDITING] Apa yang terjadi jika hidupmu adalah mimpi buruk yang tidak ada akhirnya? *** Trust me, this is not an ordinary romantic story. Highest ranking: 9th in Adventure Copyright © 2016 by Farra Amelia