Chapter 1

2.3K 47 0
                                    

"Don't walk in front of me... I may not follow
Don't walk behind me... I may not lead
Walk beside me... just be my friend"

- Albert Camus

***

Seattle, Washington.

1 June 2014

"Apakah hanya aku saja yang berpikir bahwa keripik kentang ini payah?" tanya Aaron seraya melempar sebungkus potato chips ke meja depan TV.

Aku meraih sebuah keripik kentang dari dalam bungkusnya, lalu memakannya. Keripik kentang ini sudah tidak lagi berbunyi renyah di mulutku, dan rasa apa ini? pipis kucing? aku segera memuntahkannya. "Apa-apaan ini!?" umpatku seraya meraih sebotol coca cola yang sudah terbuka diatas meja, lalu meminumnya.

"Entahlah, keripik itu sudah seminggu berada disitu, aku juga tidak tahu apa yang ada didalamnya," ungkap Jordan, setengah tersenyum. "sudah tidak krispi lagi ya?"

"Dasar sialan!" pekik Aaron.

Tanpa berpikir panjang, aku berdiri, lalu berkata, "Aku ingin pergi ke McDonald's, kalian mau ikut?"

"Ya, tentu saja. Makanan disini payah. Tidak bermaksud menyinggung, Jord," sahut Aaron seraya mengambil kunci mobilnya.

Sebenarnya malam ini aku dan Aaron main ke rumah Jordan untuk menonton Texas Chainsaw. Dan aku berbohong kepada Dad bahwa aku menginap di rumah Claire, melainkan sebenarnya aku menginap di rumah Jordan. Sayangnya, dia tidak menyediakan kami makanan apapun, melainkan potato chips basi. Sebenarnya, diam-diam aku setuju dengan pendapat Aaron bahwa makanan disini payah, tetapi aku tidak suka menyinggung perasaan Jordan.

"Bro, kau tidak perlu berkata begitu," tegur Jordan. "kenyataannya, makanan di rumah mu lebih payah-"

Peristiwa itu terjadi sebelum aku sempat menutup mulut Jordan: Aaron mendaratkan tinju ke muka Jordan, ia terguling ke lantai, memegangi hidungnya.

"Dude, cukup," ucapku, membantu Jordan berdiri. "ini bukan ajang gulat atau semacamnya."

Perkenalkan, temanku Aaron, dia berbadan kekar, namun pemain bisbol yang payah, kami sudah berteman sejak SD. Dia pemain bass, aku lumayan kagum kepadanya. Bisa dibilang dia pria yang 'lumayan'. Orangtuanya bercerai ketika dia masih kecil, jadi dia hanya tinggal bersama ibunya. Pekerjaan Aaron sehari-hari mendapatkan perhatian para wanita di sekolahnya, oleh karena itu dia rela melakukan hal-hal bodoh.

Selanjutnya, Jordan. Dia adalah orang tergenius yang pernah ada. Mungkin lebih pintar dibandingkan gurunya. Aku tidak pernah melihatnya belajar ataupun membuka buku. Entah dari mana dia mendapatkan otak segenius itu. Dia mempunyai pacar tercantik di sekolah, namanya Claire.

Sewaktu kelas sebelas, aku, dan Aaron disuruh kedua orangtua kami untuk mengikuti eskul teater untuk dipermalukan di atas panggung. Disitulah kami bertemu dengan Jordan, dan pacarnya, Claire. Lalu kami membuat grup sekelompok pecundang, yang pada akhirnya menjadi bahan olok-olokkan anak populer di sekolah kami.

"Dude, lupakan tentang McDonalds, dan sebagainya. Aku ingin cerita. Kau tahu camp musim panas yang diselenggarakan oleh sekolah?" tanya Jordan. "kalian memang tidak ikut, tetapi aku mendapat pengalaman terburuk disana."

Aku memasang wajah penasaran, dan berkata, "Ceritakan kepada kami."

Mata cokelatnya sedikit menunjukan suatu amarah. Dia berkata dengan sedikit cepat. "Camp musim panas tahun ini adalah yang terburuk. Aku yakin kalian pasti tahu Ryan. Pada suatu pagi aku terbangun dengan kecoak yang berkeliaran di dalam selimutku. Tidak hanya itu saja, dia mengoleskan lem pada sebatang kayu, dan ketika aku duduk diatas kayu tersebut, aku terpaksa harus melepaskan celanaku di depan orang-orang."

"Oh, itu benar-benar yang terburuk," kataku. "kenapa ia tega melakukan itu?"

"Seseorang berusaha menjatuhkan orang lain untuk mendapatkan ketenaran, semua orang tahu itu," ujar Jordan. "aku benar-benar terlihat seperti orang bodoh."

"Kau seharusnya menunjukkan kepintaranmu, agar tidak terlihat seperti orang bodoh ," kataku.

"Justru aku malah jadi korban pencontekkan saat ujian fisika," jawabnya.

***

HEY, GUYS!
THIS IS MY FIRST STORY! BUT THIS IS NOT MY FIRST TIME WRITING STORY.
I HAVE SOOOO MANY STORIES IN MY DRAFT THAT I HAVEN'T PUBLISHED YET.
SO, I HOPE YOU GUYS ENJOY!
MY FRIENDS LOOOVE THIS STORY SO MUCH, SO I HOPE YOU LOVE THIS STORY TOO!
[ADA BEBERAPA CHAPTER YANG MASIH UNDER EDITING]




I Was Quiet, But I Wasn't BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang