[Chapter 10]

1.4K 247 158
                                    

Sunoo merasa ingin gila. Pada setiap hal yang ia lakukan, Jongseong seperti berada di sudut matanya, seakan hanya dengan menoleh, senyum lelaki itu akan menyambutnya. Tak jarang, Beomgyu tak sengaja menjadi sasarannya, berkali-kali di panggil Jongseong oleh Sunoo. Jika lelaki itu merasa terganggu, ia tak mengatakan apapun dan hanya tersenyum ketika Sunoo meminta maaf.

Rutinitasnya berbelanja ke supermarketpun menjadi hal yang paling tak ia nantikan. Sebuah kejadian memalukan di mana ia mengejar seseorang yang ia kira Jongseong membuatnya tak ingin kembali lagi.

Beomgyu lah yang menjadi tempatnya mencurahkan isi hati, tak berani sedikitpun untuk menceritakan apa yang terjadi pada Jaeyoon. Ia tak ingin melihat wajah bangga lelaki itu, tak ingin Jaeyoon menyombongkan diri bahwa peringatannya itu ternyata benar. Lagi pula, Jaeyoon sedang berusaha mengobati luka di hatinya atas kepergian Jungwon.

Sekali lagi ia mencoba keberuntungan dan datang ke rumah sakit tempat Sunghoon dulu, berharap akan bertemu perawat yang berbeda yang tak tau akan permintaan khusus Jongseong. Namun tampaknya, hal tersebut tertulis di data pribadi Sunghoon, karena perawat itu meskipun berbeda, namun tetap memberi informasi yang sama.

Beomgyu hanya bisa tersenyum penuh simpati padanya.

Hal tersebut mulai mengganggu kinerjanya. Kedua orang tuanya secara pribadi datang ke rumahnya untuk menanyakan keadaannya yang tercermin pada hasil kerjanya. Sunoo mengaku ia hanya sedang tidak fit, tidak berbohong karena ia memang merasa letih dan lesu, meskipun tak memberi tau penyebabnya. Ketika sang ibu bertanya perihal Jongseong yang waktu itu menginap dengannya, Sunoo berusaha menahan air matanya dan berbicara dengan suara sedikit tercekat bahwa ia telah memiliki tempat tinggal baru.

Dan ia diam-diam mengaminkan hal itu. Ia tak tau kemana Jongseong pergi, apakah lelaki itu menginap di ruangan Sunghoon atau telah menemukan apartemen yang baru. Meskipun pergi tanpa pamit dan membuatnya khawatir, Sunoo berharap lelaki itu memiliki tempat tinggal yang layak di suatu tempat.

Selama dua minggu yang melelahkan itu, Sunoo berusaha untuk tetap kuat dan tetap fokus. Namun akhirnya air mata itu tumpah, ketika Sunoo menyadari profil Jongseong di laman website sugar daddy dan baby itu sudah dihapus, dan ketika Sunoo mentransfer sejumlah uang untuk Jongseong karena khawatir, ia mendapat pemberitahuan bahwa rekening Jongseong sudah tidak aktif.

Seakan Jongseong memang sudah tak mau lagi berhubungan dengannya.

Tapi kenapa? Sunoo tak pernah berhasil menjawab pertanyaan itu. Apa yang kurang darinya? Uang? Tapi bukankah Jongseong berkali-kali mengatakan ia tak mau menerima uang dari Sunoo lebih dari yang ia butuhkan untuk membiayai Sunghoon? Waktu? Apakah Sunoo kurang memberikan waktu untuknya? Tapi, bukankah ia bahkan mengajak Jongseong ke Helsinki agar bisa terus bersama? Dan menghabiskan waktu bersama Jongseong setelah ia tiba di hotel?

Atau jangan-jangan...seks?

"Bodoh, ngga mungkin- ow!" Sunoo mengusap kepalanya yang telah ia pukul.

Tapi benarkah? Jongseong telah berkali-kali menenangkan Sunoo bahwa ia tak membutuhkan pemuasan nafsu darinya. Tapi, apa itu benar? Apa itu hanya alasan agar Jongseong masih bisa terus bersamanya dan menikmati semua kemewahan yang ia beri?

Hentikan, Sunoo-ah. Kamu berpikir terlalu jauh.

Sunoo menghela nafas dan menjatuhkan kepalanya ke atas meja makan. Selera makannya hilang. Makan malamnya tak lagi sama tanpa kehadiran Jongseong.

"Seks itu segalanya, Sunoo-ah. Cepat atau lambat, sebuah hubungan bakal berujung ke sana." Jaeyoon pernah berkata demikian padanya, ketika pertama kali ia bercerita bahwa ia curiga dirinya aseksual. "Mungkin kamu belum nemu partner seks yang cocok denganmu. Jangan di pikirkan, kamu akan mau pada waktunya."

SWITCH BABY [Jaynoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang