"Idiot."
"Hyuuuuung!"
"Yah! Sunoo-ah! Harus berapa kali sih aku ingetin kamu kalo dia mantan Napi?"
Sunoo menghela nafas lalu menenggak tehnya untuk meredam kekesalannya. Ia tak mengerti mengapa Jaeyoon selalu mengungkit hal itu setiap kali ia membicarakan Jongseong.
"Hyung, bisa ngga sih sekaliiii aja ngga usah ngungkit soal itu? Iya iya aku tau ia mantan Napi, tapi hyung ngga harus ngungkit hal itu setiap kita ngomong." Sunoo melirik pintu kamar yang masih tertutup dari tempatnya bersandar ke meja dapur, memastikan Jongseong masih tidur. "Lagian, kenapa sih kalo dia mantan Napi? Kan dia udah bebas. Lagipula masa kurungan dia Cuma tiga tahun, berarti ngga buruk dong kasusnya."
"Ngga buruk apanya? Yang namanya pembunuhan itu di mana-mana buruk, Kim Sunoo."
"Aku tau hyuuung tapi—" Sunoo menghela nafas lelah, memijat batang hidungnya, berusaha tak melepskan amarahnya pada Jaeyoon karena ia tau sahabatnya itu hanya peduli padanya. "Oke gini, kenapa sih hyung selalu ngungkit hal itu? Kenapa? Oke, aku tau dia mantan Napi, terus kenapa? Emang hyung tau dia ngebunuh karena apa? Emang hyung udah nyelidikin sejauh itu? Ngga kan? Hyung Cuma tau luarnya doang kan? Cuma denger kata 'pembunuh' di awal langsung nge judge kan?"
Jaeyoon tak langsung menjawab pertanyaan itu membuat kening Sunoo berkerut. Lelaki itu sangat berapi-api sebelumnya, namun ketika ia tercekat untuk menjawab pertanyaan terpenting itu, Sunoo mendadak merasa bahwa Jaeyoon bukan melakukan hal itu murni karena ia tak suka pada Jongseong.
Karena, jika ia bersikap seperti itu karena memiliki masalah dengan Jongseong atau tidak suka pada lelaki itu, ia pasti akan langsung menyemburkan jawabannya tanpa berpikir.
"Sunoo-ah." Suara Jaeyoon terdengar ragu. Sunoo meletakkan gelas yang selama ini ada di genggamannya ke atas meja dapur. "Aku khawatir sama kamu."
"Hyung, aku udah gede, aku udah bisa ngelindungi diri aku sendiri."
"Tapi hati kamu?"
Sunoo bersyukur ia sedang tak memegang gelas.
"Sunoo-ah, kamu belum pernah pacarana kan? Kamu belum pernah punya hubungan khusus dan pertemanan yang erat selain denganku, kan?"
Sunoo bergumam pelan mengiyakan.
"Aku mau ngelindungin hati kamu, Sunoo-ah."
"Dengan cara ngejelek-jelekin Jongseong hyung di depanku?"
"Sunoo-ah, kamu tau kan orang tua kita kaya gimana? Mereka selalu ngelakuin background check ke semua temen-temen kita, makanya itu kita susah punya temen. Kamu mau orang tua kamu ngelakuin background check tentang dia dan nemuin kalo dia itu pembunuh?"
Sunoo terdiam. Kali ini, ia benci karena sahabatnya itu benar. Ia tak berpikir hingga ke sana. Jika orang tuanya tau tentang masa lalu Jongseong, tak menutup kemungkinan bahwa pertemanan mereka akan berakhir, dan ia tak akan pernah bertemu dengan Jongseong lagi.
"Kamu ngerti maksud aku, kan?"
Sunoo mengerti, namun bukan berarti ia suka menerima kenyataan pahit.
"A-aku bisa aja...nyuruh Jongseong hyung untuk bilang- u-untuk jujur ke...k-keorang tuaku, a-atau...atau aku bisa...bisa tanya langsung ke dia kenapa dia ngebu- ngelakuin itu."
"Dan ngambil resiko dia bakalan lari dari kamu setelah dia tau kamu tau rahasia dia? Kamu kira dia ngga akan lari?"
Sekali lagi, Sunoo benci karena sahabatnya itu benar. Mungkin karena ini manusia membenci kebenaran dan kejujuran, karena kebohongan dan ilusi lebih menyenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCH BABY [Jaynoo]
Fanfiction[SLOW UPDATE] [SUGAR DADDY] Kim Sunoo : 24 tahun, hidup dalam kemewahan, punya segalanya. Cinta warna pastel, lembut, ceria, penyayang binatang, senang dengan anak-anak. Pecinta makanan manis. [SUGAR BABY] Park Jongseong : 26 tahun, tato sekujur len...