SWITCH BABY [Jaynoo]

[Chapter 12]

"Anda ingin mengetahui data mengenai kasus pembunuhan yang dilakukan saudara Park Jongseong tahun 2016 lalu?"

"Benar."

Polisi di hadapannya itu memandang Sunoo dengan tatapan penuh selidik. Sunoo mungkin akan merasa terintimidasi dan tergagap dalam situasi biasa. Namun kali ini, tekadnya telah bulat. Ia akan memperjuangkan Jongseong.

"Bisa beri tau alasannya? Kasus ini sudah empat tahun yang lalu. Apa yang ingin anda ketahui?"

Sunoo tak mengantisipasi pertanyaan itu. Perencanaan yang ia susun untuk menemukan Jongseong tersusun setelah mendapat tendangan dari perkataan Riki beberapa hari yang lalu.

"Sudah saatnya kali ini ia juga di perjuangkan."

Tak hanya memberikan tendangan, perkataan itu juga memberikannya kekuatan untuk berjuang menemukan Jongseong. Ia akan melakukan apapun kali ini.

Meskipun artinya menghadapi pertanyaan tak terduga yang belum ia persiapkan.

"Dia akan bekerja di perusahaan saya, dan saya ingin mengetahui latar belakangnya." Sunoo menjawab, berusaha tak terlihat gugup dan berharap alasannya tersebut cukup.

Polisi tersebut memandangnya cukup lama. Mungkin polisi itu merasa aneh, pikir Sunoo. Ada tim yang melakukan pemeriksaan latar belakang pada setiap perusahaan, dan sangat jarang bagi petinggi perusahaan tersebut yang langsung menghubungi pihak kepolisian.

Namun, hidupnya memang aneh. Tak pernah sekalipun ia membayangkan akan mendaftarkan diri sebagai sugar daddy di website laknat itu, dan mendapatkan seorang sugar baby yang berbeda 180 derajat darinya. Di saat penampilan Jongseong adalah tipikal sugar daddy pada umumnya, dengan tato dan segala kejantanannya, lelaki itu justru menjadi sugar baby bagi seseorang yang lebih lembut darinya.

Menurut Sunoo, tak akan ada kejadian di hidupnya yang akan lebih aneh dari hal itu, dan ia tak keberatan. Apapun akan ia lakukan untuk menemukan Jongseong kembali. Beomgyu sedang bergerak mencari di mana peristirahatan terakhir Sunghoon. Ia benar-benar harus menaikkan upah lelaki itu, Beomgyu tanpa protes selalu mengerjakan apapun yang diminta oleh Sunoo, meskipun hal itu berada di luar job desk nya.

"Baiklah," ucap petugas itu pada akhirnya, dan memutar badannya menghadap komputernya. Sunoo menarik nafas dalam, mengeluarkannya perlahan melalui mulutnya, mempersiapkan diri. Apapun informasi yang akan ia dapatkan, ia tau itu bukanlah sesuatu yang bagus.

[]======[]

"Satu-satunya cara adalah meminta data pasien ke rumah sakit. Kalau Sunghoon melakukan operasi LVAD empat tahun yang lalu, seharusnya ia ada di rumah sakit setidaknya dua atau tiga tahun, terlebih jika dia dalam daftar penerima donor jantung. Katamu, kondisinya terakhir cukup buruk, kan?"

Sunoo hanya mengangguk mendengar penjelasan Beomgyu. Lelaki itu masih belum menemukan dimana peristirahatan terakhir Sunghoon. Bahkan mereka tak tau apakah ia dimakamkan atau dikremasikan. Seandainya mereka dapat mengetahuinya, itu akan membantu mempersempit pencarian mereka. Namun tidak, rumah sakit tempat Sunghoon dirawat pun tak mau memberikan keterangan atas permintaan dari Jongseong sendiri.

Di hari sebelumnya, ia mengundang Heeseung untuk mengobrol dengannya di sebuah café. Namun, pertemuannya dengan Heeseung tak membuahkan hasil apapun. Ketika di tanya tentang kondisi Sunghoon, Heeseung hanya menjawab tidak tahu bagaimana dan tidak tahu ia ada di rumah sakit yang mana. Sunoo tak tau apakah lelaki itu benar-benar tidak tahu atau mengira Sunoo belum mengetahui kematian Sunghoon dan berusaha melindunginya. Namun dari gelagatnya, lelaki itu tampaknya benar-benar tidak tahu.

"Jika operasi LVAD itu tidak banyak membantu, hanya mengurangi rasa sakit dan memperpanjang waktu untuk mencari jantung baru, seharusnya selama itu ia selalu dirawat di rumah sakit." Beomgyu melanjutkan, berjalan mondar-mandir di ruangan Sunoo sambil mengusap-usap dagunya. "Masalahnya, rumah sakit tidak diijinkan membagikan rekam kesehatan Sunghoon atas permintaan Jongseong. Tampaknya tanpa di minta pun mereka tidak akan memberikan begitu saja, jika hanya untuk menjawab rasa penasaran seseorang."