“Yang Mulia! Gawat!”
Seorang kesatria dengan zirah yang berlumur dengan darah berlari tergopoh-gopoh menuju kamp Raja dan Ratu. Pria itu langsung berlutut setibanya di hadapan Raja yang terkejut. Tidak hanya Raja, semua orang kini memandang bingung kearah kesatria tersebut.
“Lapor, Yang Mulia!”
Raja menatap kesatria itu bingung namun tak ayal berdiri dari kursi mewah yang ia duduki. “Ada apa?” Tanya nya dengan suara serak berat.
Kesatria itu terlihat tengah mengatur nafasnya sebelum kembali berbicara. “Y-yang Mulia Grand Duke Roderick,”
Joey masih dapat menangkap apa yang kesatria itu katakan. Selain posisi kamp nya yang berada tak jauh dari kamp Raja dan Ratu, kesatria itu berbicara nyaring hingga hampir semua orang dapat mendengar nya.
Ketika nama keluarga serta gelar milik Arthur di sebutkan, Joey tanpa sadar berdiri dari posisi duduk nya dan memicing ke arah kesatria tersebut.
Astaga kenapa ia baru sadar jika kesatria yang tengah berlutut di hadapan Raja itu adalah Fred. Wakil Kesatria Black Hunter sekaligus bawahan dan sahabat Arthur yang ia lihat sebelum acara berburu di mulai.
Apa yang membuat Fred terlihat terburu-buru dan sangat gelisah seperti itu?
“Tarik nafas mu terlebih dahulu,” Titah Raja dan segera Fred lakukan. “Bagus, sekarang bicaralah. Apa yang membuatmu sampai terburu-buru seperti ini Sir Fred?”
Fred mendongak dengan ekspresi kacau nya. Cemas, gelisah, takut, bercampur aduk menjadi satu. “G-grand Duke,”
“Grand Duke telah menghilang.”
Seketika suasana mendadak ricuh. Semua orang sangat di kejutkan dengan kabar yang di bawa oleh Fred yang nyatanya selalu menempel dengan Arthur kemana pria itu pergi. Dan saat acara berburu tadi dimulai, semua orang juga melihat Fred masuk ke dalam hutan bersama rombongan Arthur.
Raja masih terdiam. Sama syok nya dengan Joey yang melebarkan mata nya tak percaya mendengar hal itu keluar dari mulut Fred. Tiba-tiba ia teringat dengan perasaan tak enak yang muncul beberapa waktu lalu.
Bagaimana bisa Arthur menghilang? Pria yang bahkan sama sekali tak bisa di sentuh oleh musuh itu benar-benar menghilang? Tentu saja beberapa orang masih ada yang tidak mempercayai ucapan Fred.
“Apa kau yakin Sir Fred? Kau bisa memegang kata-katamu?!” Raja terlihat marah. Mungkin ia sama tidak percaya nya dengan beberapa bangsawan.
Fred semakin dalam memberi hormat. “Saya bersumpah atas nama kesatria! Saya melihat beliau menghilang di depan mata kepala saya sendiri!”
“Sir Fred benar, Yang Mulia.” Rombongan Sergio dan Duke Russel muncul dari balik bayangan hutan. Mereka terlihat sama kacaunya dengan Fred. “Kami sudah mencari Paman Arthur kemana-mana. Namun kami masih tidak dapat menemukan nya.”
David menepuk bahu putranya. “Kau kembali saja ke kamp mu, biar ayah yang membicarakan hal ini dengan Raja.” Ujarnya lembut kemudian menunjuk Joey yang berdiri tak jauh dari mereka menggunakan dagu. “Seseorang menunggumu.”
Lantas Sergio menoleh kearah yang ayahnya tuju. Di sana Joey berdiri di depan kamp mereka dengan air muka khawatir dan kedua tangan yang memeluk tubuhnya sendiri erat.
Sergio menghela nafas singkat. Memilih menuruti ucapan sang ayah. “Panggil aku jika terjadi sesuatu lagi, ayah.”
David mengangguk. “Pasti. Sana temui Joey.”
Joey yang kebetulan menyadari Sergio yang berjalan mendekat, akhirnya berlari menemui empunya dengan perasaan cemas. Ia tahu sebaiknya ia tak langsung menanyakan hal ini, namun rasa khawatir terlanjur menguasai dirinya.
Ia yakin Sergio sangat lelah saat ini, tapi ia tidak bisa menyimpan pertanyaan ini lama-lama di dalam kepala kecilnya. “Apa yang sebenarnya terjadi?!”
Sergio menatap tangan Joey yang memegang erat lengan nya. Tatapan sendu nya menatap air muka khawatir Joey. Gadis itu menatap balik manik matanya dengan tatapan cemas.
Tanpa sadar Joey menciptakan luka baru dalam hati nya. Melihat gadis yang ia cintai sekhawatir ini dengan paman nya, membuat hati nya cukup sakit. Namun Sergio tahu, ia tidak boleh memperkeruh keadaan sekarang. Ia tidak boleh bersikap egois dan kekanak-kanakan.
“Paman... Menghilang.” Ujar Sergio pelan.
“Aku tahu ini sulit di percaya, namun itulah kenyataan nya.”
Kedua manik mata indah Joey kembali melebar. Genggaman nya pada lengan Sergio perlahan mengendur. Mendadak kaki nya terasa lemas, tidak memiliki tenaga untuk tetap berdiri tegak.
Sergio yang cekatan langsung menahan tubuh Joey yang hampir saja ambruk ke tanah jika ia tidak dengan sigap menahan lengan Joey. Gadis itu terlihat sangat Syok.
Ia pikir semua akan baik-baik saja sekarang karena Arthur tampak nya tidak tertarik dengan Iris seperti di dalam novel aslinya. Alurnya juga sudah berbeda. Kecil kemungkinan Arthur akan bunuh diri seperti yang tertera di ending novel.
Namun apa ini? Kenapa tiba-tiba semuanya kacau? Ini benar-benar di luar perkiraan. Apa gara-gara kehadiran nya yang menjadi penyebab hilang nya pemeran utama laki-laki kedua? Apa jangan-jangan....
Karakter nya terhapus?
Memikirkan hal ini membuat kepala nya serasa akan pecah. Jika karakter Arthur benar-benar terhapus, dan penyebab nya karena dirinya, apa mungkin ia tidak akan pernah bisa kembali?
Kembali juga, apa yang ia harapkan?
Di sana ia sudah tidak memiliki keluarga ataupun kerabat. Tidak ada seorang pun yang menyayangi nya dan menyadari keberadaan nya.
Sementara di sini, masih ada orang yang menyayangi dan mencintai nya dengan tulus. Meskipun ia hidup sebagai Joey Gretl Berenice karakter figuran dan bukan sebagai Aletha seorang mahasiswi biasa.
Tapi tetap saja, jika karakter favoritnya mendadak hilang seperti ini, ia tentu saja kecewa! Merasa bersalah, dan bingung.
Arrgghhh!!!
Ia harus bagaimana sekarang?! Yang tahu semuanya tentang dunia novel ini hanya ia seorang dan Tuhan tentu saja, tapi lihatlah sekarang, ia justru tidak tahu apa-apa dan tidak bisa berbuat apa-apa!
Kesal sekali rasanya!
Sergio menuntun Joey untuk kembali duduk di dekat api unggun. Situasi sekitar mulai kembali normal meski semua orang sedang membicarakan topik utama saat ini.
“Apa secinta itu kau dengan paman?” Gumam Sergio pelan yang membuat Joey tersadar kemudian menoleh ke asal suara.
“Apa?” Tanya Joey meminta agar Sergio mengulangi ucapan nya sebab ia tidak mendengar nya dengan jelas. Ia hanya mendengar kata 'paman' yang terselip entah itu di awal, tengah, atau akhir kalimat.
Sergio menggeleng pelan. “Bukan apa-apa. Aku ke dalam sebentar, ganti baju.”
Joey mengangguk. “Jangan lupa gunakan pakaian yang tebal. Udara malam sangat dingin.”
Sergio terdiam beberapa detik sebelum mengusap pucuk kepala Joey singkat kemudian melenggang masuk kedalam tenda kamp untuk mengganti baju zirah nya dengan pakaian biasa.
Joey kembali melamun. Sebenarnya apa yang ia alami ini tentu saja di luar akal sehat manusia biasa. Tidak ada yang akan bisa menjelaskan situasi apa yang sedang ia alami saat ini.
Apa ada yang bisa menjelaskan?!
××××
Hi ma lup😘😘
Tq for reading nya ya, saya lagi males bnyk cincong so, tunggu next chap ya!! tinggalin jejak kalian tentu aja jngn lupa😆😆
Have a nice day!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall into another world | END✓
Roman d'amour⚠️CERITA INI MURNI ILUSTRASI SENDIRI DAN JANGAN DI COPY⚠️ Kekaisaran Zherion. Kekaisaran yang terkenal sangat kuat bahkan sampai ke bidak-bidaknya. Kekaisaran ini telah menjatuhkan 20 kerajaan yang dengan berani menentang otoritas dan segala peratur...