Babak 2: Penanda

42 4 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke ini aneh, kenapa ia tidak mengajakku ke acara pernikahan temannya itu? Apa dia malu mengajakku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oke ini aneh, kenapa ia tidak mengajakku ke acara pernikahan temannya itu? Apa dia malu mengajakku?

Aku melamun sebentar sampai....


Ctaaaak


"Ah, sakit, bos!" Aku mengusap kepalaku yang baru saja dipukul menggunakan garpu.

"Kamu denger saya cerita gak?" Bosku tampak depresi, masalahnya terlalu rumit, aku malas mendengarkannya. Bosku sangat dekat dengan anak buahnya jadi kami sudah seperti teman.

"Iya denger kok" Ucapku sambil mengaduk-aduk minumanku yang sudah hampir habis.

"Apa saya udahin aja kali ya, istri saya kayaknya tau deh saya selingkuh" Mataku membulat, aku terkejut dengan ucapannya barusan. Kenapa bisa orang kaya ini pikirannya sangat dangkal?!

"Hah? Emang bos abis ngapain? kok bisa ada pikiran ketahuan selingkuh?"

"Kemarin saya beli bahan buat di kantor, bareng dia di Selatan." Bosku diam sebentar, menatapku sebentar lalu melihat kebawah. "Saya kaget, ternyata istri saya ada di Selatan juga, dan kami papasan. Kita ketemu, saya senyum canggung aja terus bilang kalo saya sama dia cuma lagi nyari bahan bareng aja."

"Bos, asli.. aneh banget... Udah berhenti aja lah selingkuh selingkuh gitu, mau sampe kapan ngumpet begini? nanti kalo bu bos ngamuk gimana? lebih serem kan?"

"Iya sih ya" Ia terlihat memikirkan omonganku barusan, semoga dia bisa berfikir jernih setelah ini lalu gajiku naik hihi. iPhone 13 Pro i'm comiiiing. Tanpa sadar aku menguap cukup kencang, ini sudah malam dan aku lelah, mau pulang dan peluk peluk Suhoku.

"Kenapa? Ngantuk? Apa lapar lagi?"

"Bos, ini saya dikasih bonus gak? Saya ngantuk banget bos."

"Bonus bonus, yaudah lah ayo kita pulang. Kamu di jemput Suho?"

"Nggak, dia lagi di nikahan temen kantornya" Aku sedikit sedih karena nggak diajak ke pernikahan itu.

"Ah, banyak yang nikah ya belakangan ini. Yaudah ayo bareng saya"

seperti takdir kita yang tulis. / SulayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang