02.

1.8K 255 32
                                    

***

Kaki-kaki mungil Hyunsuk menapaki lantai marmer yang dingin itu dengan pelan. Ini hari kedua ia berada di istana itu. Dan sampai saat inipun ia belum pernah bertemu kembali dengan Kaisar Park setelah aksi melarikan dirinya tertangkap basah olehnya.

Hyunsuk tinggal di rumah khusus untuk calon selir pilihan Kaisar. Tidak terlalu mewah memang, hanya satu ruangan besar yang diisi kurang dari lima puluh orang itu tidak memiliki sekat apapun antar tempat tidur lainnya. Dengan kamar mandi diujung ruangan dan disampingnya terdapat tempat untuk berganti pakaian.

Bersentuhan langsung dengan marmer itu terasa sangat dingin untuk waktu sepagi ini. Puluhan orang itu berbaris di lorong asrama untuk menyambut kedatangan Yang Mulia Kaisar. Berlomba-lomba mempercantik diri untuk menarik perhatian sang Kaisar.

Sementara Hyunsuk memakai gaun hijau yang disediakan oleh kerajaan. Gaun hijau lumut yang sederhana tanpa ada motif apapun itu tidak membuat kesan manis dan cantik Hyunsuk luntur sedikitpun. Sejujurnya ia sangat muak melihat wajah Bajingan itu. Hyunsuk masih kesal pada Kaisar Park itu, terlebih dendamnya membuat emosi Hyunsuk memuncak kembali.

 Hyunsuk masih kesal pada Kaisar Park itu, terlebih dendamnya membuat emosi Hyunsuk memuncak kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ilustrasi pakaian yang dipakai hyunsuk)

Beberapa menit setelahnya, Kaisar Park datang bersama dengan seorang penasihat dibelakangnya. Semua orang yang ada di ruangan tersebut menunduk hormat. Kaisar muda dari Southland itu hanya menatap mereka tanpa berbicara. Tatapannya kini tertuju pada Hyunsuk yang terlihat pucat tengah menatap kosong ke arahnya tanpa menunduk seperti yang lain.

Park Jihoon, Kaisar muda Southland itu menyeringai. Kemudian ia berjalan menghampiri Hyunsuk yang masih menatapnya tanpa minat. Tanpa Hyunsuk sadari, tatapan itu mengundang perhatian Jihoon.

Jihoon berdiri tepat dihadapan Hyunsuk dan menatapnya datar. Tangan yang semula disimpan di belakang punggungnya kini terarah menyentuh pipi Hyunsuk lalu mencengkeramnya kuat membuat Hyunsuk mendongak menatap Jihoon yang jauh lebih tinggi darinya.

Mata keduanya saling bertatapan. Jihoon semakin menajamkan tatapan. Lalu tiba-tiba tanpa aba-aba Hyunsuk ambruk di pelukannya membuat Jihoon sedikit terkejut dan dengan sigap menangkapnya.

Hyunsuk pingsan.

Semua orang yang ada di sana terkejut, terlebih melihat Hyunsuk jatuh pingsan di pelukan Kaisar mereka. Suasana mendadak sunyi, mereka semua tegang ditempat menanti apa yang akan dilakukan Sang Kaisar. Takut-takut jika kejadian saat ini membuat mereka dihukum. Keterkejutan mereka bertambah kala Jihoon membopong tubuh mungil Hyunsuk yang tak sadarkan diri itu.

"Y—yang Mulia..." Penasihat kerajaan itu berucap setelahnya.

Jihoon menggeleng. "Tak apa, biar aku saja."

Lalu Jihoon pergi membawa Hyunsuk ke ruang kesehatan Kerajaan diikuti sang penasihat dibelakangnya, menghiraukan tatapan keheranan serta iri para budak lain.







***






Hyunsuk terbangun di ruangan berbau obat. Matanya menelisik setiap ruangan yang dipenuhi oleh botol-botol obat herbal di lemari samping kanannya. Dilihatnya seorang pelayan serta Kasim istana berdiri di ujung ruangan. Pelayan itu yang pertama menyadari kalau Hyunsuk sudah terbangun dari pingsannya.

"Anda sudah bangun?" Ucapnya seraya menghampiri hyunsuk yang masih terbaring di atas ranjang itu.

Kening Hyunsuk mengerut kala melihat pelayan itu menunduk hormat padanya. Kenapa menunduk? Kedudukannya sama saja dengan pelayan itu, atau malah lebih rendah karena ia seorang budak.

"Kenapa—" ucapan Hyunsuk terpotong oleh Kasim istana itu yang berujar meminta Hyunsuk untuk menemui Yang Mulia Kaisar atas perintahnya.

Setelah itu dia serta Kasim dan pelayan istana mengantarkan Hyunsuk untuk menemui Kaisar di ruang pribadinya. Ngomong-ngomong, selama Hyunsuk di istana dari dua hari yang lalu itu belum pernah bertemu dengan Permaisuri.

Hyunsuk jadi berpikir kenapa bisa dirinya dipanggil oleh Kaisar. Namun di sisi lain, pikiran jahatnya ia bersyukur karena pingsan pada saat itu. Dia jadi mempunyai alasan dan kesempatan untuk bertemu Kaisar Park dan menggodanya. Disisi lain, Hyunsuk juga khawatir. Entah apa yang akan dilakukan Kaisar Park padanya. Bagaimanapun juga ia telah melakukan kesalahan besar dengan pingsan di pelukan sang Kaisar.

Dalam perjalanannya menuju ruang pribadi Kaisar, mereka bertiga berpapasan dengan seorang pria manis yang diapit oleh lima pelayan dibelakangnya. Yang Hyunsuk yakini dia adalah orang penting di istana. Dan dugaannya benar, itu adalah sang permaisuri.

"Yang Mulia Permaisuri." sapa Kasim serta pelayan tersebut membungkuk saat netranya melihat sang Permaisuri. Hyunsuk pun ikut membungkuk setelahnya.

Permaisuri itu hanya berdeham, matanya memperhatikan Hyunsuk dari ujung kaki sampai ujung rambut tanpa ekspresi apapun. Hyunsuk yang merasa diperhatikan pun hanya menatapnya datar.

"Yang Mulia ingin menemui Kaisar?" Tanya Kasim itu.

Lalu sang permaisuri mengalihkan pandangan pada Kasim tersebut. "Tidak."

Kemudian kakinya melangkah pergi meninggalkan Hyunsuk serta Kasim dan pelayan tersebut diikuti oleh kelima pelayannya.

Setelah Permaisuri jauh dari jangkauannya hyunsuk bertanya. "Itu Permaisuri?" Tanya Hyunsuk seraya menyamakan langkah kakinya dengan Kasim pribadi Kaisar itu.

Kasim tersebut mengehentikan langkahnya lalu menatap Hyunsuk tidak suka. "Jaga bicaramu! Panggil dia Yang Mulia Permaisuri. Kau hanyalah seorang budak."

Hyunsuk memutarkan bola matanya malas. "Iya iya, jadi, dia Yang Mulia Permaisuri?"

"Ya." jawabnya sembari melanjutkan langkahnya

"Kenapa tadi mereka berhenti?" Tanya Hyunsuk langsung menyesuaikan langkah kakinya dengan Kasim itu.

"Tidak tahu." Ucapnya tanpa minat.

"Oh, apa dia tahu aku seorang budak?" Tanya Hyunsuk lagi.

"Dia tahu, dia juga tahu jika kau pingsan di pelukan suaminya." Ujar Kasim itu mengakhiri katanya karena mereka sudah sampai di depan pintu ruang pribadi Kaisar. Membuat Hyunsuk diam sekaligus berpikir bahwa ini adalah sebuah kesempatan. Mengenyampingkan segala demi balas dendam.

Dua penjaga yang berjaga didepan pintu ruangan tersebut membungkuk kepada Kasim itu. Kasim Yoon membukakan pintu tersebut untuk Hyunsuk. "Masuklah!"

Hyunsuk diam sejenak lalu membisikkan sesuatu pada Kasim Yoon saat akan melewatinya. "Akan ku pastikan Kaisar tunduk padaku." Ucap Hyunsuk pelan sembari menyeringai.






***


Oh iya, kata sebutan "Raja" nya aku ganti jadi "kaisar" aja biar gak kaku amat 😅 jadi part sebelumnya aku revisi.


revisi: 09022022

selir ; hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang