POV Tae Young
Kegiatan hari pertama honeymoon adalah: Tidur.
Kami sampai kota Paris setelah lebih dari 10 jam penerbangan. Efek dihantam jetlag, sampai kamar hotel tertidur pulas. Hibernasi bagai beruang musim dingin. Begitulah honeymoon kami dimulai.
"Tae Young bangun! Jauh-jauh ke Paris mau kau gunakan hanya untuk tidur??" Masih terlalu pagi. Sang Mi sudah bersemangat mengguncang tubuhku untuk bangun.
Fakta: semua laki-laki makin hobi tidur setelah menikah.
Badanku mengeliat diatas ranjang, mata setengah terbuka. Menunggu cara terakhir yang biasa digunakan untuk membangunkanku.
Arrgh!
Biasanya dia menciumku bertubi-tubi, sekarang mencubit perut.
Baiklah, Sang Mi sedang belajar membangunkan kebo ini. Sedangkan aku akan terbiasa menerima capitan kepiting alias cubitannya.
.
.
.
Berbekal jaket tebal dan segelas kopi untuk menghilangkan kantuk. Berjalan disekitar hotel mencari sarapan pagi.
Makna lain kebahagiaan pernikahan itu ternyata sesederhana punya partner tetap berburu makanan enak. Karena perutku cepat lapar akhir-akhir ini.
Setelah menghabiskan 2 potong sandwich dan setengah roti punya Sang Mi. Kenyang, memberikan sisanya untuk kuhabiskan.
Fakta: semua laki-laki makin hobi makan setelah menikah.
Makan dan tidur. Apa ini tujuan jauh-jauh ke Paris. Kadang aku pikir, benar perkataan Sang Mi. aku tak romantis. Sulit sekali bersikap manis, apalagi merayu.
Tapi ini Paris dijuluki kota romantis, kota cinta. Demi kelancaran honeymoon, mengurangi sifat kaku dalam diriku.
Ketika ke Paris pertama kali. Bergidik geli dan aneh, setiap melihat pasangan berciuman di depan umum. Hingga mengumpamakan kota Paris dibangun diatas makam massal menjadi kota cinta. Sebagai paradoks kesengsaraan menghasilkan keindahan.
Itu ucapan sinis dari mulutku beberapa tahun lalu. Sekarang berpegangan tangan sambil memandangi istrinya. Sibuk mencari kesempatan untuk menciumnya.
" kau mau sarapan french toast atau french kiss?" Godaku. Sambil membolak-balik menu, untuk sarapan ronde kedua.
Jika ada Jae Su pasti dia sudah mengeluarkan kata penuh iri dan dengki. Semoga pendekatannya dengan Seung Jae berhasil.
Sia-sia merayunya Sang Mi tidak mendengarkan sibuk memotret pemandangan menara effiel dari balkon caffe. Sudah kubilang padanya pakai tripod saja. Dia ingin memotret sendiri.
"Coba lihat hasil fotonya." Merangkul bahunya mendaratkan ciuman di keningnya. Belum puas menyasar juga bibir dan pipinya.
Mukanya memerah. Matanya melotot siap mengajukan protes. "Hyaak ini depan umum.""Jangan malu ini Paris. kita menyapa dengan mencium pipi kiri dan kanan."
Dia berbalik tersenyum, mengapit lenganku mesra, "Sehabis ini kita mau kemana?"
"Museum? tur kapal di Sungai Seine? aku punya list yang panjang," Sang Mi mengerutkan kening. Kebingungan mau memulai dari mana..
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL IT [END]
Fanfiction"Selamatkan aku", Kata gadis itu, apa aku tidak salah dengar? Gadis ini cantik tapi ini bertentangan dengan pekerjaanku. Aku bukan penyelamat tapi malaikat maut untuk dia. Sesuai pekerjaanku sebagai.... Pembunuh bayaran. Konflik sang pembunuh bayar...