KILL IT - 18

900 78 29
                                    


Tae Young POV

Aroma pantai menyelusup kedalam President Room. Kamar hotel paling mewah di Pulau Jeju.
Kepalaku sedikit pusing berdenyut saat  bangun dari ranjang. Mengecek keadaan sekeliling, ini bukan kamarku.

Bangkit dari ranjang sedikit berjinjit. Senyum tipis mengembang di wajahku, efek adrenalin mengalir deras di tubuh. disebabkan hiburan pelepas penat semalam, masih terngiang-ngiang

Tok.. tok..

Suara pintu diketuk.
Langkahku terseok-seok menuju pintu, sambil merapikan kaus.

Hye Lin berdiri didepan pintu. Memakai pakaian tidur tipis tertutupi  outer sutra berbahan krem. Baju tidur  sebatas paha itu. Tak dapat menutupi kaki jenjangnya yang mulus.

Tangannya menyodorkan selembar kertas ke wajahku.

"Ini bayaranmu sesuai perjanjian. Terima kasih bantuannya." ucapnya disertai senyum tipis, nan anggun.

Ia merapatkan lagi baju luarannya, mengikatkan tali pada pinggang rampingnya.

Mengikat kembali sesuatu yang hilang dalam penikahannya.
Aku hanya membantunya.

Membaca angka yang tertera disana, "Bukankah ini terlalu besar nilainya?"
"Sesuai dengan pelayananmu yang memuaskan." pujinya padaku.

Perlu meluruskan semua kesalahpahaman ini. "Aku sedang bosan dan suntuk saja. Anggap  saja semalam hanya pelarian."

Aku teringat hal penting. "Janji jangan beri tau istriku!" meminta ia bersumpah, menjaga rapat rahasia semalam.
Istriku bisa murka jika tau.

"Tentu ini rahasia antara kita berdua." balasnya sambil mengedipkan sebelah mata dan mengigit bibir bawahnya.

Dia memang cantik. Sayang, mendapatkan lelaki yang salah.

Memandang cek pemberiannya. Senilai 3x bayaranku. Akan kugunakan untuk membeli hadiah ulang tahun Sang Mi, saat pulang nanti.

Pulang ke rumah, ke Sang Mi. Seakan  yang terjadi semalam,  bukanlah apa-apa.

.
.
.
.
.

****

Sang Mi POV

Ranjang beroda itu didorong cepat menerobos lorong rumah sakit menuju UGD. Berisi pria paruh baya berteriak mengerang kesakitan, bersimbah darah. Telah terjadi tabrakan beruntun, korban luka-luka berdatangan.

Aku terlalu sibuk untuk memikirkan Tae Young yang hilang tanpa kabar. Sempat mencoba menghubungi  tempat pemotretannya. Bahkan hotel tempat dia menginap. Memang Tae Young sedang bekerja di Pulau Jeju. Hanya itu kabar yang kuketahui.

Kenapa dia tidak mengabari?

Apa dia tidak merindukanku?

"dr. Sang Mi! Ada pasien kritis!" Panggil seorang perawat, membuyarkan lamunanku. Aku akan sibuk beberapa hari ini. Kesibukan yang aku butuhkan.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mobilku terparkir di garasi gelap. Aku lupa menyalakan pengaturan otomatis lampu, hingga rumah kami diselimuti kegelapan, layaknya pernikahan kami.

Dia tak kunjung menghubungi sejak pertengkaran itu.
Apa dia tak ada niat berbaikan?

Toko peralatan Tae Young tutup, jika dia sudah pulang pasti dia berada disana, mengawasi pekerja paruh waktu. Berarti sesuai jadwal Tae Young pulang besok.

KILL IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang