Chapter 4

5.1K 326 1
                                    

"Kamu kenapa?"

Amora yang sedang melamun pun langsung menoleh kearah Indira, Mamahnya.

Ia menggeleng. "Gapapa Mah," jawabnya

Sedari tadi Amora terus saja melamun memikirkan kata kata dari William saat kemarin malam.

'Besok aku jemput, sekalian mau ketemu orang tua kamu.'

Ucapan itu selalu terngiang ngiang diotak Amora. Semoga saja William hanya bergurau saat mengucapkan itu.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Amora pun berpamitan kepada Mamahnya.

"Mah, aku sama kak Dave berangkat ya." Ucap Amora sambil menyalimi tangan Indira

"Iya sayang," ucap Indira, kemudian melihat kearah anak pertamanya. "Dave, bawa motornya jangan ngebut ya, awas aja." Ancamnya

Dave mendengus. "Berasa anak tiri gue," gumamnya

Indira dan Amora tertawa pelan mendengar ucapan dari Dave.

Ting tong

Suara bel rumah berbunyi.

"Aku aja yang bukain pintu," ucap Amora

Iapun berjalan menuju pintu utama. Saat membukakan pintu, sosok yang tak diinginkan Amora lah yang datang.

Siapa lagi kalau bukan William.

William tersenyum. "Pagi," sapanya

"Eh, p-pagi juga kak," ucap Amora

'Njirr dia beneran dateng kesini dong.' Batin Amora

"Silahkan masuk kak."

William pun masuk kedalam rumah Amora, berpapasan dengan Indira dan Dave yang berjalan menuju ruang tamu.

"Siapa yang dateng, Ra?" Tanya Indira

Mata Indira langsung tertuju pada lelaki disebelah Amora.

"Pagi tante," sapa William

Indira tersenyum pada William, setelahnya ia melirik kearah Amora.

"Dia temen kamu, Ra?" Tanya Indira

Amora mengangguk cepat. "Iya mah, dia--"

"Saya pacarnya Amora, tante." Potong William

Indira dan Dave terkejut dengan perkataan dari William, begitupun juga Amora.

"O-oh pacarnya Amora," ucap Indira canggung

Indira sedikit curiga dengan anaknya, mereka sama sekali tidak menandakan sebagai sepasang kekasih. Lagipula yang ia tahu, Amora lebih suka cowok yang humoris. Dan kesan pertama yang Indira lihat dari William, itu jelas jelas bukan tipe pria yang diidamkan Amora.

"Saya kesini mau jemput Amora, tante." Ujar William

"Boleh kan?" Tanyanya

Indira melirik Amora, gadis itu nampak tak senang melihat William berada disini.

"Kamu tanya sama Amora aja ya, kan dia yang mau kamu ajak berangkat bareng." Ucap Indira

Ia tidak mau mengambil keputusan yang tidak disukai oleh anaknya.

William melihat kearah Amora, begitupun sebaliknya. Mata lelaki itu seakan akan berkata kalau Amora harus berangkat bersamanya.

Amora mengangguk kaku. "I-iya, aku mau." Ucapnya pasrah

Dave yang sedari tadi hanya diam, diam diam melihat gerak gerik adiknya. Amora terlihat tertekan berada didekat William.

Wiliam tersenyum pada Amora. Senyum yang menyeramkan bagi gadis itu.

"Kalo begitu kami pamit ya tante." Ucap William sambil menunduk sopan

"Iya, hati hati ya." Ucap Indira

Setelah berpamitan, William dan Amora keluar menuju mobil putih yang terparkir didepan gerbang rumah Amora.

***

"Anjir itu kak William sama siapa woy?!"

"Pacarnya gak sih?"

"Diem diem dah taken ternyata, anjirlah."

"Ceweknya kak William adkel gak sih?"

"Adkel njir, dia itu Amora kelas 10 Ipa 1."

Baru saja turun dari mobil, Amora sudah mendapat bisikan bisikan dari penggemar William, hal itu membuatnya tidak nyaman.

"Jangan didengerin." Ucap William seakan tau apa yang Amora pikirkan

'Gak didengerin juga orang kedengeran.' Batin Amora kesal

Sepanjang berjalan dikoridor, William terus menggenggam tangan Amora, tindakan itu mampu membuat orang lain mengira bahwa dirinya memang pacar dari William.

Ya, emang pacar sih, tapi jalur paksaan.

Setelah sampai didepan kelas Amora, banyak sekali teman kelasnya yang mengintip dari dalam kelas.

William merapihkan poni Amora yang sedikit berantakan. "Belajar yang rajin ya," ucapnya sambil menoel hidung Amora

"Aaaaaa!"

"Anjing lah Amora yang digituin gue yang baper!"

"Mleyot gua anjir!"

"Jangan iri jangan dengki."

Amora yang diperlakukan seperti itupun langsung menunduk, ia malu melihat kearah William karena saat ini pipinya memerah.

William terkekeh pelan, "aku kekelas ya, jam istirahat nanti aku kesini lagi." Ucapnya

Amora mendongak menatap William. "Mau apa?" Tanyanya

"Kekantin bareng." Tangan William usil menoel wajah Amora mulai dari jidat, pipi, hidung sampai bibir gadis itu

"Kak," tegur Amora, wajahnya sudah seperti tomat sekarang

'Mau meninggoy rasanya anjir,' Batin Amora menjerit

William yang ditegur hanya tersenyum samar, setelah mengelus pipi Amora, ia langsung pergi meninggalkan kelas gadisnya.

Iya, gadisnya.

Amora masuk kedalam kelasnya, pemandangan yang pertama ia lihat adalah mata semua teman kelasnya itu menatap kagum padanya.

"Kalian kenapa?" Tanya Amora

"Ra, lo beneran pacarnya kak William?" Tanya salah satu siswa

"Lo gak ngeprank kan?"

"Sejak kapan, Ra?"

"Kok bisa?!"

"Gak tau deh ah," jawab Amora, ia langsung berjalan menuju mejanya

Disana terlihat Morin juga yang sama sama menatap Amora dengan kagum.

"Lo juga ngapain kaya gitu?" Tanya Amora pada Morin

Morin menggeleng tak percaya. "Gak nyangka gue bisa temenan sama pacarnya kak William." Ucapnya

"Bodo amat Rin."

***

Ba! Aku bek 😁
Berapa minggu gak up? 🤔

Lama ya..

But seenggaknya aku masih berpegang teguh buat gak hapus cerita ini 😉

Sayang gais 😆

Btw, makasih buat yang udah baca ya 🤗

13 - 11 - 2021

WILLIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang